Berita

Update Gempa M 6,1 di Malang Jatim: 8 Tewas, Ribuan Bangunan Rusak

76
×

Update Gempa M 6,1 di Malang Jatim: 8 Tewas, Ribuan Bangunan Rusak

Sebarkan artikel ini
gempa malang jatim

MJNews.id – Gempa berkekuatan M 6,1 terjadi di Malang, Jawa Timur. Gempa yang juga terasa di 16 kabupaten/kota itu menewaskan 8 orang, 39 orang terluka dan ribuan bangunan mengalami kerusakan.

“Sampai hari ini terdata korban meninggal dunia ada 8 orang dampak dari gempa bumi ini, 5 orang meninggal dunia di Lumajang dan 3 orang meninggal dunia di Malang. Jadi ini data yang kami dapatkan secara detilnya,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Raditya Jati, dalam konferensi pers yang disiarkan secara live di YouTube BNPB, Minggu 11 April 2021.

Raditya mengatakan gempa Malang dan sekitarnya ini juga menyebabkan 39 orang mengalami luka ringan hingga berat. Selain itu, dia menyebut gempa berdampak pada ribuan rumah dan ratusan fasilitas umum rusak.

“Dampak korban jiwa dan kerusakan 39 orang luka-luka, luka ringan, luka sedang, dan luka berat, kemudian juga beberapa rumah rusak jadi kalau kita lihat 642 unit rumah rusak berat, 845 unit rumah rusak sedang, dan seribu lebih (1.361) rumah rusak ringan, dan 179 unit fasilitas umum rusak, jadi lumayan berdampak pada fasilitas umum,” ucapnya seperti dikutip detikcom.

Raditya menyampaikan ada dua wilayah yang mengalami dampak yang cukup besar, yakni di Kabupaten Malang dan Blitar. Sementara itu, ada 6 kabupaten lainnya yang mengalami dampak dengan skala sedang.

“Beberapa wilayah yang cukup besar mendapatkan dampak yang cukup dirasakan adalah dari Kabupaten Malang dan Blitar, kemudian yang lain dengan skala sedang Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Jombang, dan Kota Blitar. Sedangkan yang lain hampir seluruh kabupaten kota di Jawa Timur merasakan dampak dari getaran tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mendapatkan laporan mengenai gempa yang terjadi di Malang, Jawa Timur (Jatim). Jokowi memerintahkan langkah-langkah darurat segera dilakukan.

“Saya telah memerintahkan kepada kepala BNPB, kepada kepala Basarnas, kepada menteri sosial, kepada menteri kesehatan dan juga menteri PUPR serta panglima TNI, Kapolri beserta seluruh jajaran aparat lainnya juga pemprov, pemerintah kota dan kabupaten untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat mencari dan menemukan korban yang tertimpa reruntuhan dan melakukan segera melakukan perawatan pada korban yang luka-luka dan juga penanganan dampak dari adanya gempa bumi tersebut,” kata Jokowi dalam pernyataan pers yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu 11 April 2021.

Jokowi menyampaikan dukacita mendalam atas jatuhnya para korban. Selain itu, Jokowi mengingatkan pemerintah daerah untuk terus mengimbau warga mengenai kewaspadaan terhadap bencana.

“Saya mengingatkan kepada gubernur bupati, wali kota untuk terus mengimbau masyarakat untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaan kewaspadaan akan datangnya sebuah bencana,” ujar Jokowi.

Bukan Gempa Megathrust

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan gempa bumi bermagnitudo M 6,1 di Malang, Jawa Timur, bukan termasuk gempa megathrust. Informasi ini didasari data yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Gempa selatan Malang ini bukan termasuk gempa megathrust, tetapi gempa menengah di Zona Beniof, karena deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang,” Raditya Jati. Sumber fakta-fakta gempa di Jawa Timur itu berasal dari Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault). Selain itu, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

“Mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami, namun patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.

Gempa ini juga dirasakan dengan skala berbeda-beda di setiap daerah. Sejumlah bangunan rusak akibat gempa.

“Dampak gempa ini mencapai skala intensitas maksimum V-VI MMI (dalam peta tingkat guncangan berwarna kuning) sehingga gempa ini berpotensi merusak. Estimasi peta tingkat guncangan BMKG yang dikeluarkan 15 menit setelah gempa cukup akurat dan ternyata benar gempa ini banyak menimbulkan kerusakan bangunan rumah,” imbuhnya.

Gempa ini menyebabkan delapan orang meninggal dunia. Selain itu, 39 orang terluka hingga ribuan bangunan mengalami kerusakan. “Sampai hari ini terdata korban jiwa yang meninggal dunia ada 8 orang meninggal dunia di Jawa Timur dampak dari gempa bumi ini, 5 orang meninggal dunia di Lumajang, 3 orang meninggal dunia di Malang, jadi ini data yang kami dapatkan secara detilnya,” kata Raditya Jati.

“Dampak korban jiwa dan kerusakan 39 orang luka-luka, luka ringan, luka sedang, dan luka berat, kemudian juga beberapa rumah rusak jadi kalau kita lihat 642 unit rumah rusak berat, 845 unit rumah rusak sedang, dan seribu lebih (1.361) rumah rusak ringan, dan 179 unit fasilitas umum rusak, jadi lumayan berdampak pada fasilitas umum,” sambung dia.

(*/dtc)

Kami Hadir di Google News