Ekonomi

Sri Mulyani ke CPNS Kemenkeu: Meski Berat Kita Harus Tolong Rakyat!

95
×

Sri Mulyani ke CPNS Kemenkeu: Meski Berat Kita Harus Tolong Rakyat!

Sebarkan artikel ini
sri mulyani indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

MJNews.id – Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan keuangan negara sedang tertekan karena pandemi Covid-19. Di tengah tekanan tersebut, pemerintah harus tetap hadir membantu masyarakat yang terdampak.

Tekanan tersebut membuat penerimaan negara menyusut lantaran sektor pajak tidak dapat bekerja maksimal. Pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap industri nasional. Hal itu pun membuat kemampuan bayar pajak pelaku industri terdampak.

Dengan kondisi seperti ini, Sri Mulyani pun meminta 1.521 calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kementerian Keuangan tetap bekerja fokus di tengah tantangan pandemi Corona.

“Keuangan negara tertekan tapi kita harus tolong rakyat. Kita harus bayar masyarakat yang masuk rumah sakit karena Covid,” kata Sri Mulyani dalam acara Orientasi Calon ASN Kementerian Keuangan Tahun 2021 yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (17/2/2021).

Selain masyarakat, Sri Mulyani mengatakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga harus menyediakan anggaran untuk membantu tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Kita bantu usaha kecil karena PSBB, bantu seluruh murid-murid di Indonesia yang sekolah pakai internet, bantu gurunya,” jelasnya seperti dikutip detikcom.

Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meminta kepada 1.521 CPNS Kementerian Keuangan bekerja dengan baik sesuai dengan lima nilai-nilai yang ditetapkan instansi.

Selain membantu masyarakat, pemerintah juga memiliki banyak program prioritas yang harus dilaksanakan seperti membangun infrastruktur mulai dari jalan, listrik, bendungan dan lainnya yang membutuhkan dana dari APBN.

“Kita kelola keuangan negara karena tekanan besar, masuk Kementerian Keuangan rasakan setiap detik dan denyut kalian yang peranan sangat strategis dan sentral, sebuah fungsi dan tanggung jawab penting,” ungkapnya.

Sri Mulyani meminta kepada 1.521 CPNS Kementerian Keuangan untuk tidak terlena atas rasa bangga karena sukses bergabung di lingkungan Kementerian Keuangan. Sebagai CPNS, dikatakan Sri Mulyani perjalanan panjang sebagai abdi negara justru baru dimulai.

“Anda diterima di Kementerian Keuangan merupakan langkah awal. Temanya saja from zero to hero, itu menggambarkan bahwa untuk mencapai level zero saja Anda harus berjuang luar biasa, itu patut disyukuri dan Anda boleh merasa bangga untuk memupuk rasa semangat Anda,” kata Sri Mulyani.

“Tapi jangan lupa Anda masih di level zero, perjuangan yang keras itu baru mencapai level zero. Ke depannya Anda semua 1.433 dan 88 calon diharapkan akan menjadi hero, tidak hanya di lingkungan Kementerian Keuangan,” tambahnya.

Untuk menjadi seorang CPNS, Sri Mulyani mengungkapkan ada lima poin penting yang harus dipegang. Poin pertama, dikatakannya adalah integritas. Dia menjelaskan, integritas tidak hanya sebatas pada korupsi.

“Integritas itu jauh lebih besar dari tidak korupsi, integritas itu anda memiliki pendirian, sebuah benteng, sebuah kepribadian yang anda tidak akan gadaikan,” lanjut dia.

Kedua, adalah profesionalitas. Sri Mulyani menjelaskan setiap CPNS Kementerian Keuangan harus memiliki kompetensi. Di mana bisa menguasai setiap pekerjaan yang ditugaskan oleh negara.

“Terus belajar, cari ilmu, cari pengetahuan sampai ujung dunia sehingga jajaran Kementerian Keuangan akan diisi orang-orang yang punya pengetahuan dan tekad akan naik, tidak cepat puas dan haus ilmu pengetahuan untuk menambah kompetensinya,” katanya.

Ketiga, adalah sinergitas. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan sinergitas diperlukan karena unit kerja Kementerian Keuangan terbagi menjadi beberapa direktorat yang saling terikat satu sama lain.

Dia mencontohkan, seperti penerimaan negara yang dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Dari penerimaan ini, lalu Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) akan mengatur dan mengalokasikannya untuk semua program yang akan dijalankan dan masuk ke belanja negara.

Keempat, adalah pelayanan. Sri Mulyani menjelaskan sebagai abdi negara harus memastikan pelayanan yang diberikan kepada publik atau masyarakat bisa berjalan dengan baik. Menurut dia, pelayanan ini terdengar mudah namun dalam pelaksanaannya sangat sulit.

“Melayani masyarakat belum tentu diterimakasihi, bisa dimarahi karena kurang baik dan belum memuaskan, dan belum bisa sesuai harapan. Jadi saya ingin kalian memiliki mental yang cukup untuk bisa membangun sikap bagaimana melayani dan ikhlas,” katanya.

Kelima, adalah kesempurnaan. Sri Mulyani menjelaskan kesempurnaan di sini adalah gabungan dari seluruh nilai penting yang ada di Kementerian Keuangan. Mulai dari integritas, profesionalitas, sinergitas, dan pelayanan.

“Itu nilai-nilai luhur dan menjadi pedoman Anda dalam perjalanan Anda dari zero from hero,” ujarnya.

“Jangan sampai salah satunya hilang, jangan sampai salah satunya kalian tinggalkan. Karena salah satunya hilang, ditinggalkan, atau dikhianati, saya yakin Anda tidak akan jadi hero,” sambungnya.

Total CPNS lingkungan Kementerian Keuangan yang mencapai 1.521 orang ini berasal dari 1.433 lulusan PKN-STAN dan 88 orang sisanya merupakan rekrutmen umum pada formasi tahun 2019. Sebanyak 16 orang akan bekerja di unit Sekretariat Jenderal (Setjen), 20 orang di unit kerja DJA, 83 orang bekerja di unit Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).

Selanjutnya sebanyak 525 orang ditempatkan di unit DJP, 327 orang ditempatkan di unit DJBC, 512 orang akan ditempatkan di unit Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), dan 2 orang akan ditempatkan di unit Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK).

Sisanya sebanyak 11 orang akan ditempatkan di unit Inspektorat Jenderal (Itjen), 9 orang akan ditempatkan di unit Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), 9 orang akan bekerja di Badan Kebijakan Fiskal (BKF), dan 7 orang akan bekerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).

(*/dtc)

Kami Hadir di Google News