EkonomiSumatera Barat

Inflasi Sumbar Pemicunya Kenaikan Harga Jengkol dan Biaya Rekreasi

80
×

Inflasi Sumbar Pemicunya Kenaikan Harga Jengkol dan Biaya Rekreasi

Sebarkan artikel ini
pedagang jengkol
Seorang Pedagang jengkol sedang menunggu pembeli. (ist)

MJNews.id – Badan Pusat Statistik Sumatera Barat (BPS Sumbar) mencatat provinsi ini mengalami inflasi 0,12 persen pada Januari 2021 yang dipicu oleh naiknya harga jengkol dan biaya rekreasi.

“Pada Januari 2021 Padang inflasi 0,10 persen dan Bukittinggi 0,30 persen sehingga secara agregat inflasi Sumbar menjadi 0,12 persen,” kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumbar, Kenda Paryatno di Padang, beberapa waktu lalu.

Menurut dia selain kenaikan biaya rekreasi dan harga jengkol sejumlah komoditas penyumbang inflasi pada Januari 2021 adalah bawang merah, nasi dengan lauk, kentang, tahu mentah, ikan tongkol, cabai hijau, petai dan ikan goreng.

Untuk rekreasi terjadi perubahan harga sebesar 15,18 persen dengan andil inflasi 0,07 dan jengkol 34,65 persen dengan andil 0,06 persen, kata dia.

Pada sisi lain sejumlah komoditas mengalami penurunan harga pada Januari 2021 yaitu angkutan udara, cabai merah, kangkung, ikan gembolo, jeruk, bayam, air kemasan, daun singkong, ikan asin teri, dan telur ayam ras.

Ia menambahkan dari 24 kota di Sumatera semua kota mengalami inflasi pada Januari 2021 dan yang tertinggi di Pangkal Pinang 1,17 persen serta terendah di Padang, 0,10 persen.

Kota Padang berada pada urutan ke 24 dari semua kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan Bukittinggi urutan ke-21.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat akan mengembangkan 2.000 batang bibit jengkol terenak yang berasal dari indukan bersertifikasi yang tumbuh di daerah setempat.

Berdasarkan penelitian Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika Aripan Sumatera Barat pada 2018 diketahui terdapat dua varietas jengkol unggul di Pesisir Selatan yakni Bareh dan Lokan.

Kedua varietas itu diklaim sebagai jengkol terenak se-Indonesia karena keduanya menghasilkan buah jengkol yang memiliki kadar amilosa rendah dibanding jengkol lainnya.

Kadar amilosa yang rendah ini membuat pengonsumsinya berisiko kecil mengalami sakit perut serta daging buahnya lebih renyah.

Kendati demikian, lanjutnya khusus indukan varietas Lokan hanya ada satu batang dan indukan varietas Bareh dua batang.

(*/eds)

Kami Hadir di Google News