Sumatera Barat

Gubernur Mahyeldi Ajak Masyarakat Sumbar Jaga Hutan dan Konsumsi Madu

68
×

Gubernur Mahyeldi Ajak Masyarakat Sumbar Jaga Hutan dan Konsumsi Madu

Sebarkan artikel ini
peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Pemerintah Provinsi Sumbar memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di halaman kantor gubernur di Padang, Kamis 17 Juni 2021. (humas)

PADANG, MJNews.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar upacara bulanan. Kali ini untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) se dunia, di halaman kantor Gubernur, Senin 17 Juni 2021, dengan inspektur upacara Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah.

“Setiap tahunnya, Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) diperingati pada tanggal 5 Juni. Tahun ini, puncak peringatannya dipusatkan di Pakistan. HLH ke-47 tahun ini mengambil tema Restorasi Ekosistem,” kata Gubernur Sumbar membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Tema Restorasi Ekosistem juga sejalan dengan semangat dan langkah-langkah Indonesia dalam pengelolaan lingkungan dan kehutanan. Sejumlah langkah tersebut diantaranya restorasi dan rehabilitasi hutan dan kawasan guna mendukung upaya mengatasi krisis perubahan iklim. Kemudian, memastikan pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.

“Inilah momen kita. Kita tidak bisa mengembalikan waktu. Tapi kita bisa mengembalikan kondisi lingkungan, melalui berbagai aktivitas positif dalam menjaga dan merawat lingkungan. Kita adalah generasi yang berdamai dengan alam,” ucapnya.

Tema ini berkaitan dengan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah mendeklarasikan tahun 2021-2030 sebagai Dekade PBB Restorasi Ekosistem (UN Decade on Ecosystem Restoration). Berdasarkan literatur dan informasi dari berbagai ahli, dalam sepuluh tahun ke depan merupakan periode terpenting untuk mencegah bencana akibat perubahan iklim, serta untuk menjaga keanekaragaman hayati.

Pemerintah juga menempuh upaya dalam pemulihan ekonomi nasional, melalui kegiatan padat karya, penanaman serta rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut. Restorasi hutan pun dilakukan untuk mengatasi krisis lingkungan elemen udara, air dan tanah/tutupan lahan. Yang tidak kalah penting yaitu restorasi kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

Gubernur Sumbar menyampaikan, secara praktis, restorasi ekosistem dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam kurun waktu 2015 hingga saat ini, berupa pemulihan lahan dengan total area tidak kurang dari 4,69 juta hektare lahan dipulihkan, termasuk gambut dan mangrove. Restorasi Ekosistem akan sangat membantu dan dibutuhkan dalam upaya menurunkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca, Redaksi) dan meningkatkan stok karbon.

“Melalui momentum Hari Lingkungan Hidup ini, diharapkan dapat menambah semangat kita untuk senantiasa terus memperbaiki diri dalam berperilaku adil terhadap lingkungan,” kata Gubernur Mahyeldi.

Tema HLHS kali ini dibangun guna mendukung usaha PBB dalam mengembalikan lagi hijaunya kawasan hutan dan melindungi kawasan alam yang masih perawan yang harus terus dilestarikan. Bersama menanam pohon, menghijaukan kota, membangun kembali kebun, membersihkan sungai dan pantai.

“Berbagai aktivitas bisa dilakukan masyarakat kecil, yang gapaian tangannya sangat terbatas, tetap bisa berpartisipasi menyelamatkan lingkungan dengan melakukan beragam langkah atau aktivitas kecil,” sebut Gubernur.

Pada kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi menambahkan, lingkungan yang sehat membutuhkan dukungan dan keterlibatan para pemangku kepentingan, khususnya di tingkat lokal, sehingga masyarakat berdaya dalam mengatur dan mengelola lahan tempat mereka dengan lebih baik. Pemberdayaan masyarakat berkontribusi memajukan solusi lokal dan mendorong partisipasi aktif dalam restorasi ekosistem.

“Jika lingkungan rusak dan tidak terjaga dengan baik, maka akan hancurlah daerah kita. Dimulai dari tempat tinggal dan lingkungan kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan peduli,” ajaknya.

Selain itu, Gubernur Mahyeldi juga mengajak masyarakat Sumbar untuk mengkonsumsi madu dan budidaya lebah galo-galo untuk menjaga kelestarian alam, karena lebah ini memakan daun apa saja yang ada di hutan. 

“Peternak madu di Sumbar memproduksi madu dinamakan madu galo-galo. Madu ini memiliki kualitas yang sangat baik karena melarutkan banyak zat yang bermanfaat bagi tubuh kita termasuk juga sebagai antioksidan,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan meminum madu galo-galo juga bisa untuk pengobatan Covid-19 dan menyehatkan badan, imunitas meningkat. Dengan gerakan minum madu galo-galo ini maka warga Sumbar menjadi sehat dan pejabat pejabat Sumbar juga sehat.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Sumbar bersama Plt. Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Ir. Sigit Reliantoro, MSc menyerahkan penghargaan kepada tiga orang pemenang PROPER yang mewakili perusahaan berperingkat HIJAU yaitu, PT. Pertamina (Persero) MOR I DPPU Minangkabau, PT. Pertamina (Persero) Pertamina MOR I Terminal Terpadu Teluk Kabung dan PT. Agrowiratama.

Selain itu, Gubernur Sumbar juga menerima bantuan sebanyak 7.250 bibit kelapa dari perusahaan PROPER yang berasal dari 30 perusahaan guna menunjang program penanaman 1 juta kelapa.

(Adpim Sumbar) 

Kami Hadir di Google News