InfrastrukturSumatera Barat

KNKT Akui Sitinjau Laut Jalur Paling Ekstrem di Dunia

106
×

KNKT Akui Sitinjau Laut Jalur Paling Ekstrem di Dunia

Sebarkan artikel ini
Soerjanto Tjahjono
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.

MJNews.id – Karena tingginya angka kecelakaan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) evaluasi tanjakan Sitinjau Laut. Dalam jangka pendek akan ada penempatan petugas dan peralatan penanganan kecelakaan.

Evaluasi tersebut dilakukan KNKT bersama lembaga terkait, Selasa 30 Maret 2021 di ruang pertemuan Terminal Anak Air, Kota Padang. 

Hadir pada kesempatan itu, Dinas Perhubungan Sumbar, Dishub Kabupaten Solok, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) III Sumbar dan Kepolisian.

“Sitinjau Laut itu sudah terkenal dengan jalannya yang berbahaya. Tidak hanya nasional, tapi dunia. Kawan saya menelepon dari Amerika, kenapa jalan di Sitinjau Laut masih parah sampai kini, seperti tidak ada upaya mengatasinya,” sebut Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Padang, Selasa 30 Maret 2021.

Dikatakannya, selama ini ekstremnya jalan Sitinjau Laut itu sudah terkenal. Dengan kondisi jalan menanjak dan tikungan tajam. Bahkan, pada ruas Padang-Solok itu, tingkat kecelakaan sangat tinggi.

Dari data KNKT, setidaknya ada 36 kali kecelakaan setiap tahun. Dengan itu, ruas Padang-Solok itu harus mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak yang berwenang.

Dari evaluasi yang dilakukan KNKT, penyebab seringnya kecelakaan di Sitinjau Laut, selain kondisi jalan juga ada faktor non teknis lainnya, termasuk kondisi rambu jalan.

“Kita sudah kaji, mulai dari muatan mobil, kondisi jalan, rambu lalu lintas, termasuk pembatas jalan. Bagaimana baiknya, apa langkah yang tepat agar kecelakaan dapat diminimalisir,” ujarnya.

Untuk itu, KNKT juga sudah mempersiapkan solusi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, KNKT bersama Kementrian Perhubungan akan menempatkan petugas di ruas Padang-Solok.

Kemudian, penempatan alat berat, menyediakan mesin pemotong baja. Sling baja untuk menarik kendaraan jika terjadi kecelakaan. Selain itu, pengusaha angkutan dan Jasa Raharja diminta menempatkan ambulans di ruas jalan tersebut.

“Jangankan puluhan kecelakaan, satu kecelakaan sudah terlalu banyak. Jadi, ketika ada kecelakaan, maka penanganan dan pertolongan dilakukan dengan cepat. Jika, ada korban terjepit, cepat dipotong dengan mesin untuk melepaskannya. Bila ada kendaraan yang terperosok langsung ditarik dengan sling. Begitu juga jika ada yang terluka, langsung dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans,” ulasnya.

Sementara untuk jangka menengah, mengkaji penempatan rambu. Termasuk kebijakan pemasangan pembatas pagar jalan. Bahan dan bentuk apa yang tepat. Begitu juga dengan jangka panjang, KNKT juga menyerahkan pada Kementerian Pekerjaan Umum, apakah akan ada alternatif pembangunan jalan yang tepat.

“Jadi, sifatnya kita koordinasi. Masing-masing sektor ditangani oleh yang berwenang. Untuk jalan diserahkan pada PU, untuk rambu kita serahkan pada Perhubungan, disiplin pengendara ditangani Kepolisian. Sementara kajian efektifitasnya kita berharap pada Universitas Andalas,” paparnya.

Penindakan

Dalam kesempatan itu, Soerjanto Tjahjono meminta Kepolisian memanggil perusahaan angkutan Crude Palm Oil (CPO). Karena, setiap tahun selalu ada kecelakaan truk CPO di Sitinjau Laut.

“Pihak perusahaan truk CPO harus dipanggil oleh Kepolisian, itu sangat membahayakan, apalagi jika minyaknya tumpah di jalan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala BPTD Wilayah III Sumbar Kemenhub RI, Deny Kusdyana mengatakan, pihaknya akan menjalankan arahan dari KNKT untuk menekan angka kecelakaan di Sitinjau Laut. Dengan hasil kajian KNKT tersebut, BPTD Sumbar akan melakukan sejumlah kegiatan di ruas Padang-Solok.

“KNKT memiliki insting lebih mendalam. Kami akan jalankan rekomendasi yang diberikan. Tahun ini Alhamdulillah, sudah menyiapkan kendaraan dan beberapa kegiatan, sesuai arahan KNKT. Di antaranya, penambahan kendaraan di Lubuk Selasih. Jika ada kecelakaan maka petugas akan langsung meluncur,” katanya.

Untuk itu, dalam waktu dekat BPTD menyiapkan rambu-rambu. Pemasangan rambu di ruas tersebut harus detail, karena berbeda dengan ruas jalan yang tidak terlalu ekstrem. “Jangan pula nanti rambu yang dipasang membahayakan pengendara,” katanya.

(eds)

Kami Hadir di Google News