Berita

Sawah Warga di Matua Katiak Agam Terkendala Air

127
×

Sawah Warga di Matua Katiak Agam Terkendala Air

Sebarkan artikel ini
Sawah Warga di Matua Katiak Agam Terkendala Air
Kelompok Tani Sepakat Matua Katiak, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam terus berupaya memperbaiki tali bandar untuk mengairi sawah. (Ist)

mjnews.id
– Saluran air sawah Pematang Labuah Runtuah Sariak, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam yang mengaliri lebih enam hektare sawah dan ladang, belakangan ini, tidak mendapat pasokan air.
Hal itu terjadi akibat patahnya polongan air yang sudah beberapa kali diperbaiki secara tradisonal di kelok penurunan ke Matua Katiak.
Demikian keluhan anggota kelompok tani Gantiang Sepakat Matur Katik Nagari Matur Hilir, kecamatan Matur, N. Sidi Tukang, saat ditemui sedang memperbaiki polongan aliran Banda Aia Sawah Pematang Labuah Runtuah Sariak kemarin di Matua Hilia.
N. Sidi Tukang menuturkan, ia bersama kelompòk tani Tani Gantiang Sapakat Matur Katiak Nagari Matur Hiliia terus berupaya agar air bisa mengalir ke ladang dan sawah yang terbentang luas diperbukitan. Saat ini sedang musim tanam, bila air tidak cukup dengan sendirinya selain gagal panen juga sejumlah tanaman akan kerdil dan mengurangi hasil panen.
“Kami berharap aliran Banda Aia Sawah Pematang Labuah Runtuah Sariak, Matur Katik Ampek Surau ini mendapat perhatian dari pemerintah sehingga hasil panen dan ekonomi masyarakat pemakai air disepanjang aliran dapat berusaha meningkatkan ekonominya,” kata N. Sidi Tukang bersama 11 orang yang saat ditemui menebang bambu untuk membantu aliran air ke sawahnya segera mengalir.
N. Sidi Tukang juga menyebùtkan, masyarakat petani ada dibantu Pemda Agam saat bencana, namun kembali runtuh dan ambruk, maka saat ini sudah beberapa kali dan bahkan pada musim tanam kami terpaksa dan berupaya memperbaiki kembali.
Pengerjaan perbaikan Banda Aia Sawah Pematang Labuah Runtuah ini, katanya, cukup sulit dan membahayakan, dimana pekerja menebang bambu yang posisinya berada dilokasi sulit. Kemudian untuk memasang dibutuhkan kerjasama ekstra dimana meletakkan penyanggah hampur sebatang bambu yang ditancapkan akar bisa memasang saluran yang dilaplisi dengan plastik. Itupun dikerjakan dengan memanjat bambu yang sudah terlasang.
“Kegiatan yang membahayakan itu perlu mendapat perhatian kita semua, apalagi tidak memakai alat bantu berupa tali pengikat petugas yang bekerja membuat polongan air darurat, dan sangat diperlukan,” ucapnya.
Demikian sekelumit diceritakan N Sidi Tukang yang sudah 3 hari bekerja, memperbaiki aliran banda air sawah pematang, yang diperkirakan akan selesai selama satu minggu lebih, ia berharap adanya bantuandan perhatian dari pemerintah. (irm)

Kami Hadir di Google News