EkonomiSumatera Barat

Nilainya Tidak Sampai Rp7,3 Miliar, SPR: Kami Komit Bayar Tunggakan ke Pemko

99
×

Nilainya Tidak Sampai Rp7,3 Miliar, SPR: Kami Komit Bayar Tunggakan ke Pemko

Sebarkan artikel ini
Nilainya Tidak Sampai Rp7,3 Miliar, SPR: Kami Komit Bayar Tunggakan ke Pemko
Sentral Pasar Raya Padang.

mjnews.id – Manajemen Sentral Pasar Raya (SPR) mengaku pihaknya komit untuk menyelesaikan pembayaran tunggakan royalti ke Pemko Padang. Namun saat ini, memang pembayarannya direncanakan akan dilakukan secara bertahap. 
Hal itu diakui General Manager (GM) SPR Meyke, Rabu (1/7/2020).
Menurutnya, jumlah tunggakan royalti SPR ke Pemko sebenarnya tidak sampai sejumlah yang mengemuka di rapat dengar pendapat di DPRD Padang bersama Dinas Perdagangan Kota Padang, Rabu (1/7/2020).
“Mungkin karena perhitungan mereka berdasarkan dolar Amerika, makanya ketemu angka itu. Tapi kami yakin jumlahnya tidak sampai segitu,” kata Meyke.
Dia menjelaskan, perihal tunggakan itu terjadi akibat kondisi keuangan SPR sejak dibangun pada 2007 lalu hingga kini dalam kondisi defisit.
Hal itu akibat berbagai kejadian dan rendahnya biaya sewa yang saat ini berlaku di SPR.
“Sejak dibangun pertama kali kami selalu defisit. Bayangkan baru setahun lebih beroperasi pada 2007 lalu, September 2009 gedung SPR hancur karena gempa bumi 30 sept 2019, modal investasi belum kembali” katanya.
Dikatakan, pihaknya kembali membangun ke 2 kali SPR Plaza usai gempa 2012 sampai 2014 adalah sebagai bentuk komitmen sebagai investor dan bhakti pihaknya kepada pembangunan dan ekonomi Kota Padang yang telah porak poranda akibat gempa 2009
“Itupun atas permintaan pemerintah kota, dengan janji Pemko akan dukung penuh perizinan legalitas, Pajak-pajak diringankan dan yang dibutuhkan oleh investor, untuk membangun ke 2 kalinya SPR Plaza dan turut membangun kembali kota Padang yang telah luluh lantak akibat gempa 2009. Kami membangun kembali investasi mencapai hampir Rp200 miliar,” jelasnya.
Usai dibangun pasca gempa, SPR kembali beroperasi mulai Januari 2015. Selama 2 sampai 4 tahun sesudah itu, biaya sewa digratiskan untuk meramaikan mall.
“Baru setelah dua tahun, biaya sewa dikenakan ke pedagang sebesar itupun sangat murah dan service charge hanya Rp32 ribu per meter per bulan. Baru pada November 2019 dinaikkan menjadi Rp40 ribu per meter per bulan. Itupun boleh dikatakan harga sewa yang paling rendah dibanding mall-mall lain di Padang, yang telah di atas Rp 80 ribu per meter persegi,” katanya.
Di samping itu, usai beroperasi kembali itu, pedagang yang lama maupun baru, lebih memilih berdagang di lantai bawah ketimbang lantai di atas dengan alasan takut gempa.
“Harga sewa di lantai atas jauh lbh rendah dibanding lantai bawah sehingga lantai atas lebih banyak kosong, semua rata-rata takut gempa,” katanya.
“Kami bayar royalti tertinggi dari semua mall dan gedung hasil kerjasama dengan Pemko Padang. Bahkan lebih 3 kali lipat, apalagi perekonomian di Indonesia sejak 2015 sampai 2020 ekonomi lambat dan besarnya biaya bunga bank, naiknya harga BBM, naik harga listrik, naiknya harga dollar, sulitnya investasi kita kembali,” tambahnya.
Dilanjutkan, pendapatan yang diperoleh dari biaya sewa pedagang dan tenant di SPR saat ini, hanya bisa untuk membiayai listrik dan maintenance, operasional rutin dan gaji karyawan sering harus tombok.
“Kami kesulitan membayar bunga dan pokok pinjaman investasi kepada bank. Juga royalti ke Pemko Padang. Namun walaupun begitu, kami pasti akan menyelesaikannya secara berangsur, itu komitmen. Kami juga sudah melakukan pembicaraan dengan Pemko soal penyelesaian tunggakan secara berangsur. Kami komit membayar tunggakan itu. Kami tidak nakal. Kami telah berinvestasi 2 kali membangun mall di Padang, kami tetap mendukung pembangunan dan ekonomi kota Padang, membantu usahawan UMK dan masyarakat Sumbar umumnya,” pungkasnya. (bim)

Kami Hadir di Google News