EkonomiPerbankanSumatera Barat

Genjot Kompetensi Pengrajin Tenun Minang, BI Sumbar Hadirkan Wignyo Rahadi

111
×

Genjot Kompetensi Pengrajin Tenun Minang, BI Sumbar Hadirkan Wignyo Rahadi

Sebarkan artikel ini
pelatihan peningkatan kompetensi pengrajin tenun Minang
Kepala Perwakilan BI Sumbar, Wahyu Purnama A bersama para peserta pengrajin tenun Minang. (ist)

SAWAHLUNTO, MJNews.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat menghadirkan desainer dan praktisi tenun nasional sekaligus Anggota Dewan IKRA Nasional, Wignyo Rahadi, untuk pelatihan peningkatan kompetensi pengrajin tenun Minang.

Hal ini sebagai konsistensi dan komitmen BI Sumbar dalam mengakselerasi transformasi tenun Minang.

Usaha BI Sumbar tersebut sangat diapresiasi Walikota Sawahlunto, Deri Asta. Ia membuka langsung acara Pembukaan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengrajin Tenun Minang Tahap Kedua, 8 – 10 Juni 2021 di Hotel Parai Kota Sawahlunto.

Kepala Perwakilan BI Sumbar, Wahyu Purnama A, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tenun Minang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, mengingat tenun/songket merupakan salah satu warisan kekayaan budaya leluhur masyarakat Minangkabau sebagai pakaian tradisional yang dikenakan pada acara adat dan acara kebesaran kerajaan Minangkabau.

“Namun sayangnya, tenun/songket Minang masih memiliki bahan yang kaku dan motif yang belum bervariasi. Selain itu masih menggunakan benang yang belum berkualitas baik, sehingga kain mudah kusut dan terasa panas ketika digunakan,” katanya, seperti dalam rilis yang diterima Rabu 9 Juni 2021.

Untuk itu, dibutuhkan perubahan yang menyeluruh, untuk menjadikan tenun Minang sebagai komoditas unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata provinsi Sumatera Barat melalui “Transformasi tenun Minang”. Tenun Minang perlu bertransformasi melalui berbagai perubahan agar menjadi lebih baik, mulai dari bahan baku yang digunakan.

“Tidak hanya menggunakan benang berwarna emas atau silver, namun mulai menggunakan benang berbagai warna. Selain itu menggunakan struktur atau bahan dasar benang yang halus), maupun terkait desain/ motif yang juga berkembang (tidak lagi mengandalkan motif yang besar dan klasik namun mulai mengaplikasikan motif minimalis, modern dan kekinian),” tambahnya.

Transformasi dilakukan agar Tenun Minang dapat menjadi pakaian yang nyaman, modern dan bisa digunakan oleh berbagai kalangan dengan harga bersaing.

Sebagai tonggak awal dalam pengembangan tenun minang, BI Sumbar bersinergi dengan pemerintah daerah melalui pencanangan dan penandatanganan komitmen bersama Transformasi Tenun Minang bersama Gubernur Sumbar, BI Sumbar dan 7 kepala daerah Kabupaten/Kota (Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kota Padang dan Kota Bukittinggi) awal November 2020.

Harapannya, dengan adanya program transformasi tenun Minang melalui pelatihan–pelatihan yang dilaksanakan demi meningkatkan kompetensi pengrajin tenun Minang, maka produk yang dihasilkan bisa menjadi komoditas unggulan, icon dan souvenir yang akan mendukung pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Sumbar.

(rls) 

Kami Hadir di Google News