Berita

Ngadu ke Mensos, Penyandang Disabilitas dari Bandung Dapat Layanan Fisioterapi Gratis

60
×

Ngadu ke Mensos, Penyandang Disabilitas dari Bandung Dapat Layanan Fisioterapi Gratis

Sebarkan artikel ini
Penyandang Disabilitas dari Bandung Dapat Layanan Fisioterapi Gratis
Penyandang Disabilitas dari Bandung Dapat Layanan Fisioterapi Gratis. (f/humas/

Mjnews.id – Penyandang disabilitas fisik asal Bandung, Ogi Mahmudin (36), mendapatkan layanan fisioterapi gratis dari Kementerian Sosial melalui Sentra Abiyoso di Cimahi. Tidak hanya fisioterapi, Ogi juga diberikan kursi roda cerebral palsy (CP) untuk mendukung mobilitasnya.

Sebelumnya, salah satu keluarga Ogi bersurat kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini perihal kondisi Ogi dan meminta bantuan aksesibilitas.

Menurut keterangan Bibi Ogi, Eem Sukaesih (61), keponakannya memang sudah sering mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun swasta, dan bahkan menjadi prioritas di desa tempat tinggalnya.

Namun belum ada bantuan seperti fisioterapi dan kursi roda khusus yang mendukung perkembangan fisik Ogi.

“Sering dikasih bantuan, tapi gak pernah ada yang kayak gini. Alhamdulillah mudah-mudahan kalau diterapi terus setidaknya Ogi bisa duduk,” katanya saat ditemui oleh Tim Sentra Abiyoso di kediamannya di Desa Cilampeni, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 29 Maret 2024.

Sejak berusia dua tahun, Ogi dirawat oleh neneknya, Endoh Hadijah (82), dan dibantu bibinya. Orang tuanya sudah bercerai dan sesekali menjenguk Ogi.

Kondisi disabilitas yang dimiliki Ogi berawal dari kelahirannya yang prematur dan mengalami cerebral palsy. Sejak saat itu, Ogi lebih sering berbaring di kasur.

Plt Kepala Sentra Abiyoso, Rinto Indratmoko, mengatakan hasil pemeriksaan fisioterapis menunjukkan Ogi masih bisa diajak komunikasi meskipun terbatas.

Dari segi fungsional masih bisa beraktivitas meskipun dengan ngesot.

“Jadi kami sarankan untuk lebih sering duduk karena dia kebanyakan tidur. Makanya kami akan lakukan fisioterapi rutin berbasis homecare. Kami tugaskan fisoterapi ke rumah Ogi minimal sekali sebulan,” ujarnya dalam laporan kepada Menteri Sosial yang diterima pada 7 April 2024.

Kemensos, lanjut Rinto, memberikan edukasi kepada keluarga mengenai kegiatan-kegiatan ringan yang bisa dilakukan untuk menstimulasi motorik sebagai latihan fisoterapi. Hal ini agar mobilitas Ogi bisa berkembang.

Keluarga juga bisa menggunakan kursi roda CP untuk membawa Ogi keluar rumah dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Selain fisioterapi, Rinto mengungkapkan pihaknya akan membawa Ogi ke dokter spesialis saraf untuk penanganan kejang.

Ogi diketahui bisa mengalami kejang sebanyak 4 kali sebulan yang mengakibatkan tangan kanannya lengket.

Rencananya Ogi akan ke dokter setelah mendapatkan persetujuan dari ayah kandungnya.

Dikatakan Rinto, Kemensos tidak hanya memberikan bantuan kepada Ogi saja, namun keluarga yang merawat juga mendapatkan bantuan.

Ogi dirawat oleh keluarga yang sudah lansia, sehingga keduanya diusulkan mendapatkan bantuan permakanan lanjut usia. Ogi juga sudah didaftarkan sebagai penerima program permakanan disabilitas.

Untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, neneknya Ogi, Endoh, hanya mengandalkan uang pensiun suaminya sejumlah Rp1,5 juta per bulan. Ia memang sering mendapatkan uang dari anak-anak, namun tidak rutin. Sedangkan bibinya mengurus rumah tangga.

Oleh karena itu, Kemensos akan memberikan bantuan ATENSI Kewirausahaan kepada keluarga Ogi.

“Sebagai tindak lanjut, kami akan berikan bantuan modal usaha jualan kopi untuk keluarga,” ujar Rinto.

Sementara itu, Kemensos telah memberikan bantuan ATENSI berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak seperti penambahan nutrisi dan sembako, perlengkapan tidur (kasur, seprei, guling, bantal, selimut, perlak), hygiene kits, dan sandang.

Adapun dalam penanganan Ogi, Kemensos bekerja sama dengan aparat setempat seperti pemerintah Desa Cilampeni dan Dinas Sosial Kabupaten Bandung.

(*)

Kami Hadir di Google News