KriminalitasSumatera Barat

Buruh Bangunan di Bukittinggi Tewas Dikeroyok

95
×

Buruh Bangunan di Bukittinggi Tewas Dikeroyok

Sebarkan artikel ini
Buruh Bangunan di Bukittinggi Tewas Dikeroyok

mjnews.id – Seorang pria, Ridwan (32) tewas dikeroyok sekelompok pemuda di Aua Tajungkang Tangah Sawah (ATTS), Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa (21/4/2020) sekitar pukul 02.00 WIB.

Kapolres Bukittinggi, AKBP Iman Pribadi Santoso menyebutkan saat ini kasus tersebut tengah didalami. “Sementara kita simpulkan dikeroyok karena pelaku tak terima ditegur korban,” katanya kepada wartawan.

Dijelaskan, kejadian bermula saat korban yang sehari-hari buruh bangunan mendapati sekelompok anak muda tengah berkumpul di sebuah tempat di Tengah Sawah. Melihat para pemuda tak dikenal itu, R berinisiatif menegur. Sayangnya, para pemuda yang diperkirakan berjumlah 6 orang itu, tak terima dan langsung mengeroyok korban.

Akhirnya, korban pun meninggal dunia akibat luka berat di bagian kepala karena dipukul pakai kayu.

“Para pelaku berasal dari kelurahan lain, jadi korban ini dikeroyok para pendatang. Pelaku di bawah pengaruh minuman keras,” ungkap AKBP Imam.

Pihak Kepolisian saat ini sedang mendalami kejadian. Sementara 3 pelaku berusia 22-24 tahun yang diduga ikut dalam pengeroyokan sudah diamankan, dan 3 lainnya masih buron.

Di tempat terpisah, anggota DPRD Sumbar, M. Nurnas sangat menyayangkan terjadinya tragedi pengeroyokan berujung maut itu. Menurutnya, pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan menjaga jarak itu, garda terdepannya berada di tangan masyarakat. Setiap masyarakat berhak dan wajib saling mengingatkan.

“Adanya kasus ini tentu sangat kita sayangkan. Harusnya sudah tertanam pemahaman kepada setiap anggota masyarakat bahwa saling mengingatkan dalam situasi wabah seperti ini adalah hak dan kewajiban,” kata Nurnas, Selasa (21/4/2020).

Menurut Nurnas, tim pengawas pelaksanaan protokol kesehatan menjaga jarak tersebut harus terbentuk sampai ke tingkat kelompok masyarakat paling rendah. Tim menjadi bagian dari gugus tugas penanganan Covid-19 sampai ke basis masyarakat di jorong, RT dan RW.

“Seluruh masyarakat, harusnya saling memahami. Jadi ketika ditegur tidak terjadi insiden keributan, bahkan sampai ada yang meninggal dunia akibat keributan, tidak terima ditegur,” ujarnya.

Nurnas mengungkapkan, sebelumnya juga terjadi pengeroyokan kepala kampung di daerah Pesisir Selatan. Mestinya ini tidak terjadi, jika, menurut Nurnas, seluruh masyarakat saling memahami.

“Apalagi besok mulai diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jangan sampai insiden seperti itu terjadi lagi,” imbaunya.

Dia mengapresiasi pihak kepolisian yang langsung bertindak dan menangkap para pelaku. Untuk persoalan hukum, Nurnas menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum.

“Namun yang penting, dapat menjadi efek jera sehingga yang lain tidak lagi melakukan tindak anarkis seperti itu,” ujarnya. (*/eds)

Kami Hadir di Google News