EkonomiSumatera Barat

Ibu-ibu di Nagari Sungai Kunyit Barat Solsel Dilatih Menjahit

99
×

Ibu-ibu di Nagari Sungai Kunyit Barat Solsel Dilatih Menjahit

Sebarkan artikel ini
Pelatihan menjahit di Nagari Sungai Kunyit Barat
Pelatihan menjahit di Nagari Sungai Kunyit Barat, Solok Selatan yang dibiayai dengan dana desa. (Hendrivon)

mjnews.id – Masyarakat di Nagari Sungai Kunyit Barat, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Solok Selatan tidak sakedar dibekali pelatihan keterampilan menjahit saja, tetapi lebih dibina untuk bisa menghasilkan karya yang bernilai rupiah. 

Seperti pembuatan taplak meja dan gorden, yang hasil karya jahitan tersebut akan dijual di lokasi wisata alam Goa Batu Kapal (GBK) Solok Selatan.

“Bila kios oleh-oleh sudah difungsikan, maka karya anak nagari yang kita bina melalui pelatihan menjahit bisa di pasarkan di GBK,” kata Walinagari Sungai Kunyit Barat, Doni Fitra kepada wartawan, Senin (24/8/2020).

Pada 2020 ini pihak kenagarian sedang membekali keterampilan keahlian menjahit, dengan jumlah peserta sebanyak 16 orang. Anggarannya berasal dari dana desa sebesar Rp40 juta.

Pelatihan keahlian menjahit itu, sebutnya, dilaksanakan selama 16 hari yang dimulai sejak Selasa lalu yang merupakan pelatihan kedua kalinya setelah digelar di tahun 2019 lalu. Intinya, bagaimana pihak nagari mampu memberdayakan masyarakatnya untuk bisa menciptakan lapangan usaha baru.

Kalau di nagari Sungai Kunyit Barat, ucap Doni, peserta pelatihan tetap dibina. Untuk pembuatan seragam, masker selama wabah Covid-19 dan lainnya. 

“Jadi, perangkat nagari tidak perlu membuat seragam ke luar daerah. Kan ada yang dibina, mereka bisa memakai mesin jahit milik nagari untuk kebutuhan ekonomi mereka. Asalkan di jaga dengan baik,” ujarnya.

Sekretaris Nagari Sungai Kunyit Barat, Rusman Sirait menjelaskan, tujuan pelatihan menjahit yang digelar nagari bagaimana ibu-ibu rumah tangga, atau masyarakat yang tidak punya penghasilan bisa memiliki peluang kerja melalui pembekalan keahlian menjahit, mereka dibina oleh satu orang instruktur dari nagari dalam dua kali pelatihan dibuka di nagari itu.

Artinya punya peluang untuk usaha kecil menengah menjahit, ada out put dalam meningkatkan ekonomi peserta, dan menciptakan lapangan kerja mandiri.

“Nah, bagi yang sudah kita bina difokuskan untuk pembuatan taplak meja dan gorden. Nanti akan diberi nama GBK, dengan berbagai model dan motif,” ucapnya.

Bukan sekadar pelatihan ungkap Rusman Sirait, akan tetapi dimanfaatkan nagari lebih kepada peluang usahan mandiri. Hasil karya peserta bisa menghasilkan rupiah untuk pertumbuhan ekonomi, setidaknya dapat menambah penghasilan keluarga.

(edm)

Kami Hadir di Google News