Wisata

Ahli Geopark Ranah Minang: Kerak Bumi Bergerak, Danau Singkarak Berubah Tiap Tahun

97
×

Ahli Geopark Ranah Minang: Kerak Bumi Bergerak, Danau Singkarak Berubah Tiap Tahun

Sebarkan artikel ini
tds di danau singkarak
Sesudut Danau Singkarak nan indah dan sejak beberapa tahun terakhir menjadi ikon event sport and Tourism balap sepeda. Ahli geologi mengatakan, setiap tahun, danau itu berubah karena pergerakan kerak bumi. (febriboy amra)

mjnews.id – Danau Singkarak yang berada dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, setiap tahun mengalami perubahan. Besar kemungkinan, penyebabnya adalah karena danau itu berada di perlintasan Patahan Sumatera.

Demikian dikatakan Tim Ahli Geopark Ranah Minang (GRM) Febrin Anas Ismail, Rabu (4/11/2020), saat menjadi narasumber pada Pelatihan Pemandu Wisata Geopark Tanah Datar di Batusangkar. Pelatihan itu diselenggarakan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Tanah Datar.

“Danau Singkarak memang belum ditetapkan Unesco sebagai geopark, namun potensi untuk itu ada. Banyak hal yang menjadi pendukung, di antaranya adalah posisinya yang berada di perlintasan patahan Sumatera. Setiap tahun berubah karena adanya pergeseran, sebagai akibat dari tekanan dari kerak bumi yang terus bergerak,” kata Dosen Universitas Andalas (Unand) Padang itu.

Dikatakan, selain aspek geologis, faktor pendukung lainnya adalah keunikan flora dan fauna, budaya, dan pariwisata yang dikembangkan. Bila dikelola dengan baik, ujarnya, Singkarak akan bisa menjadi destinasi wisata Geopark Nasional.

Dia mengajak masyarakat seputaran Danau Singkarak dan pemerintah daerah terkait, dalam hal ini Pemprov Sumbar, Pemkab Solok, dan Pemkab Tanah Datar untuk bekerjasama dalam melindungi dan dan meningkatkan fungsi warisan alam itu, guna menjadi modal dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“Ada tiga apek utama dalam usaha pengembangan geopark, yakni aspek konservasi, edukasi, dan pengembangan nilai ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata,” ujarnya.

Saat ini, menurut dia, kawasan yang sudah ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark di Indonesia adalah Pelabuhan Ratu di Jawa Barat, Gunung Sewu (Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta), Gunung Batur (Bali), Gunung Rinjani (NTB), dan tiga kawasan di Sumatera Barat, yaitu Geopark Silokek (Sijunjung), Geopark Ngarai Sianok-Maninjau, dan Geopark Sawahlunto.

Plh. Setdakab Tanah Datar H. Edisusanto dalam sambutannya mewakili bupati mengatakan, pembangunan kepariwisataan memerlukan keterlibatan semua jajaran terkait; terutama masyarakat setempat, pemerintah daerah, dan kalangan pengusaha swasta.

“Kabupaten Tanah Datar sebagai salah satu destinasi wisata utama di Sumbar, memiliki sekitar 150 objek wisata yang terdiri dari wisata alam, sejarah, budaya, wisata minat khusus dan wisata buatan, sekarang geopark telah ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata pula,” ucapnya.

Jika nanti Danau Singkarak ini ditetapkan sebagai kawasan geopark, sebut Edi, diharapkan pelestarian dan pemanfaatan situs warisan geologi berkelanjutan, dan dapat dikembangkan di Tanah Datar, menjadi salah satu keunggulan daerah.

Lantaran Danau Singkarak berada dalam wilayah dua kabupaten, imbuhnya, maka pihaknya meminta semua unsur terkait agar meningkatkan koordinasi, dan kerjasama dalam pengembangan kawasan itu.

Selain geopark, Danau Singkarak juga sudah diusulkan menjadi kawasan warisan geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

“Kita juga sedang mengusulkan situs warisan geologi Breksi Polimik Pagaruyung, Aua Sarumpun, Kipas Aluvial Danau Singkarak, Endapan Purba Danau Singkarak dan Jendela Batu Amping Danau Singkarak,” terang Kepala Dinas Parpora Abdul Hakim.

(Musriadi Musanif)

Kami Hadir di Google News