Ekonomi

Pemasaran Gula Aren Tak Terpengaruh Pandemi Covid-19

102
×

Pemasaran Gula Aren Tak Terpengaruh Pandemi Covid-19

Sebarkan artikel ini
usaha gula aren di Puncak Lawang
Salah seorang pelaku usaha gula aren di Puncak Lawang, Juniar, sedang mencetak gula aren. (Antara)

mjnews.id – Pemasaran gula aren di Puncak Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat tidak berpengaruh dengan adanya pandemi Covid-19, karena pesanan cukup banyak dari pelaku usaha di daerah tetangga.

Salah seorang pelaku usaha gula aren di Puncak Lawang, Juniar di Lubukbasung, Rabu, mengatakan permintan gula aren dari pelaku usaha di Kabupaten Limapuluh Kota, Pasaman dan Bukittinggi sebanyak 400 kilogram setiap bulan.

“Sebelum Covid-19 permintaan sebanyak 400 kilogram setiap bulannya,” katanya.

Ia mengatakan, gula aren itu dijual dengan harga Rp13 ribu per kilogram.

Gula aren itu digunakan untuk bahan baku pembuatan galamai, kipang dan lainnya.

“Gula aren itu digunakan untuk bahan baku membuat makanan ringan ciri khas daerah itu,” katanya.

Untuk penjualan di lokasi, tambahnya berkurang sekitar 50 persen dari 10 kilogram menjadi lima kilogram per hari.

Ini akibat jumlah kunjungan wisata berkurang ke objek wisata yang ada di Puncak Lawang semenjak pandemi Covid-19.

“Biasanya gula aren itu dengan pembeli para pengunjung objek wisata,” katanya.

Pelaku usaha gula aren lainnya, Ernawati menambahkan berkurangnya penjualan itu terjadi semenjak ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Dengan ditetapkan PSBB kunjungan wisatawan berkurang,” katanya.

Gula aren itu diolah sendiri dari air tebu yang digiling menggunakan mesin. Setelah itu, air tersebut dimasak dan dicetak menggunakan bambu yang sudah dipotong-potong. Beberapa menit, gula aren dingin, membeku dan siap dipasarkan.

(*/irm)

Kami Hadir di Google News