EkonomiSumatera Barat

Usaha Ternak Kerbau Masih Diminati di Tanah Datar

102
×

Usaha Ternak Kerbau Masih Diminati di Tanah Datar

Sebarkan artikel ini
kerbau
Upaya pengembangbiakan ternak kerbau jadi perhatian Dinas Pertanian Tanah Datar. (ist)

mjnews.id – Program Sapi Kerbau Komoditi Andalan Negeri (Simakomandan) yang dilakukan saat ini ikut mendorong upaya pengembangbiakan populasi ternak kerbau di Tanah Datar, Sumatera Barat.

Di tengah kurang menariknya usaha ini di kalangan petani, program demikian dinilai cukup membantu upaya pelestarian populasi kerbau membuat usaha ternak ini masih diminati.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tanah Datar, Dr. H. Varia Warvis mengatakan dengan pengembangbiakan pola Kawin Suntik (IB) dan Pemeriksaan Kebuntingan (PKb) yang telah dilakukan meninggalkan pola tradisi kawin pejantan merupakan upaya budidaya ternak kerbau yang membantu peternak.

“Kendati saat ini konsentrasi populasi ternak kerbau lebih banyak berada di kawasan Lintau Buo dan Lintau Buo Utara, Batipuh dan Rambatan dengan melaksanakan pola IB dan PKb peternak kerbau bergairah dan sangat terbantu,” kata Kabid, pekan lalu di Pagaruyung.

Diutarakannya, upaya pengembangan ternak kerbau merupakan lanjutan dari kegiatan tahun 2017, yakni kerbau induk wajib bunting hingga menjadi kegiatan  Sikomandan tahun ini.

Inti dari polanya adalah kawin suntik dan pemeriksaan kebuntingan serta pengobatan gangguan reproduksi dilaksanakan secara gratis pada peternak dengan dananya dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.

Menurut Varia Warvis, bagi peternak kerbau juga ada asuransi ternak kerbau  kerja sama Kementerian Pertanian RI dengan Jasindo.

“Atas upaya demikian,  populasi kerbau di Tanah Datar mencapai 7.092 ekor lebih hingga Maret 2020,” jelasnya.

Ia menyebut, kalau dibanding dengan usaha ternak sapi, kerbau tentu kalah produktif akibat lambatnya pertumbuhan peranakan dan pengembanganbiakannya.

Ditandai masa reproduksi atau  beranak kerbau yang lama dengan 11 bulan dan sapi bunting 9 bulan,  usia untuk mencapai dewasa kelamin untuk bisa dikawinkan pada kerbau lebih lama, demikian juga untuk penggemukan atau untuk daging kerbau membutuhkan waktu jauh lebih.

“Termasuk dengan adanya mesin bajak juga mengurangi minat masyarakat untuk memelihara kerbau, atau tidak adanya olahraga tradional adu kerbau ikut mempengaruhi,” tambahnya. (*/eds)

Kami Hadir di Google News