Seni BudayaSumatera Barat

Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau Dilewakan Malam Ini

104
×

Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau Dilewakan Malam Ini

Sebarkan artikel ini
Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau
Suasana jumpa pers terkait alek malewakan PKM dan Peluncuran Buku Saudagar Emas Minangkabau, Senin (31/5) di Ladang Tari Nan Jombang, Balai Baru. (ist)

PADANG, MJNews.id – Pusat Kebudayaan Minangkabau (PKM) akan menggelar alek malewakan yayasannya, Rabu 2 Juni 2021 malam nanti di Ladang Tari Nan Jombang, Balai Baru, Kuranji. Banyak misi yang ingin digarap yayasan yang digawangi tokoh-tokoh seni dan budaya Minangkabau, selain berupaya untuk mendokumentasikan berbagai macam bentuk seni dan budaya daerah ini, juga menjadi penggagas pertunjukan seni tradisi.

Shofwan Karim, Ketua Yayasan PKM, saat jumpa pers kegiatan tersebut, Senin kemarin di Ladang Tari Nan Jombang mengatakan kalau sejumlah gagasan yang tercetus sejak terbentuknya yayasan, satu persatu akan mulai dieksekusi. Salah satu bentuk, seperti alek malewakan yang digelar Rabu malam nanti, adalah sebagai gerbang untuk menyelesaikan misi-misi yang sudah disepakati. Sebuah bentuk gerakan bagaimana bukan sekedar melestarikan seni dan budaya Minangkabau, tapi juga bisa merayakan kembali kebudayaan tersebut. Apalagi, dengan semakin majunya zaman, tidak banyak agenda yang mewadahi perayaan prosesi kebudayaan.

“Merayakan kebudayaan Minangkabau, termasuk memuliakannya juga. Bagaimana kebudayaan Minangkabau bisa menjadi great dan famous,” katanya.

Sejak didirikan 2015 silam, telah banyak rancangan misi yang ingin diselesaikan oleh Yayasan PKM. Seperti memfasilitasi penelitian, penerbitan database kebudayaan, mempresentasikan literatur kebudayaan Minangkabau, menghidupkan kesenian dan pertunjukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, hingga mendiplomasikan kebudayaan.

Dalam susunan pembina yayasan, kata Shofwan, saat ini diisi oleh sejumlah tokoh Minangkabau yang sudah terlihat potensinya dalam ruang lingkup nasional hingga internasional. Seperti Irman Gusman, Fadli Zon, Ery Mefri, Alwi Karmena dan lain sebagainya.

“Jadi kegiatan ini memang bukan kegiatan tiba-tiba, tapi terprogram dan terukur. Sesuai Pancasila, UUD, agama dan adat Minangkabau,” katanya.

 

Dengan melewakan PKM ini, Shofwan pun berharap program kegiatan yang sudah dirangkum mampu menunjukkan ‘sengat’ orang minang. Tidak saja menjadi kekayaan seni dan budaya negeri sendiri, tapi juga bisa bergaung di kancah universal.

 

Kemudian, Ery Mefri, selaku tuan rumah lokasi kegiatan itu, menilai berkumpulnya tokoh minang ini untuk misi kebudayaan merupakan langkah positif yang akan mampu menjadi perentak. 

“Kita berkumpul untuk merentak. Meletakkan budaya kita dalam peta dunia,” kata koreografer gaek ini.

Selama ini dia menilai seni dan budaya Minangkabau malah didiskriminasi dan dilemahkan. Beberapa pertunjukan atau misi kebudayaan lainnya pun hanya berujung pada rutinitas tahunan. Dia pun juga berharap, dengan pergerakan dalam misi kebudayaan ini jangan sampai menimbulkan sengketa, seperti beberapa kejadian saat penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya.

Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan PKM, Hasril Chaniago yang juga hadir pada kesempatan itu mengatakan kalau PKM juga akan membuat ensiklopedia nagari melibatkan beberapa penulis.

“Nantinya akan dibutuhkan 100 penulis, karena pembuatan ensklopedi nagari itu belum pernah dilakukan,” ujarnya.

Selain itu, Hasril menyebutkan, salah satu bentuk kegiatannya mendokumentasikan kekayaan Minangkabau. Ia juga mengatakan akan menulis tentang 1001 orang Minang.

“Kita akan mulai dari tokoh-tokoh Minang sejak zaman Adityawarman hingga sekarang,” ujarnya.

Dalam penulisan data kebudayaan tersebut, dia mengajak wartawan dan penulis untuk ikut berkontribusi.

Ada sejumlah acara yang akan mengisi alek malewakan PKM ini, selain peluncuran buku Saudagar Emas Minangkabau, juga ada pasambahan oleh Musra Dahrizal, Orasi Kebudayaan oleh Irman Gusman, pertunjukan tari ‘Marentak Tanah Bundo’ karya Ery Mefri bersama Nan Jombang Dance Company, dan didukung enam penyair, Yulizal Yunus, Alwi Karmena, Syafruddin Arifin, Zamzami Ismail, Rahmi Fahmy dan Muhammad Ibrahim Ilyas. Selain itu, dalam agenda ada sambutan dari Gubernur Sumbar serta penandatangan piagam kerjasama.

 

Panitia juga menyebutkan, kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan Covid-19. Untuk kapasitas ruangan pun dibatasi, hingga setiap undangan yang berjumlah 38 orang yang akan hadir akan menjalani tes swab sebelum memasuki ruangan acara. Selain itu, kegiatan kebudayaan tersebut juga disiarkan secara langsung di Padang TV dan streaming di berbagai media sosial.

(why/eds) 

Kami Hadir di Google News