Sumatera Barat

Cegah Abrasi, Ayo Tanam Pohon Pelindung di Sepanjang Pantai

70
×

Cegah Abrasi, Ayo Tanam Pohon Pelindung di Sepanjang Pantai

Sebarkan artikel ini
tinjau penanganan abrasi Pantai Padang
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo didampingi Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat meninjau penanganan abrasi Pantai Padang, Kamis 15 April 2021. (humas)

MJNews.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau proyek penanganan abrasi Pantai Padang, Kamis 15 April 2021. Proyek itu sudah rampung, masyarakat tidak perlu cemas lagi dengan abrasi.

Doni Monardo mengapresiasi sudah tuntasnya proyek penanganan abrasi tersebut. Proyek yang menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB sebesar Rp 19 miliar itu diharapkan bermanfaat untuk masyarakat Kota Padang.

“Masyarakat tidak perlu cemas lagi dengan bencana abrasi,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Doni menyebut pernah menghabiskan masa muda saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk sekadar bersenda gurau di Pantai Padang.

Doni kemudian mengaku miris. Wajah pesisir Pantai Padang itu telah banyak berubah. Menurutnya, garis pantai yang menjadi andalan wisata di Kota Padang itu semakin terkikis oleh abrasi laut.

“Dulu, waktu saya SMP dan SMA ini adalah tempat bermain kami. Masih ada puluhan meter pantainya, sekarang habis sama sekali. Sudah dipasang juga batu grip ke arah laut, tapi ternyata habis setelah 30 tahun,” kenang Doni.

Lantas melalui kehadirannya kembali ke Pantai Padang itu, Doni ingin memastikan bahwa lokasi wisata populer di Kota Padang mendapatkan perhatian serius sehingga aman dari potensi ancaman abrasi laut dan bencana gempa bumi yang dapat memicu gelombang tsunami dari Samudera Hindia.

Untuk itu, kemarin ia sengaja melihat proyek pembangunan see wall atau batu pemecah ombak di Pantai Padang. “Saat ini kita lihat bersama, pembangunan sea wall tersebut sudah tuntas, dengan memakan dana yang dikucurkan oleh BNPB sebanyak Rp19 miliar untuk penanganan abrasi pantai di tiga lokasi di Kota Padang, yakni di pantai sekitar Masjid Al-Hakim, Tugu Merpati dan Pantai Pasir Jambak,” ujarnya.

Doni Monardo berharap dengan terbangunnya sea wall penahan gelombang untuk abrasi, bisa mengurangi hantaman gelombang.

Kombinasi

Dalam peninjauan itu, Doni juga melihat bahwa pembangunan sabuk garis pantai atau sea wall yang merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui BNPB sudah terlaksana dengan baik.

Ia berharap agar penahan abrasi dan tsunami itu juga dikombinasikan dengan infrastruktur lain berbasis vegetasi alami.

“Sea wall yang baru kita saksikan ini adalah bantuan dari Pemerintah Pusat melalui BNPB atas usulan dari Kota Padang dan Pemerintah Sumatera Barat. Kita harapkan tanggul penahan ini berhenti di sini saja,” terang Doni.

Ia meminta agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang dapat membuat regulasi yang mengatur tentang ekosistem berkelanjutan. Dia meminta agar penanaman vegetasi sebagai benteng alami tidak berhenti sebagai kegiatan seremoni saja.

“Peraturan yang bisa membangun ekosistem secara kontinyu secara berlanjut. Tidak bisa hanya menanam, lantas dibiarkan,” kata Doni.

Lebih lanjut, Doni juga meminta agar kawasan pesisir barat wilayah Sumatera Barat itu dapat ditanami beberapa jenis pohon yang memiliki manfaat sebagai peneduh dan mampu mereduksi ancaman abrasi dan tsunami.

Adapun tanaman seperti pinago atau nyamplung, waru, ketapang, cemara udang dan beringin menjadi pilihan yang direkomendasikan Doni kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. “Seluruh kawasan pesisir barat wilayah Sumatera Barat ini bisa ditanami dengan vegetasi yang punya kekuatan yang baik,” jelas Doni.

Doni meyakini apabila kombinasi infrastruktur itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka dapat menyelamatkan generasi muda di masa yang akan datang. “Kalau ini bisa dikembangkan secara bertahap dan berlanjut, maka kita bisa menyelamatkan generasi yang akan datang,” jelas Doni.

Pada kesempatan yang sama, Doni meminta seluruh komponen baik mulai pemerintah, masyarakat hingga tokoh adat agar bersama-sama memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga, merawat dan melestarikan apa yang sudah dimulai untuk mitigasi dan mengurangi risiko bencana alam.

“Agar bersedia merawat yang ada di sepanjang pantai. Jangan ditebang, jangan dirusak. Semakin banyak tanaman di pantai akan membuat pantai tahan abrasi dan bertambah pasirnya,” pungkas Doni.

Sementara itu, Gubernur Mahyeldi mengatakan, pihaknya akan mendorong kabupaten dan kota di Sumbar yang memiliki daerah pesisir pantai, untuk melakukan vegetasi pohon, yakni ada pohon waru, cemara udang, pinago dan beberapa tanaman lainnya di pesisir pantai.

“Untuk menyelamatkan terjadinya hamparan, faktanya ketika di pantai itu ada pohon maka akan mengurangi tekanan dari pada energi dari abrasi pantai atau tsunami,” kata Mahyeldi.

Ia menyebutkan, pengendalian pohon yang sudah ada nanti disepakati bersama dengan menciptakan regulasi baru. “Ke depan kami akan mendorong tujuh kabupaten dan kota di sepanjang pantai yang ada di Sumbar untuk menanam pohon pelindung di sepanjang pantai guna mencegah abrasi,” sebut Mahyeldi.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Sumbar, Erman Rahman mengapresiasi atas kunjungan yang dilakukan Kepala BNPB. Ia berterimakasih karena Sumbar sudah mendapat perhatian serius BNPB selama ini, terutama dalam penanggulangan setiap bencana. Menurutnya, kedatangan Kepala BNPB merupakan angin segar bagi Sumbar, mengingat Sumbar merupakan marketnya bencana.

“Banyak program kebencanaan ke depannya yang bisa digaet untuk Sumbar. Untuk itu, butuh dukungan semua pihak, sehingga dalam penangulangan bencana, Sumbar tidak menemui kendala,” sebutnya.

Ia menambahkan, penanganan abrasi pantai di tiga titik pantai di Kota Padang itu merupakan bantuan dari BNPB melalui dana siap pakai (DSP). Di mana tahun lalu, Gubernur Sumbar periode sebelumnya, Irwan Prayitno bersama Wali Kota Padang waktu itu Mahyeldi Ansharullah yang sekarang Gubernur Sumbar mendatangi Kantor BNPB untuk mengajukan permohonan bantuan penanganan abrasi pantai kepada Kepala BNPB.

Permohonan bantuan tersebut ditindaklanjuti BNPB melalui penggunaan DSP untuk penanganan abrasi di tiga titik tersebut.

Erman Rahman berharap, setelah penanganan abrasi di tiga titik ini selesai, diharapkan penanganan pantai yang kritis akibat abrasi di daerah ini dapat berlanjut. “Kami berharap setelah penanganan abrasi di tiga titik di Kota Padang ini selesai, melalui APBD Provinsi Sumbar maupun bantuan pemerintah pusat dapat juga mengatasi penanganan abrasi di pantai lainnya yang kritis di Sumbar, meskipun penanganannya dilakukan secara bertahap,” harapnya.

Diakui Erman Rahman, pesisir pantai di Sumbar yang kritis akibat abrasi pantai meliputi, Pantai Air Manis dan pantai di Kabupaten Pasaman Barat, Padang Pariaman, Kota Pariaman, hingga Kabupaten Pesisir Selatan.

Diketahui, Kepala BNPB melakukan kunjungan kerja selama dua hari, yakni 14-15 April. Kunjungan itu membahas sejumlah program penanggulangan kebencanaan di wilayah pesisir, penguatan mitigasi bencana termasuk meninjau penanganan abrasi Pantai Padang serta Rakor membahas penanganan Covid-19.

(Humas Pemprov Sumbar)

Kami Hadir di Google News