Berita

Gempa M 6,1 Malang: 6 Orang Tewas, Banyak Rumah Rusak Berat hingga Rata dengan Tanah

107
×

Gempa M 6,1 Malang: 6 Orang Tewas, Banyak Rumah Rusak Berat hingga Rata dengan Tanah

Sebarkan artikel ini
gempa malang
Rumah warga Dusun Wonokitri, Desa Wonoagung, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang hancur akibat gempa. (Dok. Pemdes Wonoagung)

MJNews.id – BNPB mengatakan ada enam orang yang tewas akibat gempa yang terjadi di Malang, Jawa Timur. Selain itu, ada satu orang korban luka berat. Selain itu, sejumlah bangunan rusak berat hingga rata dengan tanah.

“Warga meninggal dunia berjumlah enam warga dan satu lain mengalami luka berat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati kepada wartawan, Sabtu 10 April 2021.

Jumlah itu berdasarkan data hingga pukul 18.00 WIB. Dari enam korban jiwa, tiga orang berada di Kabupaten Lumajang, dua warga meninggal di antara wilayah Lumajang dan Kabupaten Malang, dan satu di Kabupaten Malang.

“BPBD Kabupaten Lumajang mencatat ada titik pengungsian di Desa Kali Uling, Kecamatan Tempur Sari. Jumlah warga mengungsi masih dalam pendataan. Sedangkan di Kabupaten Malang, Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung belum ada laporan warga yang mengungsi,” ucapnya.

BPDB setempat juga masih mendata kerusakan akibat gempa. Sejumlah bangunan di beberapa daerah Jawa Timur mengalami kerusakan, mulai dari berat hingga ringan.

Salah satu kerusakan paling parah terjadi di Desa Wonoagung, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Kasi Pemerintahan Desa Wonoagung, Dias Eka Pratama menyebutkan, ada 29 rumah warga yang rusak akibat gempa.

“Rumah rusak berat ada 10 unit. Kondisinya rata dengan tanah. Dua di antaranya ada di Dusun Wonokitri. Sementara sisanya rusak sedang dan ringan,” ungkapnya.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena saat gempa terjadi pemilik rumah sedang keluar. “Kondisi rumah kosong, pemiliknya keluar, sehingga selamat,” imbuh Dias.

Sebelumnya, gempa yang mengguncang Malang disebut berkekuatan magnitudo (M) 6,7. Dalam keterangan tertulisnya, BMKG melaporkan gempa tersebut terjadi pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 WIB. Titik koordinat gempa berada di 8,95 Lintang Selatan dan 112,48 Bujur Timur.

Belakangan, BMKG meng-update data gempa menjadi M 6,1. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

53 Bangunan di Tulungagung Rusak

Gempa Malang M 6,1 mengakibatkan 53 bangunan rumah dan fasilitas umum di Tulungagung rusak. Hingga kini BPBD masih terus melakukan pendataan dampak kerusakan.

Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Soeroto mengatakan 53 bangunan yang rusak itu tediri dari 49 rumah penduduk, dua musala dan dua masjid. Kerusakan yang terjadi bervariasi, mulai dari dinding roboh hingga atap runtuh.

“Dari data sementara 49 rumah, dua musala dan dua masjid yang rusak alibat gempa Malang tersebar di 12 kecamatan. Keruskaan terbanyak terjadi di Kecamatan Kalidawir 22 rumah dan Pakel 10 titik,” kata Soeroto.

Dari hasil pendataan Tim Reaksi Cepat BPBD Tulungagung, terdapat satu warga Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir yang mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan kayu atap rumah.

Soeroto menambahkan, hingga saat ini BPBD Tulungagung masih berupaya melakukan pendataan terhadap kerusakan rumah akibat gempa bumi.

Berikut, data kerusakan akibat gempa bumi Sabtu siang di Tulungagung:

– Kecamatan Bandung dua rumah rusak, meliputi Desa Gandong dan Desa Sukoharjo.

– Kecamatan Kauman, dua rumah rusak, di Desa Mojosari dan Desa Sidorejo.

– Kecamatan Kalidawir, terdapat 22 rumah dan satu musala rusak. Seluruhnya tersebar di Desa Rejosari, Desa Joho, Desa Sukorejo Kulon, Desa Domasan, Desa Kalibatur, Desa Betak, Desa Banyuurip, Desa Winong, Desa Jabon serta Desa Kalidawir.

– Kecamatan Pucanglaban terdapat satu rumah yang mengalami rusak ringan.

– Kecamatan Pakel, tercatat sembilan rumah dan satu masjid mengalami keruskaan. Kerusakan itu tersebar di Desa Gempolan, Desa Gesikan dan Desa Gebang.

– Kecamatan Gondang, tiga rumah rusak, yakni di Desa Ngrendeng, Desa Tiudan serta Desa Mojoarum.

– Kecamatan Ngunut terdapat dua rumah rusak, yang berada di Desa Balesono dan Selorejo.

– Kecamatan Besuki, tercatat tiga rumah dan musala rusak. Ketiganya berada di Desa Besole, Besuki dan Keboireng.

– Kecamatan Sumbergempol, dua rumah juga mengalami kerusakan, yakni di Desa Mirigambar dan Sambidoplang.

– Kecamatan Pagerwojo, satu unit masjid di Desa samar mengalami rusak ringan.

– Kecamatan Campurdarat, dua rumah rusak di Desa Wates dan Desa Tanggung.

– Sedangkan di Kecamatan Sendang, terdapat satu rumah di Desa Krosok yang mengalami rusak ringan.

Kirim Tim ke Titik Terparah

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengirimkan tim untuk turun langsung ke titik-titik yang mengalami dampak parah akibat gempa.

Khofifah pun menyampaikan duka yang mendalam. Pasalnya, sejauh ini, dilaporkan sejumlah daerah kabupaten kota yang terdampak. Dan hingga petang ini, dilaporkan ada korban meninggal baik di Lumajang maupun di Kabupaten Malang.

“Sampai petang ini, laporan yang sampai ke kami, ada warga yang meninggal dunia dari Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang maupun Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang karena tertimpa longsoran saat gempa terjadi. Dan ada lagi yang dilarikan ke Rumah Sakit,” kata Khofifah.

Khofifah mengatakan bahwa, ada beberapa kabupaten kota yang terdampak kuat dari gempa yang terjadi. Yang paling parah ada di Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Dampit dan Jabung. Kabupaten Lumajang terutama di Kecamatan Tempursari dan Pronojiwo serta Kabupaten Blitar terutama di Kecamatan Wates dan Binangun.

Dari data yang telah dihimpun oleh BPBD Jatim, ada banyak rumah rusak baik ringan, sedang maupun berat, baik di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang maupun Kabupaten Blitar. Semua sedang pendataan sambil evakuasi warga. Hingga pukul 16.30 WIB, yang terlaporkan dari Malang ada 4 rumah rusak di Desa Kemiri, 1 rumah rusak berat di desa Sidorejo,

15 rumah rusak ringan dan 2 rumah rusak ringan di Desa Gunung Jati, 3 rumah rusak di Desa Agrosari, 3 rumah rusak di Desa Kemantren, 2 rumah rusak di Desa Gading Kembar, dan 1 rumah rusak di Desa Sidomulyo. Selain itu ada rumah sakit dan puskesmas yang dilaporkan mengalami kerusahakan. Seperti RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar serta Puskesmas Turen yang terdampak cukup berat. “Tentu data akan terus diupdate,” tandas Khofifah.

Khofifah menyebut, seluruh pihak, forkopimda Jatim bersama tiga Bupati terus melakukan koordinasi. Gerak cepat dan tanggap atas terjadinya bencana dilakukan secara simultan.

“Kita sudah mengirimkan tim untuk turun langsung ke titik-titik yang mengalami dampak parah. Agar segera dilakukan pengamanan, dan juga evakuasi. Ada tim dari BPBD kabupaten kota, juga dari provinsi yang kini ada di lokasi-lokasi terdampak untuk tanggap kebencanaan,” tegas Khofifah.

(*/dtc)

Kami Hadir di Google News