Mjnews.id – Tahun baru di Kota Blitar diawali dengan drama pelik yang mencekam. Di balik gerbang besi sebuah rumah penitipan/shelter anjing di Jalan Sulawesi, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, tersimpan rahasia kelam.
Bukan gonggongan riang gembira yang menyambut, melainkan bau busuk menyengat yang menusuk hidung warga sekitar selama beberapa hari. Dan rasa penasaran itu akhirnya melumpuhkan ketakutan, terkuaklah fakta yang lebih mengerikan: dua sosok tak bernyawa terbaring kaku di dalam.
Majikan dan asisten rumah tangganya, begitulah status mereka yang tersisa kini. Misteri menyelimuti identitas mereka, menambah kabut pekat pada tragedi yang mengoyak ketenangan kota. Kematian mereka bukan sekadar sunyi, tapi dibalut aura kelabu kematian yang membisu.
Polisi bergerak cepat. Di bawah komando Kasatreskrim Polres Blitar Kota AKP Hendro Utaryo, TKP disisir, mayat dievakuasi. Duka bercampur dengan hawa curiga. Darah di sekitar jasad terbaring telanjang menggelitik kecurigaan akan skenario terburuk: pembunuhan.
“Identitas masih kami dalami,” kata Hendro, suaranya tegas namun lirih saat berada di Tempat Kejadian Perkara.
“Penyelidikan terus berjalan, mengurai benang kusut misteri yang mencekam ini,” lanjutnya.
Warga sekitar masih gamang, bisikan rumor berbisik kencang di sela-sela pohon rindang. Anjing-anjing di shelter, penghuni setia rumah petaka, hanya bisa melolong pilu, nestapa mereka berpadu dengan duka yang menyelimuti dua jiwa yang melayang.
Autopsi, seberkas cahaya harapan. Jenazah sang majikan dan ART segera diperiksa, menyingkap tabir kematian yang mencengkram erat. Apakah ada racun yang mematikan? Luka-luka yang memilukan? Atau hantu kekejaman yang mencabut nyawa mereka dalam senyap?
Blitar menunggu, napas seret dibekap ketegangan. Keadilan bagi mereka yang tak lagi bersuara, pelipur lara bagi keluarga yang berkabung, dan jawaban atas teka-teki yang mencekam, itulah harapan yang membara di awal tahun yang kelam ini.
Misteri kematian di shelter anjing Blitar bukan sekadar berita duka. Ini kisah tentang hilangnya nyawa, kaburnya identitas, dan jeritan keadilan yang menuntut disuarakan. Di kandang sunyi tempat anjing-anjing meratap, dua jiwa melayang, membawa misteri yang berbisik dalam kepulan asap dan gonggongan pilu. Dan Blitar, kota kecil nan damai, kini dihantui bayang-bayang kejahatan yang belum menemukan akhir.
