EkonomiSumatera Barat

Terapkan Aerocity, BIM Bersiap Jadi Kota Metropolitan

89
×

Terapkan Aerocity, BIM Bersiap Jadi Kota Metropolitan

Sebarkan artikel ini
Rakor dan FGD Safe Travel dan Konsep Pengembangan Aerocity
EGM PT AP II BIM, Yos Suwagiono foto bersama narasumber lainnya saat Rakor dan FGD Safe Travel dan Konsep Pengembangan Aerocity serta Langkah Strategis untuk Penunjang Pariwisata Sumatera Barat, Jumat (7/8/2020). (ist)

mjnews.id – PT. Angkasa Pura (AP) II berencana menjadikan kawasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi kawasan metropolitan dengan konsep aerocity. Untuk mewujudkan langkah tersebut dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak, terutama pemerintah daerah di Sumatra Barat.

Hal itu dikemukakan Eksekutif General Manager (EGM) PT AP II BIM, Yos Suwagiono saat Rakor dan FGD Safe Travel dan Konsep Pengembangan Aerocity serta Langkah Strategis untuk Penunjang Pariwisata Sumatra Barat, Jumat (7/8/2020). Dia mengatakan, menjadikan BIM sebagai aerocity tidak hanya akan menguntungkan dari sisi bandara, tapi turut mengangkat perekonomian daerah, karena BIM akan menjadi kawasan pusat ekonomi, bisnis, perkantoran, olahraga, dan lainnya.

“BIM akan menjadi pusat kegiatan, mendorong pertumbuhan ekonomi. Nanti akan jadi pusat perpindahan moda transportasi dari udara ke darat, bahkan juga laut,” tuturnya. 

Namun diakuinya, untuk mengembangkan BIM dengan konsep aerocity perlu dukungan berbagai pihak, terutama pemerintah daerah. “Perlu peraturan daerah untuk mendukung pengembangan tersebut. Apalagi BIM ini berada di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, dekat dengan Padang dan Pariaman,” tuturnya. 

Tak cuma perda, ke depan tentunya diharapkan pula hadir peraturan pemerintah untuk bisa mengembangkan BIM menjadi kawasan metropolitan dengan konsep aerocity dimaksud. Saat ini, di Indonesia lanjutnya, sudah ada bandara yang mengembangkan konsep tersebut, yakni Kertajati di Jawa Barat dan Kualanamu di Sumatra Utara. 

Gagasan EGM PT AP II BIM ini disambut baik para peserta rakor tersebut. Kepala Otoritas Bandara Wilayah VI, Agoes Soebagio juga menyatakan dukungannya, karena konsep aerocity sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju. Khusus di wilayah kerjanya, beberapa bandara juga sudah mulai menuju pengembangan dengan pola aerocity tersebut. 

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial juga menyatakan dukungannya. Menurutnya, bandara adalah titik utama gambaran sebuah negara atau daerah. Begitu pula dengan BIM. Bila orang melihat bandara itu, maka orang akan tahu bagaimana Sum bar sesungguhnya. Di sisi lain, bandara juga bisa menjadi titik promosi pertama bagi pengembangan pariwisata daerah. Apalagi, Sumbar kini terus menggenjot sektor ini di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia. 

Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofiardi mengatakan, instansi yang dipimpinnya juga tengah mengembangkan berbagai moda transportasi demi mendukung keberadaan BIM sebagai pintu masuk ke Sumatra Barat.

“Pada 2020 ini akan beroperasi angkutan wisata dari BIM ke Bukittinggi dan ke Mandeh. Selain itu juga sudah ada kereta api, dan moda lainnya,” pungkasnya. (eds)

Kami Hadir di Google News