Feature

Truk Pengangkut Batu Bara Sering Kelangkaan BBM di Jalinsum Sumbar

123
×

Truk Pengangkut Batu Bara Sering Kelangkaan BBM di Jalinsum Sumbar

Sebarkan artikel ini
truk antre bbm
Truk sedang antre menunggu BBM sampai 12 jam di SPBU Muaro Gambok, Sijunjung. Foto diambil dari Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Sijunjung, belum lama ini. (obral chaniago)

Sijunjung, MJNews.ID – Sudah lebih dari satu bulan dari Juni-Juli tahun 2021 ini, saya mendengar berbagai informasi yang dialami para pengendara truk kapasitas roda 10 ke atas disibukkan dengan langkanya beragam jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumatera Barat (Sumbar). 
Di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) kawasan Propinsi Sumatera Barat (Sumbar) ratusan truk kapasitas daya angkut barang di atas 30 ton ke atas, nyaris kita melihat truk-truk nongkrong di depot Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) BBM khususnya di jalinsum Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya, nangkring sampai 24 jam menunggu BBM. 
Beberapa driver atau sopir truk sebagai operator mobil angkutan barang berbagai jenis komoditi Sumber Daya Alam (SDA) komoditi batu bara, crude palm oil (CPO), para sopir truk ini sampai sekarang pun dari hasil ngerumpi mereka bahwa sulitnya memperoleh BBM. 
Fenomena ini bukan rahasia umum lagi, menurut info dari para sopir truk ini setiap di perhentian rumah makan sudah pasti bercerita membahas tentang langkanya BBM. 
Walau pun jenis BBM premium atau bensin tak masuk lagi pada SPBU di Sumbar. Namun, jenis BBM yang dibutuhkan mobil jenis truk pengangkut barang selalu mengalami kendala sulitnya memperoleh BBM. 
Ketika ditanya pada para sopir atau driver yang mengangkut batu bara antar Propinsi Jambi ke Sumbar buat kebutuhan batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih, Bungus Kota Padang Propinsi Sumbar, dan kebutuhan batu bara untuk kebutuhan Pabrik Semen Padang, Sumbar, nasib mereka sama-sama mengeluhkan langkanya BBM jenis pertalite, atau sejenis BBM lainya. 
Bukan hanya ini saja, sedangkan para driver pengangkut jenis komoditi tanah clay, sirtukil, tak begitu disibukkan dengan kelangkaan BBM, karena jenis mobil truk yang mereka gunakan mobil kapasitas roda 4 dan roda 6, karena bebas melakukan pengisian BBM di setiap SPBU yang ada. Tetapi untuk pengisian BBM jenis truk roda 10 keatas sejak sebulan yang lalu untuk pengisian BBM harus khusus pula SPBU-nya, sesuai info dari para driver operatur truk.
Yulizar
Yulizar.

Terkait ini, awak media ini pun menjumpai Kadis Perindagkop dan UMKM Kabupaten Sijunjung, Ir Yulizar, mengungkapkan, tentang kewenangannya (Yulizar, Redaksi) selaku Kadis Perindagkop dan UMKM, yang hanya melakukan tera ulang atau tera baru di SPBU dalam kawasan Kabupaten Sijunjung. 
“Tentang suplay BBM pada SPBU yang ada dalam kawasan Kabupaten Sijunjung, bukanlah kewenangan kami,” ungkapnya menegaskan lebih lanjut, lagi. 
Sedangkan yang mengawasi suplay BBM yang masuk ke SPBU, ini merupakan kewenangan Pertamina dengan SKK Migas, katanya, singkat saja. 
Kalau diamati, sampai saat ini pun ada driver saling minta tolong pada teman-temannya untuk meminta agar dibawakan BBM lewat beragam ukuran jeriken. Bisa pun BBM dapat dipasok lewat teman tentu dengan biaya yang lebih mahal lagi.
Begitu juga sebaliknya, sambil menunggu BBM dibawakan teman lewat jeriken, maka biaya sambil menanti kedatangan teman sudah dapat dipastikan buat biaya konsumsi BBM driver di rumah makan dan biaya konsumsi mobil truk yang diawakinya pastilah dengan biaya melambung.
Dengan fenomena ini, semoga saja pihak terkait dan berwenang bisa ber-empati menyelidiki, mengawasi, dan mengatasi melalui solusi dengan sistem distribusi BBM secara benar yang sesuai dengan legal standing aturan fakta integritas agar BBM nyampai cepat dari hulu-sampai hilirnya. Semoga saja!
(Obral Chaniago)

Kami Hadir di Google News