Wisata

Nagari Ganggo Mudiak dan Ganggo Hilia Jadi Pilot Project Pariwisata

100
×

Nagari Ganggo Mudiak dan Ganggo Hilia Jadi Pilot Project Pariwisata

Sebarkan artikel ini
sabar as
Wakil Bupati Sabar AS berencana menjadikan Nagari Ganggo Mudiak dan Nagari Ganggo Hilia di Kecamatan Bonjol sebagai pilot project atau nagari percontohan dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Pasaman.

MJNews.id – Dalam rangka pengembangan objek wisata di Kabupaten Pasaman, Wakil Bupati Sabar AS berencana menjadikan Nagari Ganggo Mudiak dan Nagari Ganggo Hilia di Kecamatan Bonjol sebagai pilot projek atau nagari percontohan dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Pasaman.

Hal ini disampaikannya pada acara pembukaan Musrenbang RKPD 2021 yang bertempat di lantai 3 Kantor Bupati Pasaman, Rabu 31 Maret 2021 lalu, yang juga dihadiri 37 Wali Nagari secara video conference.

Sabar AS mengatakan bahwa pariwisata Kabupaten Pasaman sangat jauh tertinggal dengan kabupaten/kota di Sumatera Barat lainnya. Untuk itu, Wakil Bupati mengharapkan kepada SKPD terkait dan stakeholders lainya untuk bersama-sama memajukan pariwisata di Kabupaten Pasaman.

Sabar AS juga mengatakan bahwa kita merencanakan untuk menjadi Nagari Ganggo Mudiak dan Nagari Ganggo Hilia sebagai pilot project pariwisata di Kabupaten Pasaman dikarenakan di dua nagari tersebut terdapat objek wisata sejarah, wisata alam, wisata kuliner, wisata pendidikan, dan tak kalah hebatnya adalah wisata equator. Equator atau garis khatulistiwa yang membelah bumi menjadi dua bagian itu tepat melalui kota Bonjol dan ini adalah satu-0satunya di pulau Sumatera dan bahkan untuk Indonesia hanya ada 3 kota.

Dalam arahannya, Sabar AS juga mengatakan bahwa bangunan dan lokasi objek wisata di Bonjol seperti Museum dan Equator masih merupakan asset dan pengelolaannya oleh Provinsi. Untuk itu, kita berharap agar asset dan pengelolaan onjek wisata tersebut bisa diserahkan kepada Pemkab, supaya kita bisa mengembangkannya agar Bonjol masuk destinasi wisata Sumatera Barat dan bahkan Indonesia, dan jika perlu destinasi wisata bertaraf internasional.

Lanjutnya, di samping kita mempersiapkan objek wisata secara fisik, kita juga harus menyiapkan sumber daya manusia terutama masyarakat yang berada di sekitar objek wisata tersebut untuk diberikan bimbingan teknis kepariwisataan.

“Sehingga mereka punya usaha di sekitar objek wisata tersebut dan juga mampu memberikan sikap dan komunikasi yang baik terhadap pelayanan turis yang datang baik lokal maupun mancanegara, kata Sabar AS.

(jef)

Kami Hadir di Google News