Berita

2 Persen Anak Laki-laki di Pariaman Diduga “Malambai”

97
×

2 Persen Anak Laki-laki di Pariaman Diduga “Malambai”

Sebarkan artikel ini
Mardison Mahyuddin
Mardison Mahyuddin.

mjnews.id – Wakil Walikota (Wawako) Pariaman, Mardison Mahyuddin mengatakan, terdapat sekitar dua persen anak laki-laki di Kota Pariaman dinilai masuk kategori “malambai” alias genetika perempuan lebih dominan. Dilihat dari segi fisik (jasmani) anak itu sehat, begitu pun rohaninya. 

Disebutkannya, Pemko Pariaman melalui instansi terkait harus tahu faktor dan penyebab hal tersebut terjadi. Apakah faktor lingkungan, dimana anak laki-laki itu lebih banyak bergaul dalam keseharian dengan perempuan atau ada faktor genetika.

“Ini salah satu tugas Pemko Pariaman melalui instansi terkait untuk menjadikan anak itu tetap berada di jenisnya. Kalau laki-laki bersikap sebagai seorang laki-laki, begitupun jika perempuan, bersikap la yaknya sebagai seorang perempuan menurut kodratnya”, ucapnya usai membuka sosialisasi Perwako nomor 56 tahun 2020 tentang SPM PAUD di Kota Pariaman, Senin (21/12/2020).

Untuk itu, Wakil Walikota Pariaman berharap melalui Perwako ini, nanti Lembaga Pendidikan PAUD punya tugas untuk mengarahkan anak laki-laki yang masuk kategori “malambai” tersebut menjadi laki-laki yang seutuhnya, sesuai kodratnya.

Dijelaskannya, anak di usia 0 sampai 6 tahun itu merupakan usia emas. Anak di usia ini lebih cenderung meniru, apa yang dilihat di sekitarnya. Untuk itu, anak diusia ini, sangat butuh sentuhan-sentuhan yang baik, mulai di lingkungan keluarga sampai lingkungan sekolah (PAUD).

Di lembaga Pendidikan itu, Guru PAUD, diminta mengetahui karakter, sifat dan lingkungan anak tersebut. “Anak laki-laki harus dikumpulkan dengan sesama laki-laki, begitupun jika perempuan dikumpulkan dengan sesama perempuan,” pesannya.

Disebutkannya, karena Lembaga Pendidikan PAUD merupakan awal bagi anak mengenal pendidikan di luar keluarga atau rumah, kecerdasan Guru PAUD juga dituntut untuk bisa merangkul semua anak yang berasal dari berbagai kalangan keluarga.

“Di lembaga Pendidikan PAUD tersebut, tempat berhimpun beragam karakter anak yang juga berasal dari berbagai kalangan keluarga,” tuturnya.

(sul)

Kami Hadir di Google News