Wisata

Indeks Membaca Rendah, Wisata Sejarah Kota Sawahlunto Kurang Diminati

109
×

Indeks Membaca Rendah, Wisata Sejarah Kota Sawahlunto Kurang Diminati

Sebarkan artikel ini
pustaka
Ilustrasi.

MJNews.id – Kota Sawahlunto yang telah dinobatkan sebagai warisan situs dunia UNESCO pada tahun 2019 memiliki banyak objek bersejarah. Namun sayangnya, kunjungan wisatawan mengalami penurunan akibat masa pandemi Covid-19.

Kota ini memiliki museum Gudang Ransum, Museum Kereta Api Sawahlunto, Lubang Mbah Suroh, Lubang Kalam Sawahlunto yang banyak menyuguhkan informasi seputar cikal bakal Sawahlunto. 

“Kita banyak memiliki objek wisata bersejarah. Karena indeks membaca Sawahlunto rendah, wisata-wisata yang bersifat sejarah kurang diminati masyarakat. Pengunjung lebih cenderung menyukai wisata bahari, dan alam,” kata Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Disparpora Kota Sawahlunto, Tatang Sumarna di Padang, baru-baru ini.

Kota tambang batu bara ini juga memiliki beragam iven pariwisata yang menarik. Salah satunya SISCa (Sawahlunto Internasional Songket Carnaval) yang merupakan iven tahunan di Kota Sawahlunto. Kegiatannya diisi dengan agenda Pawai Budaya dari berbagai kreasi busana berbahan songket yang diikuti oleh sekelompok BUMN, instansi pemerintah, organisasi sosial, desainer lokal, bahkan sekolah. Selain itu ada juga lomba photo competition. 

“Sangat disayangkan semenjak pandemi Covid-19, pelaksanakan kegiatan-kegiatan di kota Sawahlunto hampir semuanya tidak dianggarkan secara real. Jumlah kunjungan wisata pun juga mengalami penurunan. Namun di masa-masa sebelumnya tidak terjadi penurunan secara signifikan,” katanya. 

“Pelaksanakan iven-iven di kota Sawahlunto tahun 2021 hampir semuanya tidak dianggarkan secara real. Secara keseluruhan pertahun memang terjadi penurunan. Itu lebih kepada bukan pembatasan di kita. Tapi memang perilaku kabupaten/kota yang lain masyarakatnya mungkin enggan melaksanakan perjalanan. Khusus Sawahlunto semua objek tetap buka dengan mematuhi protokol kesehatan, “ jelas Tatang Sumarna.

Dalam menyikapi arus pengunjung tersebut, Disparpora kota Sawahlunto membuat strategi awal orientasi terkait kunjungan wisatawan di Sawahlunto, melakukan penyiapan-penyiapan objek, ditambah dengan protokol kesehatan Covid-19 masing-masing objek. Selain itu karena iven-iven sangat terganggu, maka banyak melakukan kegiatan promosi di ranah media sehingga kota Sawahlunto semakin dikenal nantinya. 

Kasi Pemasaran Disparpora kota Sawahlunto, Riza Anggraini juga menambahkan bahwa status Sawahlunto yang sudah diakui UNESCO sudah semestinya dapat menjadi titik balik dalam berbagai aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Karena menatap masa depan itu perlu mempelajari masa lampau dan perjuangan untuk mencapai pengakuan UNESCO tidak gampang. Artinya secara internasional sudah diakui lembaga resmi, sudah menjadi warisan dunia. 

Tatang Sumarna berharap selain berwisata sejarah juga berwisata edukasi ke Sawahlunto. Mudah-mudahan situs bersejarah di kota Sawahlunto bisa memotivasi perilaku dan mindset generasi muda untuk melihat kejayaan di masa lalu.

(*/rfd)

Kami Hadir di Google News