Berita

Protes Jalan Hancur Karena Truk Tanah Clay, Warga Tutup Jalan Balai Baru – Gunung Sarik Kota Padang

102
×

Protes Jalan Hancur Karena Truk Tanah Clay, Warga Tutup Jalan Balai Baru – Gunung Sarik Kota Padang

Sebarkan artikel ini
tutup akses truk clay
Warga menempatkan meja, kursi dan drum untuk menutup akses truk clay sebagai bentuk protes. (ist)

mjnews.id – Aksi penutupan jalan kembali di terjadi di ruas jalan Balai Baru – Gunung Sarik, Kota Padang, Selasa (22/9/2020). Kali ini giliran warga Sawah Laing yang menutup badan jalan dengan meja dan drum.

Aksi itu berlangsung dari pukul 10.00 hingga siang. Jalan kembali dapat dilewati setelah ada upaya mediasi antara masyarakat dengan pengusaha tambang oleh pemerintah dan petugas. Mereka umumnya ibu-ibu rumah tangga

Sama dengan aksi-aksi sebelumnya, penutupan jalan itu dilakukan warga setelah kekesalan warga muncul karena jalan yang selama ini akses utama warga hancur karena truk. Puluhan truk dengan tonase tinggi setiap hari mengangkut tanah, clay dari Gunung Sarik ke Indarung.

Masyarakat tersebut menutup akses jalan dengan menggunakan drum dan meja. Aksi mereka melarang akses mobil truk membawa tanah clay melewati jalan Sawah Laiang. Karena selama ini dampak dari lalu lalangnya dum truk itu membuat kondisi jalan Lapau Manggih- Balai Baru sepanjang lebih kurang 1.5 km, rusak parah.

Ketua Pemuda Sawah Laiang, Hendri Putra mengatakan, masyarakat menuntut dengan harapan, agar jalan yang rusak dan berlubang diperbaiki dengan melakukan pengurukan. Kemudian, setiap truk yang membawa tanah clay menutup baknya dengan terpal agar tanah yang dibawa truk tidak berserakan di sepanjang jalan.

“Bahkan, hal ini sudah berkali kali disampaikan warga, namun hanya diabaikan supir truk,” ujarnya.

Dikatakan, kalau tidak hujan jalan harus disiram dua kali sehari agar tidak berdebu.. Kemudian, kecepatan mobil truk 30 km perjam, alias tidak perbolehkan ngebut. Lalu, jika hujan turun dilarang truk beroperasi dan pengusaha tambang dilarang menambang tanah clay.

Informasi Babinsa Koramil 05/Pauh-Kuranji Serka Syafri menyebutkan,, aksi demo tersebut akhirnya dilakukan upaya mediasi. Langkah mediasi melibatkan pihak tambang tanah clay dan masyarakat. Juga dihadiri Lurah Gunung Sarik Zahardi, Babinsa Gunung Sarik Serka Syafril, Ketua RT dan ketua Pemuda Sawah Laiang, koordinator tambang6tanah clay dan tokoh masyarakat.

“Dalam mediasi itu pihak koordinator tanah clay menyanggupi dan mengabulkan permintaan masyarakat dan akan memperbaiki jalan yang rusak parah,” ujar Syafril.

Lurah Gunung Sarik Zahardi membenarkan, aksi unjuk rasa yang dilancarksn sekitar puluhan warganya, khususnya warga Sawah Laiang RT 04/RW 04.

“Unjuk rasa blokir jalanan tersebut diakhiri dengan langkah mediasi,” ujar Zahardi.

Ketua LPM Gunung Sarik, Indra Mairizal Rj Bujang mengatakan, sepanjang jalan tersebut tidak diperbaiki oleh Pemko Padang, tidak menutup kemungkinan akan terjadi aksi yang sama pada masa mendatang.

“Mau bagaimana lagi, memang kondisi jalan itu yang sudah memprihatinkan keadaannya dan butuh diperbaiki,” ujar Indra.

Artinya, kata Indra, sekarang masalah jalan ini ibarat sepak bola, bola kini berada di kaki Pemko Padang. Dan posisi bola kini, sedang mati di kaki Pemko Padang. Sebab, di sisi lain, pihak penambang sudah melaksanakan kewajiban dan haknya. Begitu pula dengan PT Semen Padang sebagai konsumen telah melaksanakan kewajiban dan menerima haknya.

Katanya, pihak konsumen telah melaksanakan kewajibannya dengan membayarkan pajak ke Pemko Padang lebih kurang sekitar Rp 20 miliar setahun. Jadi, jika 10 atau 15 persen saja dari pajak itu dikembalikan untuk perbaikan jalan, maka jalan dari lokasi tambang Gunung Sarik – Lapau Manggih dan Balai Baru itu sudah seperti jalan tol kondisinya.

(*/eds)

Kami Hadir di Google News