 |
| Ilustrasi. |
mjnews.id – Budi Efendi, terdakwa kasus kepemilikan narkotika jenis sabu seberat 14,6 gram menjalani sidang di Pengadilan Negeri Padang, Senin (23/11/2020).
Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Darmawati menyebutkan, kejadia berawal pada Selasa, 16 Juni 2020 sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu terdakwa menerima telepon dari Botak Singa (DPO). Botak mengatakan kalau dia punya paket sabu dan menawarkan pada terdakwa untuk menyimpannya.
Mereka berdua kemudian berkompromi. Botak menawarkan uang Rp.500 ribu dan paket sabu untuk dipakai terdakwa. Terdakwa pun kemudian menyetujui. Botak pun mengatakan kalau paket itu nanti akan diantar Agil ke rumahnya.
Agil, yang merupakan anggota dari Botak sampai di rumah terdakwa. Dia menyerahkan paket sabu yang dibalut pakai tisu, dan uang sebesar Rp.500 ribu. Terdakwa menerimanya, di dalam tisu ada 5 paket sabu dan 1 paket kecil sabu. Paket kecil kemudian digunakan terdakwa di kamar mandi.
Besoknya, Botak menghubungi terdakwa dan mengatakan kalau Agil akan datang menjemput paket sabu itu. Dia pun juga memerintah terdakwa untuk membagi dua paket itu. Setengahnya diberikan ke Agil dan setengahnya disimpan terdakwa.
Pada Kamis, sekitar pukul 1 dini hari, Agil mendatangi rumah terdakwa untuk menjemput paket sabu yang sudah ditentukan sebelumnya. Tiba-tiba polisi datang. Setelah digeledah ditemukan 9 paket kecil sabu dan 4 paket sabu yang dibungkus plastik klip. Terdakwa kemudian digiring ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dari hasil penimbangan di Perum Pegadaian Terandam, didapatkan barang bukti tersebut seberat 14,60 gram. Dari hasil pemeriksaan urine terdakwa juga diketahui kalau dia positif menggunakan Metamfetamin.
JPU menyebutkan, perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 114 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
(adi)
