EkonomiSumatera Barat

Ekonomi Sumatera Barat Tumbuh Melambat

92
×

Ekonomi Sumatera Barat Tumbuh Melambat

Sebarkan artikel ini
Ekonomi Sumatera Barat Tumbuh Melambat
Gedung Bank Indonesia Sumatera Barat.
mjnews.id – Ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) pada triwulan I 2020 tumbuh terbatas pada level 3,92% (yoy), atau tumbuh melambat dibandingkan triwulan IV 2019 yang sebesar 5,13% (yoy) dan triwulan I 2019 yang mencapai 4,85% (yoy). Perlambatan terjadi karena dampak dari pandemi Covid-19.
Berdasarkan pengeluaran, perlambatan ekonomi akibat dari melambatnya komponen konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan net ekspor. Dari sisi lapangan usaha (LU), terbatasnya pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari perlambatan pertumbuhan pada tiga sektor penopang utama ekonomi Sumbar, sektor sektor perdagangan besar-eceran, sektor transportasi dan pergudangan serta sektor industri pengolahan.
“Pertumbuhan ekonomi Sumbar diprakirakan masih akan tertahan di triwulan II 2020. Perlambatan dari sisi pengeluaran diprakirakan terutama masih akibat melambatnya konsumsi rumah tangga, PMTB dan ekspor,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Wahyu Purnama A, dalam rilis yang diterima Selasa (30/6/2020).
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 yang semakin meluas pada triwulan II 2020 diprakirakan akan menurunkan permintaan dan pendapatan masyarakat. Fluktuasi harga CPO dan karet dunia pada triwulan II 2020, diprakirakan akan menahan pertumbuhan ekonomi Sumbar.
Dari sisi LU, tertahannya kinerja perekonomian pada triwulan II 2020, terutama disebabkan oleh prakiraan penurunan kinerja LU transportasi dan pergudangan, perdagangan dan eceran, serta melambatnya pertumbuhan pada sektor pertanian.
Pembatasan mobilitas dan aktivitas sosial-ekonomi seiring dengan pandemi COVID-19 yang meluas pada triwulan II 2020, diprakirakan akan menahan kinerja beberapa lapangan usaha terutama LU transportasi dan pergudangan serta LU perdagangan dan eceran.
Realisasi belanja dan pendapatan Sumbar hingga triwulan I 2020 menurun, dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2019. Penurunan realisasi pendapatan Sumbar sejalan dengan menurunnya realisasi pendapatan 19 kabupaten/kota di Sumbar hingga triwulan I 2020.
Daya serap belanja APBN untuk kementerian/lembaga di Sumbar hingga triwulan I 2020, menurun dibandingkan dengan triwulan I 2019. Realisasi belanja APBN untuk kementerian/lembaga Sumbar pada triwulan I 2020 mencapai 12,75% atau senilai Rp1,88 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang sebesar 18,46% atau senilai Rp2,82 triliun.
Inflasi triwulan I 2020 tercatat terkendali di tengah kondisi curah hujan yang tinggi dan mulai mewabahnya pandemi COVID-19. Pada triwulan I 2020, laju inflasi tercatat mencapai 2,09% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan IV 2019 yang sebesar 1,67% (yoy).
Berdasarkan kelompoknya, laju inflasi pada triwulan I 2020 didorong oleh inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,96% (yoy), terutama disebabkan peningkatan harga komoditas cabai merah, bawang merah dan bawang putih akibat curah hujan yang tinggi serta wabah COVID-19 yang menghambat impor bawang putih.
Di sisi lain, laju inflasi triwulan I 2020 tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi sebesar 2,25% (yoy), seiring dengan penurunan tarif angkutan udara karena berkurangnya permintaan akibat pembatasan kegiatan di tengah wabah Covid-19.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2020 diprakirakan akan melambat dibandingkan dengan triwulan I 2020. Laju inflasi triwulan II 2020 diprakirakan akan lebih rendah dari realisasi triwulan I 2020 yang 2,09% (yoy) maupun triwulan II 2019 yang sebesar 3,61% (yoy).
Stabilitas sistem keuangan daerah di Sumbar pada triwulan I 2020 masih terjaga. Aset Perbankan di Sumbar pada triwulan I 2020 tumbuh 0,53% (yoy), atau melambat dibandingkan triwulan IV 2019 yang tumbuh 4,21% (yoy). Sejalan dengan pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan di Sumatera Barat juga tumbuh melambat 3,88% (yoy) dibandingkan dengan triwulan IV 2019 yang sebesar 7,30% (yoy).
Sementara kredit/pembiayaan pada triwulan I 2020 tercatat tumbuh 4,97% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan IV 2019 yang tumbuh 4,81% (yoy). Rasio Non-Performing Loan (NPL) Sumbar tercatat pada angka 3,03% (yoy), juga meningkat dibandingkan triwulan IV 2019 yang sebesar 2,60% (yoy).
Peningkatan NPL sejalan dengan meningkatnya kredit non performing yang diindikasikan sebagai dampak pandemi Covid-19 dan melambatnya perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2020. Transaksi non tunai di Sumatera Barat pada triwulan I 2020 mengalami perlambatan sebagai dampak pandemi Covid-19 yang mengurangi kegiatan ekonomi masyarakat. (*/eds)

Kami Hadir di Google News