EkonomiPendidikan

FT UNP Bantu Petani dengan Alat Pembuat Pelet dan Pengupas Biji Kopi

97
×

FT UNP Bantu Petani dengan Alat Pembuat Pelet dan Pengupas Biji Kopi

Sebarkan artikel ini
FT UNP Bantu Petani dengan Alat Pembuat Pelet dan Pengupas Biji Kopi
Penyerahan alat dari Fakultas Teknik UNP ke kelompok tani dan peternak di Kanagarian Padang Belimbing, Kecamatan X Koto Singkarak. (ist)

mjnews.id – Petani dan peternak di Kanagarian Padang Belimbing, Kecamatan X Koto Singkarak mendapat bantuan mesin dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP). Dari alat pembuat pelet sampai pengupas biji kopi.

Senang hati petani dan peternak di kawasan itu setelah menerima 4 set mesin hasil inovasi dosen dan mahasiswa ini. Ada mesin pencacah jerami, pengupas kulit jagung, pemisah biji kopi hingga alat pembuat pelet.

Dosen Fakultas Teknik Mesin, Jasman, yang pada kesempatan itu menyerahkan alat pembuat pelet atau makanan ternak, mengatakan, selain efisiensi bekerja, alat ini juga bisa membuat biaya pakan ternak lebih ekonomis. 

“Peternak ikan, misalnya, tidak perlu lagi beli pelet di toko, bisa produksi sendiri di rumah,” kata Jasman, saat menyerahkan alat tersebut ke perwakilan peternak di sana pada Jumat (6/11/2020).

Proses dari alat ini pun lebih sederhana, yang biasanya menggunakan screw press pada alat itu, sekarang menggunakan model rol, sehingga menjadikan alat lebih ringan dan biaya pembuatan yang lebih rendah. Diketahui juga, dalam satu jam bisa memproduksi 25 kilogram pelet.

Selain itu, alat yang cukup menarik adalah mesin pengupas biji kopi dan berguna bagi petani di sana. Kopi yang biasanya dikupas secara manual, kini bisa dikerjakan mesin.

“Proses di mesin ini, proses awal dalam mengolah biji kopi. Ada alat pengupas kulit kopi hingga proses ayakannya untuk memisahkan kulit dan biji kopi,” kata Primawati, dosen tim pelaksana alat ini.

Efisien waktu bisa tercapai dari alat, seperti yang dikatakannya, alat ini bisa mengupas 1 kg biji kopi dalam satu menit. Alat ini dikerjakan dua orang mahasiswa selama dua bulan. Dalam proses pem buatannya menghabiskan dana sekitar Rp.13 juta.

Sementara itu, perwakilan kelompok tani di kawasan itu mengaku bersyukur bisa menerima ban tuan tersebut. Apalagi menurutnya para petani dan peternak memang butuh alat untuk meringankan beban pekerjaan.

“Kami ucapkan terima kasih. Kami akan merasa terbantu dengan adanya alat ini,” katanya usai penyerahan mesin dari Fakultas Teknik UNP ke kelompok tani dan peternak setempat.

(why/yas)

Kami Hadir di Google News