Ekonomi

Panen Perdana Bawang Merah Keltan Serona, 1 Hektare Hasilkan Belasan Ton

98
×

Panen Perdana Bawang Merah Keltan Serona, 1 Hektare Hasilkan Belasan Ton

Sebarkan artikel ini
Panen Perdana Bawang Merah Keltan Serona Nagari Labuah

Anggota Keltan Serona Nagari Labuah, Kecamatan Limo Kaum, panen perdana bawang merah dengan produksi yang menggembirakan. Turut hadir pada kesempatan itu sejumlah pejabat Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar.(Musriadi Musanif)

mjnews.id – Petani bawang merah di Nagari Labuah, Kecamatan Limo Kaum, kini boleh tersenyum bahagia. Pasalnya, produksi meningkat hingga belasan ton dalam satu hektare.

“Produktivitasnya memang cukup baik, panenannya mencapai 12 ton per hektare. Saat ini kita masih memakai bibit SS Sakato dari Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Insya Allah ada 2021 nanti, petani kita sudah bisa menggunakan bibit varietas asli Tanah Datar,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Yulfiardi, kemarin, di Limo Kaum.

Hal itu dikatakannya, di sela-sela kegiatan panenan perdana bawang merah milik Kelompok Tani (Keltan) Serona Nagari Labuah, Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar.

Varietas bawang merah asal Tanah Datar itu, ujarnya, diberi nama Bawang Merah Sungai Jambu. Kini, menurut dia, sedang diupayakan menjadi varietas yang diakui secara nasional, dan akan terus dikembangkan di kalangan petani daerah berjuluk Luak Nan Tuo itu.

Dikatakan, produktivitas bawang merah yang cukup baik ditambah dengan harga pasaran yang stabil, menjadikan budi daya dan pengembangan bawang merah sebagai potensi andalan di sektor pertanian. Realita demikian, tuturnya, diyakini akan mampu meningkatkan taraf ekonomi petani.

“Panenan perdana petani kita yang tergabung ke dalam Keltan Serona itu cukup bagus. Selain faktor bibit dan pemeliharaan, tentu kondisi iklim yang amat mendukung turut mendongkrak hasil panen. Artinya, di Labuah ini amat cocok dikembangkan usaha budidaya bawang merah,” jelasnya.

Sri Mulyani, Kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Pertanian itu menjelaskan, kegiatan panenan perdana bawang merah itu merupakan bagian dari program pengembangan kawasan bawang merah dari Satuan Kerja 4 Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar.

Di Keltan Serona ini, ujarnya, yang dikembangkan adalah penyediaan benih dengan sistem biji demplot, hasil kerjasama dengan beberapa perusahaan terkait. Sistem ini, ujarnya, menjadi solusi atas peristiwa mahalnya bawang merah dari umbi.

“Menggunakan biji hanya memerlukan 5 kg benih untuk satu hektare, namun butuh waktu panen lebih lama, karena harus melakukan proses penyemaian, baru kemudian dipindah ke lahan tanam. Keunggulannya, lebih tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OTP),” jelasnya.

(Musriadi Musanif)

Kami Hadir di Google News