ParlemenSumatera Barat

DPRD Sumbar Nilai, Perlu Kajian Mendalam Atasi Longsor Jalan di Malalak

77
×

DPRD Sumbar Nilai, Perlu Kajian Mendalam Atasi Longsor Jalan di Malalak

Sebarkan artikel ini
Komisi IV DPRD Sumbar saat meninjau longsor di Bukit Apiak
Anggota Komisi IV DPRD Sumbar saat meninjau longsor di Bukit Apiak, Jorong Limo Badak, Nagari Malalak Utara, Kecamatan Malalak, Sabtu. (wahyu)

mjnews.id – Wakil Komisi IV DPRD Sumbar, Mesra menilai, jalan Malalak tepatnya di Bukit Apiak, Jorong Limo Badak, Nagari Malalak Utara, Kecamatan Malalak riskan dilewati. Menurutnya, butuh kajian yang dalam untuk perbaikan akses alternatif Padang-Bukittinggi ini.

“Setelah kami lihat, memang kawasan ini rawan sekali. Ini tidak bisa direka-reka dan diprediksi,” kata Mesra, saat meninjau longsor di kawasan tersebut di atas, Sabtu (9/1/2021) sore.

Dari informasi yang ia terima, kawasan ini sejak Mei lalu hingga akhir tahun memang sudah berkali-kali longsor. Melihat kondisi di lapangan ia menilai perbaikan jalur ini perlu kajian yang dalam. Apalagi memang tidak bisa sekedar memperbaiki agar kendaraan bisa lancar, tapi harus mencari solusi terbaik agar longsor tak lagi terjadi.

Melihat dari dana tahun ini, memang belum terlihat anggaran untuk menanggulangi kawasan rawan longsor ini. Setidaknya hanya bisa untuk mengatasi agar lalu lintas kembali lancar.

“Awal tahun ini DPRD Sumbar masih proses recovering. Anggaran untuk perbaikan bagian bukit dan bibir jalan di kawasan Malalak memang tidak ada tahun ini. Tapi kita usulkan kepada pemerintah setempat bagaimana mengantisipasinya,” katanya.

Dia mengatakan, dengan melihat kondisi longsor, dan sekitar bibir jalan sebelah kiri yang curam, dan bagian perbukitan yang rapuh serta banyaknya batu besar di dinding bukit, ia pun akan melakukan rapat dengan pihak terkait untuk mengkaji permasalahan ini.

“Kalau perlu kita usulkan untuk menutup sementara jalur ini, karena kondisinya memang rawan,” ujar Mesra.

Sementara itu, senada dengan Mesra, Desrio Putra, anggota Komisi 4 DPRD Sumbar yang juga ikut dalam rombongan menilai kawasan ini sangat rawan sekali. Apalagi kalau cuaca ekstrim, sebaiknya tidak melewati jalan alternatif Padang – Bukittinggi ini.

Agar amannya lalu lintas di kawasan ini, Dia juga mendesak pemerintah setempat untuk melakukam stabilisasi tanah. Kalau tidak segera dilakukan, tanah dan bebatuan di badan perbukitan pasti akan longsor kembali.

“Stabilisasi tanah penting dilakukan, agar kalau hujan, tanah tidak turun ke bawah. Dinas terkait, PUPR, perlu segera melakukan kajian untuk mengatasi longsor ini,” katanya.

Dia juga mengatakan, waktu pembersihan jalan, perlu dilihat juga jika dibuang ke jurang di bibir jalan. Karena jumlah material longsor cukup banyak, mencapai 3 ribu kubik.

Dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji solusi untuk ruas jalan ini, pertama bagaimana pengendara bisa melaju aman, kedua bagaimana longsor tidak membuat rusak struktur jalan.

“Kalau sering longsor dan tanah terus turun, struktur jalan akan rusak juga nantinya. Ini perlu perhatian dari dinas terkait, agar nanti bisa pula dibahas penganggarannya,” kata Desrio.

Dia juga mengatakan akan segera menggelar rapat kerja dengan mengundang dinas terkait untuk melihat perencanaan mereka terkait penanggulangan longsor di kawasan tersebut.

Dari pantauan pada Sabtu lalu, material longsor masih menutupi sebagian jalan. Sore hari kawasan ini juga nampak tertutup kabut. Beberapa mobil masih terlihat melintas dengan dibantu diatur oleh warga sekitar.

Beberapa pengadara mengaku masih menggunakan jalan ini karena akses alternatif ini cukup hemat waktu dan jarang sekali mengalami kemacetan. Pengendara yang lewat juga meminta pemerintah segera mengatasi kondisi jalan yang rawan ini agar tidak makan korban di kemudian hari.

(why/eds)

Kami Hadir di Google News