HeadlineParlemen

Terlibat Debat Panas, Dirut Holding Tambang Diusir dari Rapat DPR

72
×

Terlibat Debat Panas, Dirut Holding Tambang Diusir dari Rapat DPR

Sebarkan artikel ini
Terlibat Debat Panas, Dirut Holding Tambang Diusir dari Rapat DPR
Rapat antara Komisi VII DPR RI dengan holding tambang BUMN atau MIND ID. (ist)
mjnews.id – Rapat antara Komisi VII DPR RI dengan holding tambang BUMN atau MIND ID, Selasa (30/6/2020) memanas. Rapat memanas saat anggota mempertanyakan pelunasan utang holding BUMN terkait akusisi PT Freeport Indonesia (PTFI). 
Saking panansnya rapat, anggota DPR bahkan sampai gebrak meja. Direktur Utama MIND, Orias Petrus Moedak pun diusir dari ruang rapat oleh Anggota Komisi VII Muhammad Nasir. 
Muhammad Nasir mulanya bertanya kapan utang dari penerbitan obligasi untuk akuisi PTFI lunas. Sebagaimana diketahui, untuk akuisisi ini holding tambang atau Inalum menerbitkan surat utang US$ 4 miliar.
“Saya minta Pak Dirut utang pembelian 41% kapan selesai dibayar?” katanya dalam rapat tersebut.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan, surat utang yang diterbitkan terdiri dari beberapa jatuh tempo. Di mana, paling lama 30 tahun.
“Jadi sampai 30 tahun kalau perusahaan lancar baru selesai. Kalau kita mati, tak selesai nih barang nanti, ganti dirut lain, lain lagi polanya. Makanya itu yang saya pertanyakan kepentingan mengalihkan Freeport sebenarnya kepentingan politik,” kata Nasir.
Nasir mengatakan dirinya khawatir jika anak usaha di bawah holding ikut untuk menopang utang ini. Sebab itu, ia meminta agar Orias menyampaikan data detilnya.
Orias sedikit memotong pembicaraan dengan menjawab akan menyampaikan datanya. Nasir lantas mengatakan agar hal ini tak terjadi lagi dan meminta Orias keluar dari ruangan rapat bila sampai terulang.
Orias kembali menanggapi Nasir dengan mengatakan akan keluar dari ruang rapat bila diminta dan bila mendapat restu pimpinan rapat. Di sinilah kondisi memanas hingga Nasir menggebrak meja.
“Kalau Bapak sekali lagi gini saya suruh Bapak keluar dari ruangan ini,” kata Nasir.
“Kalau bapak suruh keluar, izin pimpinan, saya keluar,” jawab Orias dikutip detikcom.
“Bapak bagus keluar, karena nggak ada gunanya Bapak rapat di sini. Anda bukan buat main-main dengan DPR ini,” katanya dengan nada tinggi sambil menggebrak meja.
Orias sendiri terlihat ikut ‘panas’ namun berupaya tenang. Ia kemudian menjawab, dirinya datang karena diundang.
“Saya diundang saya datang,” ujarnya.
Debat panas kemudian masih terus berlanjut.
Sebagai informasi, Komisi VII DPR RI menggelar rapat dengan holding tambang BUMN siang kemarin. Rapat digelar pukul 13.15 WIB. Rapat dibuka dan dipimpin oleh Wakil Komisi VII DPR Alex Noerdin di Komisi VII DPR Jakarta.
Ada beberapa agenda dalam rapat tersebut, yakni membahas kinerja BUMN tambang di masa pandemi Covid-19, kontribusi BUMN tambang di masa pandemi Covid-19 dan proyeksi pendapatan pemerintah sebelum dan sesudah akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.
Efisiensi
Sebelumnya, Direktur Utama Holding Tambang BUMN (MIND ID) Orias Petrus Moedak mengatakan pandemi Corona berdampak pada bisnis perusahaan lantaran harga dan permintaan komoditas menurun. Perusahaan kemudian melakukan stress test dan mengambil langkah untuk efisiensi dan penjadwalan proyek-proyek, baik induk maupun anak usaha.
Dia mengatakan, efisiensi yang dilakukan perusahaan belum menyentuh pada aspek karyawan.
“Untuk efisiensi kami melakukan efisiensi tapi belum menyentuh yang secara langsung karyawan karena kami melihat yang berdampak kepada karyawan pilihan terakhir untuk efisiensi,” katanya dalam rapat dengan Komisi VII DPR tersebut.
Dia menuturkan, efisiensi yang menyangkut karyawan akan dilihat pada Juni ini. Kemudian, pihaknya akan menggelar rapat pada Juli apakah akan mengambil kebijakan efisiensi lebih lanjut.
“Terkait karyawan kami akan melihat hasil dari kuartal kedua Juni bagaimana Covid-19 nya, bisnis ke depan seperti apa, demand dan harga seperti apa. Nanti di akhir Juli kami akan mengadakan rapat lengkap seluruh direksi dan komisaris dari MIND ID kami akan evaluasi dampak Covid ini apakah mengambil langkah efisiensi lebih lanjut yang mungkin menyentuh karyawan,” paparnya.
Ia menuturkan, efisiensi yang menyentuh karyawan ada sejumlah pilihan, dari menyentuh tunjangan hingga dirumahkan.
“Seadainya harus ke sana pilihan-pilihan sudah kami siapkan, pertama penjadwalan shifting kerja, akan menyentuh tunjang-tunjangan dulu, baru kemungkinan ada pemotongan gaji, sampai kepada dirumahkan tapi langkah yang masih sangat jauh, mungkin akan kejadian 2-3 tahun lagi,” ungkapnya. 
Minta Menteri Mencopot
Anggota Komisi VII Muhammad Nasir mengatakan akan menyurati Menteri BUMN Erick Thohir untuk meminta Direktur Utama MIND Orias Petrus Moedak dicopot. Hal ini terjadi dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan holding tambang BUMN siang kemarin.
Rapat berjalan dengan panas ketika Nasir mengomentari utang holding tambang. Ia khawatir, anak usaha di bawah holding tambang tersandera karena masalah utang.
“Saya khawatir 3 anak usaha di bawah holding ini akan tersandera karena utang Freeport nanti. Investasi, investasi apa,” kata Nasir di Komisi VII DPR Jakarta, Selasa (30/6/2020).
Nasir kemudian meminta agar Orias diganti. Ia bilang akan menyurati Menteri BUMN Erick Thohir.
“Ini orang suruh utang, utang lagi, utang lagi, saya minta diganti dirut ini. Saya kirim surat pribadi dari fraksi, nanti kami bicara Fraksi Demokrat. Saya akan kirimkan Pak Erick sebagai menteri BUMN,” ujarnya. (*/zul)

Kami Hadir di Google News