Berita

Duh! Sebuah Pulau di Kepulauan Mentawai Dijual Online

74
×

Duh! Sebuah Pulau di Kepulauan Mentawai Dijual Online

Sebarkan artikel ini
map Pulau Panangalat Kepulauan Mentawai
Pulau yang sedang dijual melalui situs jual beli pulau skala internasional.

MJNews.id – Salah satu pulau di Selat Bunga Laut, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, ditawarkan pada situs jual beli pulau, privateislandonline.com, berskala internasional.

Pada laman website itu, pulau dimaksud bernama A-Frames (nama asli, “Pulau Panangalat”), merupakan pulau pribadi yang dimiliki PT Laut Menari. Perusahaan itu sendiri dimiliki warga Bali bernama Nyoman Nitri dan bertindak sebagai direktur seorang warga negara Australia, Martin Kalajzich. Tidak tercantum sejak kapan iklan penjualan pulau itu tayang. 

Selain itu, juga tidak dibunyikan besaran harga dipatok berdasarkan permintaan (calon pembeli). Adapun ulasan tanah yang dijual seluas 1,74 hektare. Sementara pulau A-Frames menurut situs itu memiliki panjang 300 meter dan lebar 187 meter (56.100 meter) pada titik-titik terpanjang.

Namun pulau yang terletak 25 kilometer arah utara Tuapejat itu berdasarkan peta lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 35/Menhut-II/2013 tanggal 15 Januari 2013, teridentifikasi sebagai salah satu dari banyaknya pulau zona kuning atau hutan produksi di Mentawai.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Mentawai, Tasliatul Fuaddi, membenarkan adanya situs jual beli online internasional yang sedang mengiklankan pulau tersebut. 

“Betul, itu kawasan hutan produksi. Status kawasan hutan produksi masih berupa penunjukan kawasan hutan, belum sampai pada tahap pengukuhan kawasan hutan, karena belum ditata batas. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari salah seorang warga Peipei, pulau itu merupakan pulau kecil di sebelah Pulau Karangmajat, tidak jauh dari lokasi resor wisata yang ada, yaitu Kandui Resort,” ujarnya. 

Menurut Tasliatul, nama asli pulau itu Pulau Panangalat Sabeu. A Frames itu sendiri adalah nama ombak yang ada di depan pulau tersebut. Pemilik aslinya asal Dusun Toloulaggo, Desa Katurei Kecamatan Siberut Barat Daya. “Yang mengiklankan untuk dijual adalah Martin Kalajzich, bule asal Australia, owner PT Laut Menari,” kata Fuad melalui WhatsApp, Rabu (10/2/2021).

Pihaknya menyebutkan, terkait hal ini dirinya menyebutkan masih berupaya mengumpulkan data dan informasi lebih lanjut, karena pada laman website tersebut, pulau dijual dengan judul Hak Guna Bangunan (HGB). Tentunya perlu ditelisik lebih lanjut apakah HGB yang seharusnya dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) benar-benar ada. 

“Kami masih mencari informasi pemilik lahan aslinya siapa dan apakah pulau itu memang sudah dijualbelikan kepada pihak lain. Kemudian pihak lain tersebut menjual dengan mengiklankannya di situs privateisland itu. Kami juga mencoba berkoordinasi dengan BPN soal sertifikat HGB. Kita belum dapat informasi lengkap dan belum lihat HGB-nya. Kalau prinsip di Dinas Kehutanan, pada kawasan hutan tidak boleh diterbitkan sertifikat kepemilikan dalam bentuk apapun,” tulis Fuad.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kepulauan Mentawai, Joni Anwar. Katanya, jual beli pulau di kawasan hutan produksi tidak diperbolehkan, baik perorangan, dan badan usaha hanya boleh mengelola dengan status hak pakai.

“Ya, sudah dengar informasinya. Tindakan kita saat ini sedang mengumpulkan informasi dari berbagai pihak sambil menunggu instruksi pimpinan langkah apa yang akan diambil selanjutnya, karena ini jual beli pulau yang tentu tidak boleh,” ujar Joni di ruang kerjanya. 

Dikutip dari laman website tersebut, Spot Surfing A-Frames berada di ujung tenggara pulau dan merupakan tempat terumbu karang membentang 600 meter dari pulau. Tidak seperti kebanyakan ombak lainnya di daerah ini, terumbu karang hampir seluruhnya datar dari ujung ke ujung, membuatnya dapat berselancar di semua pasang surut untuk pemula hingga profesional. 

Idealnya, sisi barat matahari terbenam dari pulau yang menghadap Pulau Karangmajat atau resort Kandui itu adalah lokasi yang paling memungkinkan untuk berlangsungnya pembangunan lingkungan. Ujung selatan pulau adalah lokasi yang sempurna untuk area komunal, restoran dan dek jam selancar. Sisi barat pulau memiliki 300m bagian depan menghadap ke barat pantai dengan seluruh pulau melingkar pantai membentang 800m.

(*/rky)

Kami Hadir di Google News