Way KananBawasluLampung

Bawaslu Way Kanan Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif kepada Pemilih Pemula di SMK Tunas Wiyata Way Tuba

118
×

Bawaslu Way Kanan Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif kepada Pemilih Pemula di SMK Tunas Wiyata Way Tuba

Sebarkan artikel ini
Bawaslu Way Kanan Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif kepada Pemilih Pemula di SMK Tunas Wiyata Way Tuba
Bawaslu Way Kanan Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif kepada Pemilih Pemula di SMK Tunas Wiyata Way Tuba. (f/ist)

Mjnews.id – Bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tunas Wiyata Way Tuba, Way Kanan, telah berlangsung kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Kepada Pemilih Pemula, Jumat (27/10/2023).

Pemilih pemula adalah mereka yang belum pernah menggunakan hak suaranya di Pemilu maupun Pemilihan, termasuk juga purnawirawan TNI dan Polri yang baru punya hak suara setelah pensiun.

Namun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Way Kanan memfokuskan kepada mereka Pemilih Pemula yang berusia 17 tahun pada saat hari pemungutan suara (14 Februari 2024) yang saat ini banyak menduduki kelas XII ditingkat menengah atas maupun kejuruan.

Kegiatan tersebut berlangsung meriah, dibanjiri pertanyaan interaktif dan juga Doorprize dari panitia. Panasnya cuaca di siang hari rupanya sudah menjadi hal yang biasa bagi peserta didik maupun dewan guru karena sekolah tersebut melakukan proses belajar mengajar pada siang sampai dengan sore hari.

Suasana semakin pecah tatkala para murid berebut menunjukkan tangan sembari mengucap, saya kak, saya. Hal tersebut terjadi saat pemateri dari Pimpinan Bawaslu Way Kanan (Sigit Dwi Suwardi) memberikan pertanyaan siapa yang ingin jadi anggota DPRD atau Bupati Way Kanan.

Namun selanjutnya suaranya tersebut tidak lagi menjadi berebut dan dengan serentak mereka mengatakan “huuuuuu”. Karena kalimat selanjutnya yang disampaikan pemateri adalah, yang mau jadi anggota DPRD 500 juta, kalau ada yang nawar kita naikkan lagi.

Ilustrasi di atas akan benar-benar terjadi perihal pelelangan kursi jabatan lima tahunan apabila money politic terus terjadi dan merajalela.

“Kita bersyukur tinggal di negara demokrasi sehingga kita memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Pemimpin negeri ini,” katanya.

Angga, salah satu siswa dari kelas XII memberikan pertanyaan tentang bagaimana cara agar money politic tidak tumbuh subur dalam setiap pesta demokrasi?

Sigit menjawab dan mengatakan bahwa secara bersama kita (Pemilih, Peserta, Penyelenggara Pemilu) menjadikan Politik uang itu musuh bersama. Kesadaran para pemilih akan bahayanya korupsi yang dilakukan pejabat salah satu sebabnya adalah cost politic yang mahal, oleh sebab itu kita harus membantu memberikan gak suara kita kepada bukan mereka yang bayar melainkan mereka yang memiliki visi-misi jelas saat ia menjabat nanti.

Selain itu juga, perlu komitmen yang kuat dari setiap peserta Pemilu untuk tidak melakukan perbuatan yang jelas dilarang undang-undang Pemilu tersebut,sebenarnya banyak hal yang masih bisa diberikan peserta pemilu kepada pemilih, ada kalender, pakaian, penutup kepala dan lain sebagainya yang diatur dalam bahan kampanye peserta pemilu,” ungkap Sigit.

Kegiatan yang berlangsung sampai dengan sore hari tersebut setidaknya diikuti puluhan peserta dari siswa-siswi SMK Tunas Wiyata Way Tuba yang diharapkan ilmu yang didapat bisa mereka tularkan kepada kawan-kawan lainnya maupun lingkungan dimana mereka tinggal, sehingga 14 Februari 2024 selain hari kasih sayang adalah hari kasih suara bukan dengan iming-iming money politic maupun berita hoax dan lain sebagainya.

(ton)

Kami Hadir di Google News