KesehatanSumatera Barat

Pelayanan Puskesmas Lubuk Gadang Dinilai Lemah, Pasien Mengamuk

126
×

Pelayanan Puskesmas Lubuk Gadang Dinilai Lemah, Pasien Mengamuk

Sebarkan artikel ini
  • Pihak Puskesmas Menempuh Jalur Hukum
Pimpinan%2BPuskesmas%2BLubuk%2BGadang%2BSovina%2BLaili%2Bmemberikan%2Bsemangat
Pimpinan Puskesmas Lubuk Gadang Sovina Laili saat memberikan semangat dalam rapat intern kepada petugas medis Puskesmas, terkait kasus yang viral terhadap lemahnya pelayanan. (ist)

PADANG ARO, MJ News – Jajaran Dinas Kesehatan, terutama Puskesmas Lubuk Gadang merasa kebakaran jenggot karena ulah seorang keluarga pasien mengamuk dan menviralkan hasil rekamannya ke dunia maya.

Pihak Puskesmas Lubuk Gadang tetap menempuh jalur hukum, atas video viral petugas di unit Poliklinik Puskemas atas nama Effa yang diupload salah seorang ayah pasien, Senin (9/3/2020) sekitar pukul 13.46 WIB saat mengantarkan anaknya berobat.

Pimpinan Puskesmas Lubuk Gadang, Sopina Laili didampingi dr Yessi Ekavia mengklarifikasi kronologi vidio viral yang diunggah tersebut, disesuaikan dari rekaman CCTV Puskesmas.

Bahwa pihak yang bersangkutan telah melakukan perbuatan yang diduga merusak nama baik Puskemas yang tengah pra akreditasi.

“Dengan nilai paripurna sehingga ada perubahan jadwal pelayanan dalam hal tertib administrasi Senin sampai Jumat,” kata Pimpinan Puskesmas Lubuk Gadang, Sopina Laili kepada wartawan, Rabu (11/3/2020) di kantornya.

Biasanya, pelayanan dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB berubah pada pukul 08.00 WIB hingg pukul 12.00 WIB dan pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Tapi UGD tetap buka 24 jam.

Lintas sektor pada saat pasien datang, wajib mengisi buku register, pelayanan harap menandatangani buku register. Jika pasien sudah mengerti prosedur yang ada, silahkan ditandatangani.

Terkait insiden, pasien bersangkutan mengaku sudah pernah diberi tahu dan menandatanganani, disuruh menunggu.

“Sesuai SOP triase dilampirkan, bagi pasien yang tidak darurat harus menunggu. Kecuali pasien darurat langsung ditangani, dalam proses sosialisasi tetap melayani dengan SOP terbaru. SOP menjadi pedoman bagi masyarakat dalam pelayanan,” terangnya.

Pihak Puskemas mohon maaf kepada masyarakat, karena baru mengklarifikasi setelah mengkaji agar tidak ada yang dirugikan. Juga pihak Puskesmas disibukan dengan isu corona virus sesuai undangan rapat di dinas.

“Petugas kami masih trauma, kami pihak Puskesmas tetap menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan kasus ini. Sebab sudah melibatkan banyak pihak, ras, suku dan agama, meskipun pelaku telah meminta maaf. Dengan perbuatannya, telah merusak nama baik Puskesmas Lubuk Gadang,” jelasnya.

Sementara petugas medis yang sedang viral di media sosial facebook mengatakan, insiden 9 Maret 2020 sekitar pukul 13.46 WIB itu, sangat memukul dirinya.

Satu keluarga datang ke unit poliklinik, ayah, ibu, dan anak. Dengan kondisi jam pelayanan pendaftaran di Unit Poliklinik dari pukul 08.00 WIB-12.00 WIB. Saat dijelaskannya, ibu pasien mengerti, namun ayah pasien tidak ketika ia menyuruh antri di ruangan tunggu.

“Saat saya tanya mereka mau berobat, anaknya sakit. Jam pelayanan sampai pukul 12.00 WIB di poliklinik, silahkan menunggu pak. Tapi ayah pasien marah sambil menendang dan membanting kursi tamu,” tutur Effa saat ia menjawab kata-kata tak sedap yang direkam ayah pasien.

Ayah pasien terus teriakan dengan omongan yang tidak enak didengar, bahkan melontarkan ucapan akan memecahkan kaca Puskesmas.

Ayah pasien dari ruangan tunggu, langsung membawa HP menuju pendaftaran untuk memvidiokan sesuai rekaman CCTV yang berdurasi kurang dari 3 menit usai turun dari mobil.

“Kami sudah memberikan pelayanan yang baik dan santun, tapi ayah pasien menbentak-bentak saya dengan nada keras. Disuruh menunggu malah mengamuk dan memvideokan saya,” ungkapnya.

Saat memvideokan saya hingga viral, Efa sempat merebut HP ayah pasien yang tengah siaran langsung di facebook. Setelah Hpnya dikembalikan, ayah pasien mengancam akan menamparnya. Lalu petugas lain berdatangan untuk mendinginkan situasi.

“Pak Ruswandi petugas Puskesmas langsung membawa ayah pasien ke Poliklinik, dan di poliklinik petugas medis semua perempuan. Tentu dengan kondisi seperti itu, semua ketakutan. Apalagi saya kini takut datang ke Puskesmas,” papar petugas rekam medik itu.

Liza petugas lainnya yang menyaksikan kejadian adu mulut tersebut, langsung mengambil alih proses pendaftaran pasien yang mau berobat di poliklinik.

Kejadian tak mengenakkan itu terjadi setelah mengarahkan keluarga pasien ke ruang tunggu balai pengobatan.

Mirawati, petugas Puskemas lainnya, yang kenal keluarga pasien langsung membujuk pasien.

Kata Pimpinan Puskesmas, saat ini Puskesmas itu sedang menuju reakreditasi, tapi kini ada perbuatan yang tidak menyenangkan dialami oleh Puskesmas yang dapat merusak reputasi Puskesmas di mata masyarakat jika hanya melihat sepenggal video viral itu.
Ruangan UKP tertata rapi dan bersih, tiga pokja Admin, UKM, dan UKP. Pendampingan Dinas Kesehatan nilainya hampir mencapai 90 persen.

“Inilah yang sedang kami lakukan untuk perubahan dalam menggapai keberhasilan,” katanya. (abg)

Kami Hadir di Google News