EkonomiSumatera Barat

Sikapi Soal Impor Beras, Wagub Audy: Sumbar Masih Surplus Beras!

78
×

Sikapi Soal Impor Beras, Wagub Audy: Sumbar Masih Surplus Beras!

Sebarkan artikel ini
Audy Joinaldy
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy.

MJNews.id – Pemerintah Provinsi Sumbar akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan beras bagi daerah lain guna menekan laju impor. Untuk itu, ke depan Sumbar akan meningkatkan produksi beras.

“Kalau untuk kewenangan impor kan bukan kewenangan kita. Namun kita tetap mendukung pemerintah pusat,” sebut Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, Kamis 25 Maret 2021.

Dikatakannya, dukungan pada pemerintah pusat tersebut menurutnya, dengan menyediakan beras bagi daerah lain. Karena saat ini, Sumbar sudah surplus beras.

“Kita saat ini sudah surplus beras, untuk itu kita tetap dukung pemerintah pusat guna memenuhi kebutuhan beras masyarakat,” sebutnya.

Disebutkan, Sumbar salah satu produsen beras di Sumatera. Untuk itu Sumbar akan membantu mengurangi angka impor beras. Menurutnya, Indonesia termasuk penduduk yang tinggi mengkonsumsi beras. Bisa mengkonsumsi beras 130 kg perkapita/tahun. 

“Kita harapkan nanti juga dapat mencari alternatif pangan lainnya,” ujar dia.

Sebelumnya, rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras menuai kontra dari banyak pihak. Bahkan di internal pemerintah seolah ada beda suara soal rencana impor yang diperuntukkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog.

Rencana impor ini pertama kali disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis, 4 Maret 2021. Menurut dia, impor ini adalah bagian dari rencana penyediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 1-1,5 juta ton oleh pemerintah.

Lalu pada Senin, 15 Maret 2021, Muhammad Lutfi mengatakan impor beras tersebut akan digunakan sebagai iron stock atau cadangan. Ia pun memastikan beras impor tidak akan masuk ke Indonesia di tengah panen raya yang saat ini berlangsung.

“Ini (impor) bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya,” kata dia.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sebelumnya menegaskan tidak akan sepenuhnya ikut kebijakan pemerintah tersebut, pasalnya ada pertaruhan harga gabah di tingkat petani yang bakal anjlok saat musim panen.

“Kalau pun kami mendapatkan tugas impor 1 juta ton, belum tentu kami laksanakan, karena kami tetap memprioritaskan produk dalam negeri yang sekarang masa panen raya sampai bulan April,” katanya.

(eff)

Kami Hadir di Google News