Parlemen

Komisi III DPR: Kalau Hanya Pelengkap, Bubarkan Saja BNN!

57
×

Komisi III DPR: Kalau Hanya Pelengkap, Bubarkan Saja BNN!

Sebarkan artikel ini
herman herry
Ketua Komisi III DPR RI, Herman Hery.

MJNews.id – Ketua Komisi III DPR RI, Herman Hery, mengatakan, Kepala BNN Irjen Petrus Golose harus mampu membuat terobosan serius untuk menghentikan peredaran narkoba di Indonesia. Ia mengatakan, sebaiknya BNN dibubarkan jika hanya menjadi pelengkap negara.

“Saya pernah katakan, kalau BNN hanya pelengkap, bubarkan saja BNN. Kenapa BNN ada kalau hanya suam-suam kuku. Hangat-hangat sebentar hilang. Kenapa? Karena terobosan-terobosan organisasi dan kebijakan itu tidak firmed di BNN. Kalau pemerintah serius, terobosan dibikin,” ujar Herman Hery dalam rapat Komisi III DPR bersama Kepala BNN di gedung DPR, Jakarta, Kamis 18 Maret 2021.

Herman Hery mengatakan, jika Kepala BNN tidak memiliki niat atau terobosan baru, hanya akan menjadi pelengkap. Padahal ia menilai Irjen Petrus Golose cocok menjadi Kepala BNN karena memiliki riwayat pengalaman yang bagus.

“Saya menyimpulkan bahwa siapa pun yang menjadi Kepala BNN, kalau tidak ada niat serius, terobosan baru yang dilakukan semua pihak, termasuk pemerintah, percuma. BNN ini ada hanya jadi pelengkap aja. Disuruh berperang, BNN ini sebetulnya senjatanya cuma bambu runcing,” ujarnya seperti dikutip detikcom.

Menurut Herman, narkotika sudah menjadi isu yang darurat. Menurutnya, saat ini BNN kerap hanya melakukan pencegahan melalui sosialisasi dan rehabilitasi. Padahal, ia menilai, rehabilitasi tidak dapat menghentikan bisnis narkotika.

“BNN cuma punya kewenangan atau kebiasaan dilakukan adalah sekali-kali nangkep, tapi lebih banyak pencegahan melalui sosialisasi, kemudian rehab. Mau sekian banyak direhab, tapi tidak akan menyelesaikan persoalan. Kenapa? Bisnis. Narkoba ini bisnis luar biasa,” ujarnya.

Karena itu, Herman Hery meminta agar negara serius menangani persoalan narkoba. Ia juga menyarankan Irjen Petrus melakukan pembahasan khusus dengan Presiden Jokowi untuk menyelesaikan persoalan narkoba di Tanah Air.

“Saya sarankan Pak Petrus bicara dengan Presiden langsung, paparkan kepada Presiden, ‘Pak, situasinya seperti ini loh, Pak, negara kita soal narkoba. Kalau Presiden bisa membuat kebijakan-kebijakan khusus dengan perppu dan segala macam soal pemulihan Covid-19, soal pemulihan ekonomi nasional. Presiden bilang berapa saja biayanya, Covid ini harus dihadapi diatasi. Lalu narkotika ini bagaimana, narkoba ini bagaimana, katanya darurat,” ujarnya.

“Barangkali sampai hari ini, belum ada Kepala BNN yang berani datang ke Presiden secara face to face untuk bicarakan langsung dengan Presiden terobosan apa yang harus dibikin,” sambung dia.

Meningkat Selama Pandemi

Dalam rapat terebut, Kepala BNN Irjen Petrus Reinhard Golose mengungkapkan adanya peningkatan peredaran narkoba di masa pandemi Covid-19. “Perlu kami laporkan walaupun dalam pandemi Covid saat ini meningkatnya peredaran gelap narkotika pada beberapa tahun terakhir ini,” kata Irjen Petrus.

Menurut dia, dalam tiga bulan terakhir sudah didapatkan 807,68 kg barang bukti narkoba jenis sabu. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding pada 2020.

“Antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah barang bukti yang diperoleh dalam rangka upaya penegakan hukum sebagai contoh barang bukti sabu atau methamphetamine yang diperoleh,” ujarnya.

“Hanya dalam tiga bulan terakhir ini Maret 2021 sebanyak 808,68 kg atau 70,19% dibandingkan dengan jumlah barang bukti tahun 2020 sebanyak 1.000.152,2 kg. Jadi baru 3 bulan kita melaksanakan operasi ini masukkannya apa yang bisa kita sita itu sudah 70,19% dibandingkan tahun lalu,” imbuhnya.

Kemudian, ia juga mengungkap ada sekitar 3.462,75 kg ganja yang ditemukan BNN dalam 3 bulan terakhir. Hal ini, menurutnya, juga lebih tinggi dari tahun 2020.

“Demikian juga hasil barang bukti ganja pada tahun 2021 sampai dengan bulan Maret 2021 sebanyak 3462,75 kg atau meningkat 143,64% dibandingkan barang bukti di tahun 2020 sebanyak 2.410 ini yang baru dilakukan institusi kami,” ujarnya.

Irjen Petrus menilai permintaan masyarakat terhadap narkoba masih tinggi di masa pandemi Corona. Menurutnya, ini terjadi akibat adanya drug abuse from home. “Walaupun dalam situasi Covid sekarang ini tapi demand masih tinggi dari masyarakat. Mungkin akibat work from home banyak juga drug abuse from home,” ujarnya.

(*/dtc)

Kami Hadir di Google News