 |
| Inilah Sarasah Batua Bagiriak, calon objek wisata baru yang akan dibangun Nagari Sitanang, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam. (ist) |
mjnews.id – Nagari Sitanang, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, memiliki potensi begitu besar untuk pengembangan objek wisata, terutama di Sarasah Batu Bagiriak, perbatasan antara Nagari Sitanang dengan Nagari Batu Batu Kambing.
Wali Nagari Sitanang Afrizal, Minggu (3/1/2021) di Sitanang menjelaskan, menurut rencana, Sarasah Batua Bagiriak itu, tahun 2021 ini akan dimulai digarap, dikelola dijadikan tempat wisata alam.
Semak-semak dan tumbuhan yang ada di sekitar lokasi, ditata sedemikian rupa, sehingga menjadi tempat wisata yang indah, mempunyai destinasi tersendiri dibandingkan dengan objek wisata yang ada ditempat lain.
Lokasinya yang terletak dipinggir Lubuk Basung dengan Koto Alam, Kecamatan Palembayan itu. Hebatnya lagi, lokasi baru itu memiliki air terjun yang jernih mengalir ke barat bermuara ke laut Kecamatan Tanjung Mutiara.
Tapi yang jadi permasalahan saat ini, jalan Kabupaten Agam dari Lubuk Basung ke Koto Alam itu, belum memadai, badan jalan yang diaspal masih sempit, bahu jalan juga ditumbuhi semak dan rumput, sering menimbulkan kecelakaan lalulintas, dan ada diantaranya yang membawa maut.
Kondisi jalan di Lubuk Basung ke Koto Alam itu, jelas Afrizal, sudah dilaporkan tiga wali nagari; Sitalang, Batu Kambing, dan Sitalang, sebab tiga nagari ini lah yang dilitasi Jalan Lubuk Basung ke Koto Alam.
“Keadaan jalan yang membahayakan itu sudah kami laporkan keada Pemerintahan Daerah Kabupaten Agam di Lubuk Basung secara tertulis, tapi hingga saat ini belum tampak adanya tanda-tanda akan dikerjakan, kecuali hanya perambahan semak dibahu jalan pada beberapa titik”, jelas Afrizal.
Terhadap rencana pembangunan objek wisata, terangnya, akan dibahas lebih lanjut dengan Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Sitanang. Wali Nagari Afrizal yakin, Bamus Nagari Sitanang akan mendukung, sebab, dengan dibukanya objek wisata Sarasah Aia Tajun Batu Bagiriak itu, warga yang tinggal dikawasan itu dapat membuka usaha kuliner, atau jenis jualan lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kerja berat yang dilalui untuk merampungkan pembangunan objek wisata itu, adalah tingginya bukit yang akan digali tempat lapangan parkir. Kalau soal pembebasan lahan jelas Afrizal tidak ada masalahan lagi, pemilik lahan sudah mengizinkan.
Yang berat itu biaya untuk mengevakuasi material ratusan meter kubit itu yang berat, membutuhkan biaya besar, karena itu, Afrizal, katanya akan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, katanya.
(lkm/irm)
