Religi

Hari Santri 2020, Saatnya Santri Jadi Modal Masa Depan Bangsa

76
×

Hari Santri 2020, Saatnya Santri Jadi Modal Masa Depan Bangsa

Sebarkan artikel ini
hari santri 2020

mjnews.id – Pemerintah menetapkan setiap tanggal 22 Oktober sebagai hari santri. Tahun ini, pemerintah menetapkan tema Santri Sehat Indonesia Kuat. Tema tersebut terkait dengan wabah Covid-19 yang masih belum menunjukkan tanda pelandaian grafik. 

“Tema ini adalah komitmen kita bersama dalam mendorong kemandirian dan kekhasan pesantren. Saya yakin jika santri dan keluarga pesantren sehat, dan bisa melewati pandemi Covid-19 ini dengan baik, Insya Allah negara kita juga sehat dan kuat,” ujar Menteri Agama Fachrul Razi, dalam pidatonya memperingati Hari Santri, Kamis (22/10/2020). 

Menurutnya, pesantren tempat santri menimba ilmu merupakan entitas yang rentan terpapar Covid-19. Keseharian dan pola komunikasi para santri terbiasa tidak berjarak antara satu dengan lainnya. 

Namun Fachrul Razi juga menegaskan, beberapa pesantren juga berhasil mencegah, mengendalikan, dan menangani dampak Covid-19 dengan baik di tengah keterbatasan fasilitas.

Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso mengatakan Hari Santri menjadi momentum, untuk meningkatkan pemberdayaan santri agar pada masa depan, semangat santri sebagai pejuang bangsa terus menggema.

“Dalam perjalanan sejarah bangsa, disamping peran nyata dalam pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan, pesantren berperan penting dalam melahirkan insan yang beriman dan berkarakter untuk mengisi pembangunan nasional dalam kerangka NKRI,” imbuh Chriswanto.

Bila pada 1945, peran santri yang besar dalam perjuangan terutama dalam Perang Surabaya, kini santri menghadapi tantangan berat. 

“Pesantren masih dipandang sebagai kelompok pendidikan yang masih terpinggirkan. Alumni pesantren dianggap tidak mampu bersaing dalam dunia pendidikan, dunia kerja maupun birokrasi pemerintahan,” ujar Chriswanto. 

Dengan adanya Hari Santri memori kolektif bangsa, diajak mengingat Resolusi Jihad yang difatwakan KH Hasyim Asyari.

Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan. 

Resolusi jihad tersebut menggerakkan santri, pemuda, dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial yang puncaknya terjadi pada 10 November 1945. Pertempuran epik itu, kini dikenang sebagai Hari Pahlawan. 

“Semangat kepahlawanan para santri itu harus dibangkitkan kembali,” menurut Chriswanto. 

Chriswanto mengatakan santri memiliki paket lengkap dalam hal kognitif dan afektif. “Secara keseluruhan santri memiliki daya hafal yang tinggi, dengan demikian mereka adalah generasi yang cerdas. Sementara dari sisi kecerdasan emosional dan kecerdasan dalam menyelesaikan masalah, mereka andal karena terbiasa mandiri. Mereka memiliki kesabaran dan analisis karena terbiasa menelaah kitab,” ujar Chriswanto. 

Ketua Umum DPP LDII, Ketua DPW LDII Sumatera Barat M. Ari Sultoni juga menyinggung fungsi pesantren di era modern selain sebagai lembaga pendidikan ilmu keagamaan juga kini dapat berperan sebagai lembaga pendidikan formal yang mengajarkan ilmu-ilmu umum untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan (tarbiyah), pesantren di era modern juga masih berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan (religi). 

Dalam fungsi sosial pesantren saat ini masih sangat berperan penting dalam menjaga nilai-nilai tradisional keislaman dan juga moral masyarakat.

Terakhir, fungsi pesantren di era modern bertambah dengan berkembangnya kegiatan pesantren dalam bidang ekonomi dan bisnis dengan mendirikan usaha-usaha yang masih dikelola oleh pesantren.

“Hal ini memungkinkan pesantren di masa modern juga memiliki fungsi ekonomi,” tutup dia.

(*)

Kami Hadir di Google News