Budaya

Tradisi “Mangacau Kalamai” di Nagari Bukik Batabuah Perlu Dilestarikan

155
×

Tradisi “Mangacau Kalamai” di Nagari Bukik Batabuah Perlu Dilestarikan

Sebarkan artikel ini
tradisi mangacau kalamai
Tradisi masyarakat Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, melakukan mangacau kalamai di Cumantiang Jorong Batang Silasiah. (Ist)

mjnews.id – Tradisi “mangacau kalamai” yang dilakukan secara bergotong royong di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam sejak dulu sampai sekarang tetap dilakukan masyarakat dan perlu dilestarikan.

Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Bukik Batabuah Kecamatan Canduang, Nyiak. M. Angku Kayo bersama Camat Canduang, Fauzi, kepada Singgalang, usai menghadiri warga melakukan kegiatan mangacau kalamai di Cumantiang Jorong Batang Silasiah Nagari Bukik Batabuah, Selasa (11/8/2020).

Nyiak M. Angku Kayo menjelaskan, tradisi mangacau kalamai itu biasanya dilakukan masyarakat secara bersama-sama dalam rangka persiapan untuk menghadapi pesta atau baralek kawin bagi anak kemenakan. Artinya kalamai itu merupakan menu makanan yang dihidangkan pada saat pesta alek kampuang.

“Kalamai dengan sebutan ajik bagi masyarakat Nagari Bukik Batabuah, merupakan salah satu tradsi adat yang tidak bisa dihilangkan semenjak dari orang tua-tua dahulunya sampai sekarang, malahan tenaga laki-laki untuk mengacau kalamai atau ajik itu dihimbaukan ke dalam kampung,” kata Nyiak M. Angku Kayo.

Camat Canduang, Fauzi menyatakan, pelaksanaan tradisi mengacau kalamai bisa menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan jalinan tali silaturahmi, apalagi pelaksanaan mengacau kalamai itu dilakukan secara bersama-sama berbaur yang tua-tua dengan yang muda, tradisi seperti ini hendaknya tetap dipertahankan dan dikestarikan.

Sebetulnya, tukuk Zulhendri Malin Sati pemuka masyarakat Jorong Gobah Nagari Bukik Batabuah, tradisi mengacau kalamai yang dilakukan anak nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang merupakan budaya yang tidak bisa ditinggalkan, karena melalui tradisi mengacau kalamai itu, juga sebagai wadah mempersatukan hati masyarakat dalam bakorong bakampuang dan banagari.

“Tentunya semua kita berharap, agar tradisi yang ada d itingkat nagari perlu dituangkan melalui keputusan menjadi tradisi adat salingka Nagari Bukik Batabuah, bila perlu ditetapkan melalui Peraturan Nagari (Perna) sebagai pegangan bagi generasi selanutnya dan tetap dilestarikan sampai ke anak cucu dikemudian hari,” harap Zulhendri Malin Sati. (irm)

Kami Hadir di Google News