Sumatera Barat

Pemko Solok Rehab Rumah dan Beri Fasilitas Pengobatan untuk Empat Bersaudara Alami Gangguan Kejiwaan

80
×

Pemko Solok Rehab Rumah dan Beri Fasilitas Pengobatan untuk Empat Bersaudara Alami Gangguan Kejiwaan

Sebarkan artikel ini
Pemko Solok Rehab Rumah dan Beri Fasilitas Pengobatan untuk Empat Bersaudara Alami Gangguan Kejiwaan
Walikota Solok, H. Zul Elfian bersama Kabid Pemukiman H. Fetris Anuarsa, Ketua Baznas dan lainnya meninjau perbaikan rumah empat bersaudara alami gangguan kejiwaan. (ist)
mjnews.id – Di Kota Solok, empat bersaudara mengalami gangguan kejiwaan. Menyikapi informasi itu, Walikota Solok, H. Zul Elfian memerintahkan Dinas Sosial untuk menninjau. Alhasil, memang benar adanya.
Empat warga di RT.004/RW.006 Banda Balantai mengalami gangguan kejiwaan. 
“Astaghfirullah, ini sangat miris,” ujar Walikota saat menerima informasi itu. 
Walikota sedikit menyesalkan kenapa baru sekarang informasi itu didapat. Jika beberapa tahun yang silam diketahui, kemungkinan keempat bersaudara sudah pulih dalam pengobatan. 
Selasa (14/7/2020), Walikota Solok meninjau pelaksanaan pekerjaan perbaikan rumah tempat tinggal empat bersaudara yang plafonnya sudah keropos dan tinggal berjatuhan. Perbaikan rumah itu dilakukan Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Solok.
Dijelaskan orang nomor 1 Kota Solok tersebut, rumah itu diperbaiki setelah keempat bersaudara yakni Anton, Wati, Yet dan As dibawa berobat dan menjalani rawat inap di RSM Natsir Solok.
Untuk membawa mereka berobat bukan gampang. Maklum, yang dibawa itu penderita gangguan kejiwaan. Bujukan petugas akhirnya berhasil, keempat bersaudara ini pun dinaikkan ke kendaraan petugas yang terdiri dari Satpol PP oleh petugas terpadu (Satpol PP, Tentara, Polisi dan aparatur Dinas Sosial) menuju RSM Natsir Solok.
Berbagai elemen masyarakat Bandai Balantai mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Solok yang dipimpin duet H. Zul Elfian (Walikota) dan Reinier (Wakil Walikota).
Diakui mereka, kerja Pemko Solok dalam membujuk empat bersaudara ini berbuah manis. Keempat bersaudara itu saat ini masih dalam pengobatan, baik mental maupun lainnya. 
Selama ini keempat bersaudara tersebut enggan menerima bantuan pemerintah dan masyarakat setempat. Jika Pemko Solok menawarkan perbaikan rumah tempat tinggal mereka, mereka malah menolak. 
“Tidak usah Pak/Buk, rumah ini masih bisa ditempati. Mungkin ada yang lebih membutuhkan bantuan itu,” kata mereka. 
Kondisi inilah yang menyebabkan mereka tidak menerima perhatian. 
“Keempat bersudara (dua laki-laki dan dua perempuan) tersebut sehari-hari adem-adem saja. Namun, seiring berjalannya waktu, mental mereka berubah. Kami kaget dan heran apa penyebabnya,” ucap berbagai elemen masyarakat di sana.
Disampaikan, semasa hidup orangtua mereka, keempat bersaudara itu enerjik. Tapi setelah orangtuanya meninggal, sikap dan mental keempat bersaudara itu berubah.
Rumah semi permanen yang terletak di areal tanah yang cukup luas merupakan peninggalan orangtua mereka. Untuk memenuhi kebutuhan harian mereka dari hasil usaha tani yang dijual ke Pasar Solok. 
Pemko Solok melalui pemerintah kelurahan telah menata dan menawarkan bantuan sebagai warga tidak mampu. Namun, mereka menolak. Alasan mereka, mereka masih bisa berusaha dan sebaiknya bantuan itu diberikan kepada warga yang tidak bisa berusaha. Dengan demikian, pemerintah kelurahan bersama Ketua RT dan Ketua RW tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali memperhatikan gerak gerik empat bersaudara tersebut setiap hari. 
Walaupun mereka mengalami gangguan kejiwaan, tetapi tidak mengganggu warga. 
“Mereka selalu mengasingkan diri di rumah semi permanen peninggalan orangtua mereka,” ungkap masyarakat setempat.
Lalu, apa penyebab keempat bersaudara itu mengalami ganguan kejiwaan, tidak ada yang tahu secara pasti. Namun besar kemungkinan di waktu orangtua mereka masih ada, mereka hidup senang dan bahagia.
“Kita memang kasihan kepada mereka, tetapi apa mau dikata. Mereka tidak mau berkomunikasi, apalagi menerima pemberian dari siapapun. Mereka anti menerima bantuan pemerintah dan warga lainnya,” ujar warga lainnya.
Lurah Kampung Jawa, Hendrizal membenarkan informasi terkait adanya empat warga bersaudara yang mengalami gangguan kejiwaan dan mereka kini dalam perawatan di rumah sakit. Pemko Solok, selain memperbaiki rumah yang tidak laik huni itu juga memasukkan listrik sebagai penerangan dan air PDAM Kota Solok. 
Berdasarkan informasi, salah seorang di antara mereka yang dirawat di RS. M. Natsir Solok itu sudah minta pulang. Namun Walikota Solok H. Zul Elfian mengingatkan Dinas Sosial agar mereka dirawat saja dulu sampai sembuh. 
“Jika mereka pulang, bisa saja mereka mengusir tukang, sehingga perbaikan rumah tempat tinggal mereka terganggu. Begitupun pemasangan jaringan dan instalasi listrik dan jaringan air bersih PDAM,” ujar Lurah mengulangi apa yang disarankan Walikota kepada aparatur Dinas Sosial dan petugas terpadu satpol PP. (*/das)

Kami Hadir di Google News