FeatureSumatera Barat

Usai Operasi, Tukang Ojek Buta dan Tuli, Obat Terhenti Karena Ketiadaan Biaya

78
×

Usai Operasi, Tukang Ojek Buta dan Tuli, Obat Terhenti Karena Ketiadaan Biaya

Sebarkan artikel ini
Usai Operasi, Tukang Ojek Buta dan Tuli, Obat Terhenti Karena Ketiadaan Biaya
mjnews.id – Indra Yeka (36 tahun), tertunduk lesu. Raut kelelahan dan rasa sakit terlihat jelas dari tampilannya. Warga Pasar Usang Guguk, Nagari Koto Gadang Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok harus menahan derita tiada tara.
“Saya sekarang tidak bisa lagi melihat dan mendengar, istripun tak lagi mendampingi,” ujarnya dengan suara bergetar, Senin (3/8) di rumah orang tuanya.
Ayah dari dua anaknya, tidak pernah menduga bakal menjalani kehidupan yang begitu getir. Pada awalmya, ia mengalami kanker di kepala bagian belakang, dekat leher. Mengetahui hal ini, ia pun berobat ke RSUD Arosuka.
“Saya menjalani operasi di rumah ini,” ujar tukang ojek ini.
Usai operasi, jelasnya, ia mulai merasakan ada efek terhadap penglihatan dan pendengarannya. pandangannya semakin kabur, pendengarannya pun hilang secara perlahan. 
Pada awalnya masih bisa mendengar dan melihat,walaupun kurang jelas. Namun sejak 1.5 bulan lalu, tidak bisa lagi melihat dan mendengar.
“Dia harus bolak-balik ke RSUD M Djamil Padang untuk berobat,” ujar adiknya Hendra Fauzi.
Sejak operasi, hingga sekarang, tidak ada lagi pemasukan. Selama ini penghasilan utamanya adalah dari menjadi tukang ojek sekitar Koto Gadang Guguk ini. Sekarang jangankan mengojek, berjalan dan mendengarpun ia sudah tidak bisa. Karena sekarang sudah buta total, tak bisa melihat sama sekali.
“Kasihan, Uda Indra Yeka, ia kesulitan untuk transportasi ke RSI M. Djamil Padang,” ujar Dori, tetangganya.
Sekalipun ada Kartu BPJS, jelas Dori, tetapi untuk transportasi ke Padang dua kali seminggu ia kesulitan. keadaan ekonomi beliau memang jauh dari cukup.
“Kini lutut sebelah kanan juga bengkak, yang membuatnya kian sulit untuk berjalan.” Jelas Dori. Pekerjaan sebelum sakit tukang ojek.
Indra Yeka tak bisa bergerak banyak, apalagi kini mengalami kebutaan, tuli, dan lutut bengkak. Dalam kondisi demikian, ia memang tidak bisa lagi membiayai rumah tangganya. 
Ia pun dipulangkan ke rumah orang tuanya. Sementara Istrinya bersama dua anaknya kini tidak lagi bersamanya.
Dua anaknya Anaknya masih kecil, anak pertamanya masih kelas IV SD, sementara yang kecil masih berusia 5 tahun.
“Sejak sakit, jelas Dori, Indra Yeka dirawat oleh orang tuanya. Selama ini, ia masih bisa membiayai pengobatan anaknya dari hasil menggarak sawah dan ladang orang lain. 
Namun sejak merawat Indra Yeka, ia pun tidak bisa lagi bekerja, sehingga kian kesulitan biaya.
“Indra Yeka dirawat dan dioperasi di RSUD Arosuka pada April 2020 lalu,” ujar Dori.
Ia dioperasi karena ada tumor yang sudah membengkak di leher bagian belakang. Setelah operasi baru, ia pun mulai rabun dan kesusahan dalam melihat. Dan sejak 1,5 bulan mulai buta total.
“Pengobatan di M Djamil harus dilakukan 2 kali seminggu, sampai saat ini sudah dilakukan 6 kali pengobatan,” jelasnya.
Untuk pengobatan selanjutnya, Indra Yeka kian kesulitan. Karena orang tuanya pun tidak bisa lagi bisa diandalkan. Keluarga lain pun bernasib hampir sama, hidup pas-pasan. Karena itulah, ia berharap donatur berhati mulia, agar ia tetap bisa berobat ke M. Djamil Padang.
“Sejak Indra Yeka sakkit, saya terpakasa berhenti bekerja,” ujar Lisnar (63 tahun), ibunda Indra Yeka.
Bagi donatur yang ingin meringankan beban Indra Yeka bisa menghubungi nomor 0812-3306-6118 atas Hendra Fauzi, adik Indra Yeka atau ke nomor rekening BRI 5552-01-013429-53-0.

(Waitlem)

Kami Hadir di Google News