Ekonomi

OJK dan SRO Selenggarakan Media Gathering Pasar Modal

76
×

OJK dan SRO Selenggarakan Media Gathering Pasar Modal

Sebarkan artikel ini
OJK dan SRO Selenggarakan Media Gathering Pasar Modal

mjnews.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self Regulatory Organization (SRO) yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan Media Gathering Pasar Modal 2020 pada Selasa (1/12/2020), dalam rangka memberikan informasi terkini kepada Wartawan Pasar Modal, serta memperingati 43 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia,

Media Gathering Pasar Modal 2020 menghadirkan narasumber Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK, Luthfy Zain Fuady, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, Direktur Utama KPEI, Sunandar, dan Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo.

Setelah pemaparan oleh masing-masing narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan sesi foto bersama. Media Gathering diselenggarakan secara semi virtual menggunakan Zoom.

”Sejak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada Maret tahun ini, kalangan investor global dan domestik menunjukkan respon yang kurang baik terhadap pasar keuangan, di dalam maupun luar negeri,” kata Luthfy Zain Fuady.

Titik terendah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2020, terjadi pada Selasa (24/3) dengan penurunan sebesar -37,49 persen

dibandingkan posisi akhir tahun lalu. Meskipun demikian, aktivitas perdagangan kian menunjukkan perbaikan yang tercermin dari peningkatan IHSG yang mencapai level 5.612,42 pada 30 November

2020.

”Tidak hanya itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di November 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp12,9 triliun per hari,” kata Inarno Djajadi.

Peningkatan juga terlihat pada jumlah pencatatan efek baru yang masih bertumbuh di tengah Pandemi Covid-19. Sampai dengan 30 November 2020, telah dicatatkan sebagai 708 Perusahaan Tercatat di BEI.

Pada 2020, sudah tercatat 46 Initial Public Offering (IPO) Saham, 8 Exchange Traded Fund (ETF), 95 Emisi Obligasi/Sukuk Korporasi, dan 1 Efek Beragun Aset (EBA) dengan total fund raised Rp108,71 triliun. Tidak hanya itu, masih terdapat 20 Perusahaan yang masuk ke dalam pipeline calon perusahaan tercatat baru.

”Selain itu pula, terdapat peningkatan signifikan pada jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang telah mencapai 3 juta investor pada Juli 2020 atau meningkat sebanyak 3,8 kali dari 2016,” kata Uriep Budhi Prasetyo.

Sampai dengan 19 November 2020, Pasar Modal Indonesia telah mengantongi 3,53 juta investor. Selama tahun 2020, BEI telah meluncurkan sejumlah program, seperti peluncuran layanan elektronik e-IPO untuk meningkatkan efisiensi proses IPO serta meningkatkan perlindungan investor.

Selain itu, BEI juga meluncurkan aplikasi IDX Virtual Trading yang dapat digunakan sebagai media untuk melakukan simulasi trading bagi calon investor, serta dapat membantu Anggota Bursa dalam

mengedukasi calon investor.

BEI secara resmi telah merilis indeks baru, yaitu Indeks IDX Quality30 yang dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu panduan untuk berinvestasi.

BEI juga mengikuti arahan pengembangan Pasar Modal Syariah sesuai dengan Roadmap Pasar Modal Syariah 2020 – 2024. Pada 27 Oktober 2020 yang lalu, BEI meluncurkan IDX DNA atau Sistem Distribusi Keterbukaan Informasi Perusahaan Tercatat Terintegrasi.

Perkembangan terbaru, BEI telah merilis sistem perdagangan obligasi secara elektronik yaitu Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dan melakukan perubahan Maximum Price Movement produk ETF pada 9 November 2020.

”Sehubungan dengan peran KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan, hingga akhir Oktober 2020, nilai rata-rata efisiensi penyelesaian dari mekanisme kliring secara netting untuk Transaksi Bursa Harian mencapai 53,70 persen atau senilai Rp2,9 triliun,” kata Direktur Utama KPEI, Sunandar.

Sedangkan rata-rata efisiensi dari sisi volume mencapai 60,15 persen atau senilai 2,7 miliar lembar saham dengan nilai RNTH mencapai Rp7,9 triliun dan rata-rata volume transaksi bursa harian mencapai 9,5 miliar lembar saham.

Hal ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 dengan rata-rata efisiensi penyelesaian dan efisiensi volume sebesar 48,84 persen dan 56,54 persen. Untuk pengelolaan risiko penyelesaian Transaksi Bursa, KPEI mengelola Agunan milik Anggota Kliring dengan nilai mencapai Rp21,83 triliun.

(eds)

Kami Hadir di Google News