Sumatera BaratTokoh

Walikota Solok, Zul Elfian Motivasi Petani Bertanam Kopi

75
×

Walikota Solok, Zul Elfian Motivasi Petani Bertanam Kopi

Sebarkan artikel ini
Walikota Solok, Zul Elfian Motivasi Petani Bertanam Kopi
Walikota Solok, H.Zul Elfian beraktifitas menjaga daya tahan tubuh serta memotivasi petani Payo menanam bibit kopi baru. (Wannedi Saman)

mjnews.id – Di tengah kesibukannya menjalankan roda pemerintahan di Kota Solok, Sumatera Barat, Walikota Zul Elfian masih meluangkan waktunya untuk memotivasi warga untuk menanam kopi.

Tidak hanya sekadar imbauan, mantan Wawako Solok 2010-2015 ikut mengayukan cangkul, menggali lubang untuk menanam bibit kopi dalam memotivasi petani masyarakat Payo. Bahkan kegiatan tersebut juga bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

Ia bersama birokrat di Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok, H. Zulkfli Ishaq pun memotivasi petani untuk peremajaan serta menanam bibit kopi jenis robusta dan arabika di Puncak Payo, Kelurahan Tanah Garam.

Jauh sebelumnya ia menantang alumni Fakultas Pertanian UMMY Solok, H. Zulkifli Ishaq menyulap kawasan tertinggi puncak Payo Batu Patah untuk pembudidayaan bunga krisan.

Pembudidayaan bunga krisan di dalam pekarangan masyarakat setempat berhasil. Bahkan dikembangkan di dalam rumah plastik yang dibangun melalui anggaran APBD Kota Solok. Bunga krisan tumbuh subur dan bersemi. Warna-warni pun mmemunculkan keindahan. Kini Batu Patah sering dikunjung berbagai tamu regional dan nasional.

Bunga Krisan yang didambakan tumbuh subur di Batu Patah Payo. Kemudian untuk mendonkrak pendapatan masyarakat Payo, Walikota berkeinginan membangkit batang tarandam, sejarah tempo doeloe, di mana Payo yang terkenal dengan komoditi kopinya.

“Potensi ini perlu digarap sehingga kesejahteraan akan dinikmati warga Payo nantinya. Membaca hal itu, maka dilakukan kerjasama oleh Pemerinah Kota Solok dengan BPTP,” ujar H. Zul Elfian.

Kopi dari data yang diperoleh menurut Wali Kota Solok, seluas 54.156 hektar yakni lahan kopi jenis robusta dan arabika. Disayangkan tanaman kopi dominan berumur di atas 20 tahun. Bahkan tinggi–tinggi sehingga dalam memanen, petani tidak bisa mengambil yang merah saja.

“Buah muda pun ikut, sehingga kualitas yang masa tempo doeloe itu, sudah berkurang,” ungkap H. Zul Elfian.

Dari 54.156 hektare lahan kopi yang ada tersebut, jenis robusta seluas 50.797 hektar,Sedangkan Arabika hanya seluas 3.359 hektare.

Untuk kopi robusta, peremajaan dilakukan swadaya petani termasuk suntikan dana APBD Kota Solok seluas 1,4 hektar. Sementara untuk kopi arabika suntikan dana APBD Kota Solok tahun 2017-2018.

Untuk Kopi Robusta ada rencana pengembangan pada 2020 seluas 5 hektar yamg ditumpangsarikan dengan kacang merah dalam upaya pengentasan kemiskinan di Payo. Sedangkan untuk kopi berumur lebih 20 tahun dan kurang produktif dilakukan peremajaan.

Untuk mengembalikan citra Kopi Payo tersebut, Wali Kota Solok terpanggil untuk memperkenalkan kopi Payo. Salah satu usaha adalah membebaskan kawasan Batu Patah untuk disulap menjadi destinasi wisata masa depan. Keberadaan Batu Patah sebelum mewabahnya Covid-19 (virus corona), ramai dikunjung wisatawan.

Untuk lebih leluasanya dalam pengembangan Batu Patah Payo, dengan mengajak pejabat di lingkup Pemko Solok mengumpulkan dana sebagai modal Koperasi Solok Serambi Madinah yang dirikan. Maka terhimpun dana sebesar Rp140 juta.

“Alhamdulillah, Batu Patah berhasil dibebaskan, walaupun kita masih utang sebesar Rp10 juta lagi,” ujarnya.

Belakangan nama Zul Elfian kembali santer menjadi perbincangan di Kota Solok terkait suksesi Pilkada serentak yang akan dihelat 9 Desember 2020.

 “Entahlah, kita hanya berjuang dan berdoa,” jawabnya.

Ia mengakui prestasi yang didapat tidak saja atas keberhasilan memimpin Kota Solok bersama Reinier, tapi juga dukungan DPRD, OPD dan masyarakat. (Wannedi Saman)

Kami Hadir di Google News