ReligiSumatera Barat

Wabup Tanah Datar Kunjungi Pesantren Darul Ulum Padang Magek

70
×

Wabup Tanah Datar Kunjungi Pesantren Darul Ulum Padang Magek

Sebarkan artikel ini
surau di Nagari Padang Magek

Salah satu surau di Nagari Padang Magek yang menjadi tempat tinggal sekaligus berkarya nyata bagi santri laki-laki, Ponpes Darul Ulum. (ampera salim)

mjnews.id – Pondok Pesantren Darul Ulum di Nagari Padang Magek, Kecamatan Rambatan, sejak dulu konsisten dalam melestarikan berbagai tradisi keagamaan, di antaranya ziarah kubur dan doa berama.

Pada kegiatan yang berlangsung, Senin (11/8/2020), Wakil Bupati Tanah Datar H. Zuldafri Darma turut hadir. Menurut pengakuan pengurus, ini pertama kalinya pimpinan pemerintahan daerah turut serta, kendati sebelumnya ada juga, namun sebatas bersilaturahim dan mengunjungi gedung pesantren tradisional tersebut.

“Sejak dilaksanakan secara rutin setiap tahun, kegiatan doa bersama dan ziarah kubur pemakaman pendiri pesantren ini, baru kali inilah yang diikuti langsung pimpinan pemerintahan daerah, melalui Bapak Wakil Bupati Zuldafri. Kami tentu berterima kasih atas dukungan dan kunjungan ini,” sebut Pimpinan Pesantren Syahyuti Abbas.

Wabup Zuldafri dalam sambutan menyatakan, pelaksanaan tradisi berdoa dan ziarah makam, tentu bisa menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan jalinan tali silaturahmi dan rasa menghargai jasa para pendiri Pondok Pesantren Darul Ulum ini. “Saya berharap tradisi seperti ini hendaknya tetap dipertahankan dan dilestarikan, sehingga bisa menjadi pelajaran dan contoh bagi generasi muda,” katanya.

Dikatakan, pengembangan dan peningkatan bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan dan adat istiadat serta beberapa bidang lainnya menjadi perhatian yang tertuang dalam visi dan misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. Kegiatan ini, imbuh wabup, setidaknya bisa dikategorikan dalam bidang keagamaan dan adat budaya, tentunya selaku pimpinan daerah kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan serta dukungan terhadap kegiatan seperti ini.

Jadi tuanku

Pesantren Darul Ulum Padang Magek didirikan seorang ulama bernama Buya Tk. Salim Malin Kuning pada 1942. Ulama yang pernah jadi walinagari Padang Magek selama tiga periode pada era Orde Baru tersebut lahir 1914 dan meninggal pada 1987 silam.

Pesantren ini dikelilingi surau-surau milik masyarakat. Surau itu ditempati para santri kita sambil belajar dan mendalami kitab kuning. Tidak saja asal Tanah Datar, para santri juga berdatangan dari Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Sawahlunto, Limapuluh Kota, dan Dharmasraya.

Santri di pesantren ini belajar ilmu-ilmu keislaman dengan menggunakan kitab kuning yang berbahasa Arab gundul. Tamatan dari pesantren ini berhak menyandang gelar tuanku.

Untuk mendapat gelar tuanku tersebut, jelas bukan perkara mudah. Seorang anak yang masuk ke pesantren itu setamat Sekolah Dasar (SD), baru bisa menyelesaikan kajinya dan berhak menyandang gelar tuanku sampai dengan 12 tahun. Itupun harus pula dilengkapi dengan menjadi asisten guru di pesantren itu selama dua tahun pula.

Kalau sudah menyandang gelar tuanku, tidak boleh lagi mengenakan baju berlengan pendek dan baju kaos. Mereka harus berbusana lengan panjang, mengenakan kain sarung, pakai peci, berjalan dengan dagu yang merendah dan banyak aturan lainnya yang tak boleh dilanggar sama sekali. Seorang tuanku harus menguasai semua ilmu yang dibutuhkan, berakhlak mulia dan ahli ibadah. (musriadi musanif)

Kami Hadir di Google News