Feature

Korem 032/Wirabraja Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pertanian

119
×

Korem 032/Wirabraja Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pertanian

Sebarkan artikel ini
TEBAR%2BBIBIT%2BIKAN
Komandan Korem 032/Wbr Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo didampingi para Kasi Korem melaksanakan penebaran bibit Azolla di Kolam Ikan Lapangan Golf Gadut, Kec. Lubuk Kilangan, Padang untuk dikembangkan, Senin (6/1/2020).

MJ News – Kendati Komandan Korem 032/Wirabraja Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo S,IP berlatar belakang pendidikan militer, namun fakta itu tak lantas membuat dia tak menaruh perhatian pada bidang pertanian.

Bahkan semenjak tahun 2015 lalu, saat Kunto Arief Wibowo masih berpangkat Kolonel dan menjabat sebagai Komandan Korem 044/Garuda Dempo, Palembang, telah tergugah nuraninya untuk mengembangkan Bios 44 dalam rangka mencegah kebakaran pada lahan yang mudah terbakar terutama lahan gambut.

Bios 44 ini pun berkembang digunakan untuk mengurai tanah tandus menjadi subur. Sekarang temuan itu bisa digunakan untuk pengembangan budi daya perikanan dan penyubur tanah.

“Sebelumnya Bios 44 hanya dipakai untuk antisipasi kebakaran lahan gambut, akan tetapi terus dikembangkan ke sektor perikanan. Bios 44 juga berfungsi mengembalikan tanah bekas tambang yang merupakan lahan terbengkalai menjadi lahan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Kunto Arief Wibowo saat itu.

Apa yang dikembangkan Kunto Arief Wibowo tahun itu ternyata menarik perhatian Direktur Paten, Rahasia Dagang dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Dirjen KAI Kemenkumham, Timbul Sinaga. Oleh sebab itu dia datang untuk melihat langsung proses pembuatan Bios 44, Nusantara Gapo 44 dan Gapo Oil 44 hasil riset Korem 044/Gapo yang akhirnya dipatenkan.

Upaya Kunto Arief Wibowo untuk meningkatkan taraf hidup petani melalui Bios 44 ternyata tak berhenti sampai di Palembang saja. Kendati ia telah resmi menjabat Komandan Korem 032/Wirabraja yang dilantik Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan (BB), Mayjen TNI MS Fadhilah, di Balai Prajurit Makodam I/BB, Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, pada Kamis 10 Januari 2019 lalu ia tetap getol mengenalkan Bios 44.

Saat silaturahim dengan pimpinan wilayah BRI Padang yang berlangsung Senin 20 Mei 2019 lalu di di RM Taman Palm, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengatakan, Bios 44 merupakan cairan dari jenis perpaduan beberapa mikroorganisme yang disatukan berfungsi untuk memperkecil hingga menutupi rongga-rongga yang ada lahan gambut dalam tempo tertentu. Cairan tersebut membuat lahan gambut tidak akan mudah terbakar.

“Bios 44 adalah cairan bio organisme yang memiliki banyak manfaat kepada para petani dan para petambak ikan maupun udang. Bios 44 telah mendapatkan hak paten dan telah teruji manfaatnya, baik untuk petani sawah, sayur mayur berbagai macam komoditi, petambak udang dan ikan,” kata Kunto Arief Wibowo saat itu

Ia juga menjelaskan perbedaan yang sangat mencolok antara hasil petani dan petambak yang menggunakan Bios 44 dengan yang tidak menggunakannya, dimana pertanian dan petani baik ikan maupun udang yang menggunakan Bios 44 lebih cepat besar pertumbuhannya dibandingkan dengan yang tidak menggunakannya.

Kunto Arief Wibowo juga menyebutkan, disamping dapat menyuburkan tanah kembali Bios 44 juga bermanfaat untuk mengurangi dampak kebakaran lahan gambut, seperti yang sudah dilaksakan ujicobanya di Wilayah Sumatera Selatan pada saat terjadi Karhutla mulai dari 2015 lalu.

“Bahkan saat itu Bios 44 juga banyak dimanfaatkan untuk membantu pertumbuhan penanaman pohon mitigasi di sepanjang Pantai di Sumatera Barat. Pohon yang sudah hampir mati dan bahkan sudah berjamur sekalipun dapat berkembang dan tumbuh kembali dengan baik,” katanya.

Di Sumatera Barat ternyata Kunto Arief Wibowo tak hanya mengembangkan Bios 44. Buktinya, pada awal bulan Januari 2019 lalu pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 15 Maret 1971 itu mengembangkan jenis tanaman Azolla untuk alternatif meningkatkan hasil pertanian dan perternakan ikan bagi masyarakat di Wilayah Kodim Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Desa Glebek Dalam Povinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Saat itu Brigjen Kunto Arief Wibowo menyebutkan alasanya mengembangkan Azolla adalah karena bisa dijadikan makanan penganti berbagai hewan terutama unggas, ikan dan ternak, serta untuk kesuburan tanaman.

Perwira tinggi TNI Angkatan Darat alumni Akademi Militer Tahun 1992 yang merupakan putra dari mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno dan juga mantan Wakil Presiden Republik Indonesia itu, paham betul bahwa selama ini masyarakat merasa kesulitan mendapatkan pakan dengan dengan nilai ekonomis. Oleh sebab itu muncul inisiatifnya untuk mencari solusi sebagai alternatif, dimana hasilnya diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian dan peternakan masyarakat.

Ia pun berharap melalui Azolla yang dapat dijadikan makanan pengganti untuk berbagai hewan terutama unggas, ikan dan ternak, juga dapat digunakan untuk menyuburkan sawah dan meningkatkan produksi, dengan menjadikannya pupuk hijau, sehingga mampu menjawab kesulitan masyarakat.

Brigjen Kunto Arief Wibowo menyebutkan, Azolla dapat diberikan langsung untuk pakan, untuk Azolla basah dapat langsung dimakan ikan, ternak, dan unggas. Sementara itu untuk Azolla kering dapat dicampur dengan pakan buatan atau pelet untuk meningkatkan nilai gizi.

Tidak hanya di wilayah Solok, Korem 032/Wbr selaku pembina wilayah teritorial di wilayah Sumbar juga melakukan penebaran bibit Azolla di kolam ikan Lapangan Golf Gadut, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, pada 6 Januari 2020 lalu.

Kunto Arief beralasan jenis tanaman Azolla ini dipilih karena memiliki kandungan protein yang lengkap, dan menurut beberapa sumber menyebutkan bahwa nilai gizi Azolla memiliki kandungan Nitrogen 3-5 persen, Phosphor 0,5-0,9 persen, Kalium 2-4,5 persen sedangkan hara mikronya berupa Kalsium 0,4-1 persen, Magnesium 0,5-0,6 persen, Ferum 0,6-0,26 persen dan Mangaan 0,11-0, 16 persen sedangkan proteinnya mencapai 31, 25 persen.

“Dengan kandungan yang lengkap itu setelah diolah akan menjadikan pakan yang cocok untuk alternatif bagi para peternak dan petani dalam meningkatkan hasil peternakan masyarakat di Wilayah Provinsi Sumatera Barat,” kata Kunto Arief.

Ia memastikan apa yang dilakukan Korem 032/Wbr ini berguna untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan hasil pertanian dan peternakan ikan.

“Saat ini kita bersama jajaran satuan Kodim sedang berupaya mengembangkan tumbuhan Azolla untuk dijadikan makanan pengganti berbagai hewan terutaman ikan, burung dan ternak, serta untuk membantu kesuburan tanaman,” kata Kunto Arief Wibowo.

Ia menyebutkan bahwa selama ini masyarakat merasa kesulitan mendapatkan pakan yang bernilai ekonomis, sehingga kondisi tersebut menjadi motivasi bagi Korem 032/Wbr untuk memunculkan inisiatif dalam mencari solusi sebagai alternatif mengatasi permasalahan.

“Kita berharap hasilnya mampu meningkatkan hasil perikanan, peternakan maupun pertanian masyarakat. Kita juga harapkan melalui Azolla yang dapat dijadikan makanan pengganti untuk berbagai hewan terutama unggas, ikan, dan ternak juga dapat digunakan untuk menyuburkan sawah dan meningkatkan produksi, dengan menjadikannya pupuk hijau, sehingga mampu menjawab kesulitan masyarakat,” kata Kunto Arief Wibowo. (Fahlevi)

Kami Hadir di Google News