Nasional

LDII: Penting Membangun Ketahanan Pangan Keluarga

78
×

LDII: Penting Membangun Ketahanan Pangan Keluarga

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso
Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso.

mjnews.id – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau Food Agriculture Organization (FAO), memperkirakan jumlah orang yang kekurangan gizi pada 2020 bakal meningkat hingga 132 juta. Sementara jumlah anak-anak yang kekurangan gizi akut juga akan meningkat sebesar 6,7 juta di seluruh dunia, akibat wabah virus corona.

“Saat ini, umat manusia baru tersadar bahwa ketahanan pangan dalam krisis saat dihadapkan kepada pandemi. Untuk itu pada masa mendatang, bangsa Indonesia harus menyadari pentingnya ketahanan dan kemerdekaan pangan bukan berbasis impor tapi swadaya,” ujar Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso.

Dalam jangka pendek, Chriswanto mengingatkan semua pihak bahkan pada level keluarga sekalipun harus memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan dalam menghadapi pandemi Corona.

Ia beralasan pembatasan aktivitas sosial dan bisnis telah membuat produktivitas sektor pangan menurun. Di berbagai negara, bahkan beberapa komoditas tak dipanen karena berbagai hambatan akibat Covid-19 dan hal tersebut berakibat terganggunya pasokan pangan global.

Chriswanto mengingatkan, ketahanan pangan juga bisa dibangun secara individual. Keluarga bisa memanfaatkan halaman mereka bercocok tanam dengan karung atau hidroponik. Bahkan memelihara ikan dengan konsep akuaponik.

Senada dengan Chriswanto, Profesor Riset Kementerian Pertanian Rubiyo mengatakan sistem pangan nasional harus berangkat dari bagaimana negara menyiapkan aspek kemandirian pangan.

“Ukuran yang dicapai adalah ketahanan pangan dan keamanan pangan nasional. Outcome-nya adalah bagaimana 267 juta penduduk Indonesia tidak boleh lapar, sehat, aktif dan produktif,” ujar Rubiyo yang juga anggota Departemen Litbang Iptek SDA dan Lingkungan Hidup DPP LDII.

Ia menuturkan salah satu aspek sederhana yang dapat dimulai adalah dengan melakukan penguatan pangan keluarga. Misalnya dengan mendorong masyarakat di daerah rentan rawan pangan mampu menyediakan pangannya sendiri, dengan memberikan pangan yang bergizi, seimbang dan aman.

“Langkah yang dapat dilakukan dimulai dengan membentuk family farming berbasis lokasi, misalnya pada level desa, kecamatan dan seterusnya,” ujarnya.

Selanjutnya adalah memasukkan pertanian pada sektor formal. Kemudian perlu memperkuat lumbung pangan masyarakat, contohnya adalah dengan model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yakni mengusahakan pekarangan secara intensif untuk menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. 

Rumah tangga pada praktiknya memiliki kearifan masing-masing. Ia menganjurkan agar, semua pihak yang berkepentingan melakukan edukasi dan uji coba serta memastikan benih agar mudah. Hal tersebut dapat mempercepat transfer teknologi pada masyarkat dengan kearifan lokal masing-masing, 

“Misalnya budaya nasi jagung di Madura adalah kekayakaan khazanah Indonesia yang perlu didukung sehingga dapat juga mendorong keberhasilan diversifikasi pangan dengan kearifan lokal yang dimiliki,” imbuhnya. 

Sementara itu Ketua DPW LDII Sumatera Barat Ari Sultoni penguatan pihaknya mendukung langkah DPP LDII program menggerakkan program ketahanan pangan di tingkat keluarga. “Mulai dengan menanam tanaman pangan yang dapat dikonsumsi secara langsung,” kata dia.

Menurut dia kebutuhan pangan dari tahun ke tahun terus meningkat karena jumlah manusia yang bertambah. Selain itu kondisi pandemi yang juga berdampak pada perekonomian sehingga harud ada perencanaan matang terkait program ini. “Kita meminta pemerintah daerah juga fokus dalam penguatan pangan ini,” kata dia.

(rel)

Kami Hadir di Google News