Ekonomi

Tanah Datar Defisit Bawang Merah 7.400 Ton Per Tahun

88
×

Tanah Datar Defisit Bawang Merah 7.400 Ton Per Tahun

Sebarkan artikel ini
panen bawang merah di lahan milik Keltan Bujang Juaro
Sejumlah pejabat menyaksikan kegiatan panen bawang merah di lahan milik Keltan Bujang Juaro, Nagari Pandaisikek. Saat ini, Kabupaten Tanah Datar masih defisit bawang merah sekitar 7.400 ton per tahun. (musriadi musanif)

mjnews.id – Produksi bawang merah di Kabupaten Tanah Datar belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada defisit atau kekurangan 7.400 ton dalam setahun.

 

“Kebutuhan masyarakat terhadap komoditi bawang merah sangat tinggi, namun luas penanaman yang masih tergolong rendah, menjadikan pengembangan bawang merah bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar Yuhardi, Rabu (18/11/2020), di Kecamatan X Koto.

Yuhardi mengatakan hal itu pada kegiatan panen bawang merah di lahan Kelompok Tani Bujang Juaro, Nagari Pandaisikek. Turut hadir pula pada kesempatan itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar, Syafrizal.

Luas pertanaman bawang merah masih rendah, yakni sekitar 300 hektare, produktivitas rata-rata 7 ton/ha dengan total produksi per tahun baru mencapai 2.100 ton. Sementara kebutuhan bawang merah di Tanah Datar mencapai 9.500 ton per tahun, sehingga masih defisit sekitar 7.400 ton per tahun.

Dalam tahun 2020 ini, ujarnya, pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan motivasi kepada beberapa kelompok tani, sehingga mereka tergerak untuk membudidayakan bawang merah sebagai komoditi yang dikembangkan.

Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani merinci, tahun 2020 kegiatan pengembangan bawang merah di Tanah Datar dari dana APBN ada 20 hektare.

“Kegiatan pengembangan bawang merah ini seluruhnya sudah terealisasi 100%, bahkan karena produksi sangat baik beberapa kelompok tani yang sudah panen kembali melanjutkan dengan penanaman kedua dengan bibit dari hasil produksinya,” ujar Sri.

Sri menambahkan, dalam pengembangan bawang merah kelompok tani memakai varietas nasional yang sudah ada dan di Nagari Sungai Jambu juga sedang pengembangan varietas asli yang diberi nama Sumbu Marapi.

“Kelompok Tani Bujang Juaro ini memakai varietas SS Sakato, di mana produktivitas dalam keadaan basah 20 ton/ha atau jika dikonversi ke berat kering sekitar 15 ton/hektare,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Syafrizal di kesempatan itu turut mendorong budidaya bawang merah untuk pemulihan ekonomi.

“Bawang merah sangat strategis untuk pemulihan ekonomi karena umurnya singkat sekitar 70 hari dan nilai ekonominya tinggi. Tahun 2021 akan dialokasikan 50 Ha pengembangan bawang merah di Tanah Datar dari dana APBN, semoga tdk terkena refocusing,” sebutnya.

(Musriadi Musanif)

Kami Hadir di Google News