“Tukar tambah pragmatis dari Ibu Mega dengan Pak Surya Paloh ujungnya cuman ingin memenangkan pemilu tapi bagi rakyat ini bukan menang Pemilu. Kejujuran di dalam Pemilu itu,” katanya.
Tapi dibenak masyarakat dunia, sambung Rocky Gerung, orang melihat Indonesia ada di dalam tukar tambah. Diantara pemain-pemain yang sebetulnya bermasalah.
ADVERTISEMENT
“Jadi kita bayangkan itu keadaannya, kalau terjadi angket segala macam panjang. Kenapa orang yang benar dan jujur dan menang itu takut untuk dipersoalkan akan diangket. Prabowo sudah menang, sudah jujur dia datang saja diangket kan. Logikanya kan begitu tuh jangan dibantai dulu,” katanya.
Bayangkan misalnya Pak Prabowo kalau dia setuju hak angket dan Prabowo Subianto menolak diberi pangkat Jenderal bintang empat.
“Kan dia (Prabowo) sudah Presiden ngapain pangkat Jenderal lagi. Berarti ini kan sogokan Jokowi aja kan yang takut bahwa Prabowo tidak lagi ada di dalam istana kan. Saya berasumsi bahwa tadinya Prabowo tawanan Jokowi, sekarang Jokowi jadi tawannya Prabowo
berubah paradikmannya,” katanya. (*)
