Ekonomi

Mayoritas Warga Indonesia tak Percaya Investasi Asing Perbaiki Ekonomi

71
×

Mayoritas Warga Indonesia tak Percaya Investasi Asing Perbaiki Ekonomi

Sebarkan artikel ini
ilustrasi investasi asing
Ilustrasi

mjnews.id – Mayoritas warga Indonesia disebut tidak setuju dengan anggapan bahwa kehadiran lebih banyak pengusaha asing berinvestasi di Indonesia akan menyebabkan kondisi ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Hal itu berdasarkan survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Sebanyak 54 persen warga diketahui tidak setuju dengan anggapan kehadiran pengusaha asing membawa efek positif bagi perbaikan ekonomi. Sementara itu, yang setuju hanya 37 persen.

Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad, menjelaskan perbedaan cara pandang ini mungkin berhubungan dengan tingkat pendidikan, pendapatan, wilayah tempat tinggal, dan juga penilaian warga atas kondisi ekonomi saat ini.

“Mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan berpendapatan lebih tinggi dan mereka yang tinggal di perkotaan akan cenderung menganggap lebih positif kehadiran investasi asing bagi ekonomi Indonesia dibandingkan mereka yang berpendidikan dan berpendapatan lebih rendah serta tinggal di pedesaan,” kata Saidiman, Minggu (9/8/2020).

Saidiman menilai, temuan ini penting untuk diperhatikan pemerintah. Mengingat peningkatan investasi asing adalah salah satu strategi utama untuk menggenjot ekonomi nasional.

Karena itu, menurut dia, sangat penting juga untuk memahami sikap masyarakat tentang investasi asing dalam kaitannya dengan perbaikan ekonomi nasional. Sentimen positif publik terhadap investasi masih diharapkan ikut membantu menciptakan iklim kondusif bagi investasi di Indonesia.

“Temuan survei nasional SMRC menunjukkan masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah untuk membangun sikap positif tersebut,” ujar Saidiman dikutip Vivanews.

Survei SMRC ini dilakukan pada 29 Juli-1 Agustus 2020 dengan wawancara per telepon kepada 1.203 responden yang terpilih secara random. Dengan margin of error yakni 2,9 persen. (*)

Kami Hadir di Google News