Ekonomi

Bank Syariah Indonesia Bidik Investor Timur Tengah

76
×

Bank Syariah Indonesia Bidik Investor Timur Tengah

Sebarkan artikel ini
bsi

MJNews.id – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk bertekad untuk dapat bersaing di kancah global. Salah satu strategi mewujudkan itu adalah dengan mencari investor strategis di luar negeri. BSI yang merupakan bank hasil penggabungan dari BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah memang sejak awal menargetkan dapat masuk ke jajaran.

BSI yang merupakan bank hasil penggabungan dari BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah memang sejak awal menargetkan dapat masuk ke jajaran 10 besar bank syariah dunia.

Menurut Direktur Utama BSI Hery Gunardi, keberadaan investor strategis dapat memperkuat permodalan BSI dan membantu berekspansi ke mancanegara. Sebab, investor yang digandeng bisa membuka cabang BSI di negaranya.

Hery mengaku mengincar investor strategis dari kawasan Timur Tengah. Beberapa perusahaan yang diincar adalah Abu Dhabi Investment Authority, Abu Dhabi Investment Council, Cyprus National Investment Fund, Development Fund for Iraq, dan Emirates Investment Authority. “Kami ke depannya ada rencana untuk rights issue dan cari investor strategis di luar negeri,” kata Hery dalam acara temu media, Selasa (2/2/2021).

Ia mengatakan, porsi saham publik di BSI masih sebesar 4,4 persen sehingga ruang untuk melakukan rights issue masih terbuka lebar. Kendati demikian, ia belum menjelaskan lebih detail mengenai rencana tersebut. Saat ini, kata Hery, BSI sedang berfokus melakukan migrasi rekening nasabah, migrasi sistem dan pengorganisasian, serta pembentukan budaya kerja karyawan.

Menurut dia, seperti diwartakan Republika.co.id, BSI aktif melakukan sosialisasi di semua media dan kanal komunikasi. Dari sisi stabilisasi sinergi dan integrasi, BSI melakukan sinergi SDM secara kompetensi dan kualifikasi. BSI juga melakukan sinergi kantor cabang di seluruh Indonesia.

BSI memiliki aset sebesar Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Jumlah aset tersebut menempatkan BSI ke dalam jajaran 10 besar bank terbesar nasional dan ditargetkan menjadi 10 besar bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam waktu lima tahun.

 

Energi Baru

Hal ini sesuai dengan target dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang ingin BSI masuk dalam top 10 besar global dan dapat sejajar dengan bank syariah terbesar di dunia, seperti al-Rajhi dan Albilad Bank. “Kita ingin hasil merger ini bisa membuktikan negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar ini memiliki kondisi bank yang kuat secara fundamental dan, alhamdulillah, ini berjalan dengan baik,” ujar Erick, Selasa (2/2).

Erick berharap Bank Syariah Indonesia dapat menjadi energi baru bagi ekonomi nasional yang senantiasa menerapkan prinsip financial justice dan stability in investment. Menurut dia, prinsip itu telah terbukti berhasil membawa tiga bank syariah yang digabung dalam mengarungi krisis pandemi Covid19, bahkan mampu menorehkan kinerja yang sangat positif dan membanggakan.

Di dalam negeri, ucap Erick, BSI masuk dalam peta persaingan utama perbankan di Indonesia. “Saat ini, BSI memiliki 1.200 kantor cabang yang tersebar dari Sabang hingga Merauke,” kata Erick.

Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely mengatakan, kapasitas dan kemampuan sebanyak 20 ribu karyawan yang sudah bekerja akan terus ditingkatkan untuk menjalankan perbankan syariah. Tujuannya agar dapat meningkatkan efisiensi bisnis bagi perusahaan.

“Dengan adanya merger ini, bukan hanya skala saja yang diharapkan bisa di-addressed, tetapi juga bisa meningkatkan economic of skill bagi karyawan yang itu penting sekali untuk sektor perbankan,” ujar Nawal.

Nawal juga menilai potensi keuangan syariah dan Bank Syariah Indonesia bisa lebih besar ke depan dengan dukungan penuh pemerintah untuk mengembangkan rantai pasok ekonomi halal.

 

Dukungan untuk UMKM

Tekad BSI berkiprah di lingkup internasional dikhawatirkan sejumlah pihak akan membuat bank syariah terbesar di Tanah Air tersebut menomorduakan nasabah kecil di dalam negeri, seperti pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemerintah dan jajaran direksi BSI berulang kali menjawab kekhawatiran itu dengan menegaskan komitmen untuk mendukung UMKM.

Penegasan itu bahkan kembali disampaikan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam laman Instagram-nya saat peluncuran BSI pada Senin (1/2). Kiai Ma’ruf mengatakan, BSI memiliki modal dan aset yang cukup, baik dari sisi finansial, sumber daya manusia, teknologi informasi, serta produk dan layanan. Dengan demikian, kata dia, BSI dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai prinsip-prinsip syariah.

“Tidak ada alasan kekhawatiran dari beberapa pihak bahwa rencana penggabungan beberapa bank syariah milik pemerintah akan menutup akses UMKM untuk mendapatkan permodalan,” kata Kiai Ma’ruf.

Wapres juga memastikan, pemerintah menyiapkan ekosistem keuangan syariah yang lengkap. Ini bertujuan menjangkau nasabah dari yang paling kecil atau ultramikro, kecil, sedang, sampai ke yang besar. “Saya juga menekankan bagaimana nanti BSI ini dapat membesarkan bank wakaf mikro (BWM),” katanya. 


(*)

Kami Hadir di Google News