Ekonomi

Kinerja Saham BUMN Lebih Buruk Dibanding Lainnya, Sulit untuk Recovery

75
×

Kinerja Saham BUMN Lebih Buruk Dibanding Lainnya, Sulit untuk Recovery

Sebarkan artikel ini
Kinerja Saham BUMN Lebih Buruk Dibanding Lainnya, Sulit untuk Recovery
Peluncuran IDX30.

mjnews.id – Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan memperkirakan saham-saham milik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sulit untuk pulih di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, butuh waktu lama agar saham-saham BUMN bisa pulih kembali.

Dia mengatakan, kinerja saham BUMN sepanjang 2020 ini menggambarkan tren negatif. Itu bisa dilihat dari laju Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tersungkur 2,8 persen selama sepekan terakhir, di mana saham BUMN terkoreksi paling dalam yakni mencapai 37,8 persen.

“Saham BUMN punya kinerja lebih buruk dibandingkan emiten non BUMN. Tekanan BUMN lebih sulit untuk recovery,” kata dia dalam diskusi virtual, di Jakarta, Minggu (26/4/2020).

Jika dibandingkan dengan kondisi krisis pada 1998 dan 2007-2008, saham-saham pelat merah tersebut bisa lebih cepat pulih dibandingkan kondisi pasarnya. Bahkan hanya butuh waktu 10 bulan agar saham BUMN keluar dari tekanan tersebut.

“Di 2020 kemungkinan agak sulit mengulang karena saya liat di sentimen bumn negatif cukup kuat,” tandas dia.

Buyback Saham

Seperti diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memerintahkan emiten BUMN bersiap melakukan buyback saham (pembelian saham kembali). Pembelian kembali saham ini sebagai langkah antisipasi dampak gejolak ekonomi.

Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, menyatakan ada 12 BUMN yang diperintahkan melakukan buyback saham.

“Dari perbankan, ada BRI, Mandiri, BNI dan BTN. Dari konstruksi, ada Wijaya Karya, Adi Karya, PP, Jasa Marga, dan Waskita Karya,” ujar Arya di Kementerian BUMN, Selasa (10/3/2020).

Lalu untuk sektor pertambangan, ada Antam, Bukit Asam dan Timah. Adapun, nilai dari buyback tersebut ialah Rp7 hingga Rp8 triliun.

Arya melanjutkan, periode dan strategi buyback diserahkan ke kebijakan masing-masing perusahaan.

Diharapkan, keputusan buyback saham BUMN ini dapat meningkatkan kinerja pasar serta memperbaiki kinerja keuangan. “Mudah-mudahan, ini bisa membuat market confidence dan bisa memperbaiki financial market,” kata Arya seperti dikutip merdeka.com. (*)

Kami Hadir di Google News